Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Evolusi Nama Ilmiah Tanaman
14 Oktober 2020 18:26 WIB
Diperbarui 11 Februari 2021 9:10 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu apabila nama latin suatu spesies dapat berubah-ubah? Dan seringnya terjadi pada tanaman?
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu menemukan suatu spesies baik tumbuhan, hewan maupun mikroba mengalami perubahan nama, terutama untuk nama latin? Nama latin atau nama ilmiah dari suatu spesies memiliki makna penting perihal sejarah evolusinya, kekerabatannya hingga mewakili karakteristik khas yang dimiliki oleh spesies si empunya nama. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang klasifikasi spesies dikenal dengan Taksonomi, sedangkan sistem penamaan spesies dikenal dengan Nomenklatur. Seiring dengan kemajuan dunia penelitian, meningkatnya pemahaman para ahli tentang suatu spesies tertentu dan perkembangan ilmu biologi molekuler adalah beberapa alasan yang menyebabkan perubahan nama-nama ilmiah suatu spesies.

Satu spesies tertentu dapat berpindah “marga” atau membentuk keluarga baru ketika ada informasi baru dan lebih akurat diketahui. Hal ini menyebabkan klasifikasi yang telah ada saat ini menjadi tidak tepat. Yuk kita simak lebih lanjut bagaimana hal ini sering terjadi?
ADVERTISEMENT
Sistem klasifikasi makhluk hidup
Untuk membedakan mengenali antara satu jenis spesies dan spesies lain sistem penamaan dibuat. Penamaan ini didasarkan oleh taksonomi atau klasifikasi spesies tersebut dan kekerabatannya dengan spesies lain. pengklasifikasian ini pada mulanya oleh para ahli sebelum majunya teknologi biologi molekuler dan analisis DNA adalah dengan membandingkan morfologi tubuhnya atau kebiasaannya. Dengan perkembangan teknologi, pengklasifikasian tanaman saat ini banyak dilakukan dengan bukti-bukti analisis genetis, dan observasi biokimia pada spesies yang diamati. Penamaan spesies pada umumnya mengikuti kaidah penamaan dua nama atau binomial nomenclature atau juga dikenal dengan nama latin karena pada dasarnya menggunakan Bahasa Latin untuk menamai. Kaidah ini menggunakan dua kata yang terdiri dari nama genus spesies tersebut, dan diikuti oleh nama spesifiknya.
Hanya saja, sistem taksonomi yang kita gunakan saat ini, memiliki potensi akan terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi pendukung klasifikasi. Itu sebabnya dikatakan ilmu taksonomi belumlah lengkap. Diperkirakan dalam kurun waktu 250 tahun penelitian dan pengamatan para ahli telah menamai sekitar 1,78 juta spesies makhluk hidup dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Namun diperkirakan toal jumlah spesies yang belum diketahui sekitar 5 hingga 30 juta spesies. Sehingga wajar apabila selalu ada perkembangan dan perubahan nama ilmiah suatu spesies yang telah dipelajari dengan lebih teliti.
ADVERTISEMENT
Analisis DNA menyibak rahasia genus tanaman
Para ahli menyebutkan, tanaman merupakan salah satu kingdom yang banyak melalui perubahan nama dengan adanya perkembangan teknologi dalam bidang biologi molekuler. Dengan melakukan analisis DNA, banyak spesies tanaman berubah klasifikasinya. Sebagai contoh adalah beberapa tanaman yang banyak dikoleksi para pecinta tanaman hias yang kini sedang booming juga mengalami perubahan nama ilmiah, yakni tanaman Thaumatophyllum bipinnatifidum.
Thaumatophyllum bipinnatifidum sampai awal tahun 2018, dikenal dengan nama Philodendron bipinnatifidum (atau sinonimnya P. selloum). Tanaman dengan ukuran besar dan daun-daun berjari khas tropis ini sebelumnya diklasifikasikan dalam genus Philodendron. Perubahan taksonomi tanaman ini dikemukakan oleh Cassia Mônica Sakuragui dari Universitas Rio de Janeiro beserta timnya didasarkan oleh pemahaman secara mendetail mengenai morfologi tanaman ini dan pengenalan secara molekuler. Sakuragui menyatakan adanya perbedaan mendasar spesies bipinnatifidum dengan spesies dalam genus Philodendron lain terutama dalam level genetis. Sehingga bipinnatifidum kemudian diklasifikasikan dalam genus Thaumatophyllum yang lebih berdekatan dalam ikatan kekerabatan.
ADVERTISEMENT
Selain menggolongkan suatu spesies ke dalam genus baru atau genus lain yang telah ada, kemajuan ilmu taksonomi juga menyebabkan banyak spesies yang dikembalikan kepada genus asal yang pernah dicurigai sebelumnya namun tidak banyak mendapat dukungan para ahli botani. Contoh kasusnya adalah dikembalikannya tanaman dalam genus Dodecatheon ke dalam genus Primula berdasarkan analisis DNA.
Dalam kajiannya terhadap koleksi spesimen yang ada di museum-museum dunia yakni 4.500 spesimen dari jahe-jahean Afrika dan 40 jenis tanaman herbal yang berasal dari 21 negara, Dr Goodwin dari Departemen Ilmu Tanaman, Universitas Oxford beserta timnya menyatakan bahwa sekitar 58% dari spesimen tersebut memiliki nama yang salah berdasarkan ilmu taksonomi terbaru. Kesalahan ini juga terjadi pada beberapa specimen Dipterocarps and Ipomoea (atau morning glory). Goodwin juga menyatakan bahwa meski koleksi spesimen yang tersedia meningkat dua kali lipat dari tahun 1970, sekitar 50% spesimen dari daerah tropis diberi nama yang tidak tepat.
ADVERTISEMENT
FAN untuk Lampu Edison