Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Implan Otak Ini Mampu Menerjemahkan Visualisasi Tulisan Tangan Menjadi Teks
17 Mei 2021 17:02 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penelitian ini dikembangkan oleh Krishna Shenoy dan rekan-rekan satu timnya dari Howard Hughes Medical Institute di Stanford University. Shenoy dan tim menggunakan elektroda yang ditanamkan di dalam otak seorang pria berusia 65 tahun yang mengalami kelumpuhan dari leher hingga ke bagian bawah tubuhnya. Elektroda kecil sebanyak dua jaringan itu diimplan di permukaan otaknya, tepatnya di bagian otak yang mengontrol gerakan tangan dan jari.
Komunikasi berbasis pikiran: bagaimana cara kerjanya?
ADVERTISEMENT
Saat kita melakukan aktivitas −seperti berbicara, menggerakkan jari, tangan, kaki, atau apapun− otak kita menghasilkan aktivitas listrik tertentu. Selama puluhan tahun, para ilmuwan mencoba untuk menghubungkan aktivitas aliran listrik tersebut dengan mesin. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk keperluan memahami dan mengobati penyakit otak, namun juga untuk membantu para penyandang disabilitas.
Penelitian Shenoy dkk mengembangkan Brain-Computer Interface −BCI− yang memungkinkan orang dengan gangguan gerakan anggota tubuh untuk berkomunikasi dengan teks dari otak mereka. Mereka hanya perlu membayangkan sebuah kata atau kalimat di dalam otak. Dengan algoritma, Shenoy dan tim menemukan pola saraf yang menyertai setiap huruf yang dibayangkan dan menerjemahkan pola bayangan huruf di dalam otak menjadi teks di layar komputer. Tanpa menggunakan tangan!
ADVERTISEMENT
Mampu menerjemahkan dengan kecepatan normal
Dikutip dari Scientificamerican, menurut Shenoy, aktivitas otak partisipan mampu menghasilkan 90 karakter, atau sekitar 15 kata per menit. Hasil ini sama cepatnya dengan kecepatan rata-rata mengetik −di ponsel pintar− orang di usia tak jauh dari partisipan yaitu usia 65 tahun.
Shenoy juga mengungkapkan hal besar lainnya. Ia mengatakan bahwa “meskipun bahkan bertahun-tahun setelah mengalami cedera tulang belakang, dimana pasien tidak bisa menggerakkan tangan ataupun jarinya, kami masih bisa mendengar aktivitas listrik tersebut. Aktivitas listrik masih sangat aktif.”
Penelitian masih belum berakhir
Seperti yang dikatakan oleh Shenoy, perangkat ini belum menjadi sistem yang lengkap dan dapat digunakan secara klinis. Hal ini karena perangkat ini hanya digunakan pada satu individu, jadi para peneliti belum tahu seberapa baik perangkat ini bisa digunakan pada orang lain. Selain itu alphabet yang digunakan dalam algoritma belum termasuk dengan angka, huruf kapital, dan sebagian besar tanda baca. Perilaku implan juga berubah seiring waktu, sehingga sistem harus dikalibrasi ulang secara teratur untuk mempertahankan batas minimum tingkat kesalahan.
ADVERTISEMENT
Shenoy dkk mengungkapkan bahwa teknologi komunikasi berbasis pikiran ini masih dalam tahap awal. Diperlukan penelitian lanjutan dengan lebih banyak partisipan. Mereka juga mengatakan, berencana untuk menguji sistem tersebut dengan seseorang yang telah kehilangan kemampuan untuk berbicara dan bergerak.
Meskipun demikian, teknologi ini memiliki banyak potensi. Dengan kecepatan pengetikan yang signifikan, akurasi yang cukup baik, dan partisipan tidak harus benar-benar fokus secara visual, sangat memungkinkan untuk interaksi yang lebih normal antara pengguna dengan lingkungan di sekitar pengguna.
Teknologi ini berpotensi untuk dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh jutaan orang di dunia yang tidak dapat berbicara atau menggerakkan jari untuk mengetik karena otot geraknya terganggu. (fas)