Jika Petir Menyambar Lautan, Apakah Ikan Akan Mati Secara Massal?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2020 19:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jawaban: Tidak. Mau tahu alasannya? Simak ulasan dan beberapa fakta menarik seputar petir yang terjadi di lautan.
ADVERTISEMENT
Petir didefinisikan sebagai proses pelepasan energi listrik secara cepat di atmosfer. Petir dapat terjadi di dalam awan, dari satu awan ke awan lainnya, dari awan ke udara di sekitarnya, ataupun dari awan ke permukaan bumi. Petir sangat berbahaya dan mematikan. Suhu petir mencapai 30.000 derajat celsius atau sekitar 5 kali lipat lebih panas dari suhu permukaan matahari. Menurut Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat, dalam satu sambaran petir diperkirakan mengandung aliran listrik sebesar 300 juta volt dan 30.000 amp. Menakjubkan!
Petir di tengah laut | Image by skeeze from Pixabay
Petir lebih sering menyambar daratan dibandingkan lautan
Sebuah artikel yang diunggah di website resmi NASA memperlihatkan peta dari sensor yang mengorbit yang dapat mendeteksi kilatan petir. Hasil pemetaan petir menunjukkan bahwa petir lebih mungkin menghantam daratan dibandingkan dengan lautan. Hal ini lebih mungkin terjadi karena adanya pengangkatan massa udara ke ketinggian yang lebih tinggi dan suhu rendah (hingga titik embun) dan kondensasi. Air yang menguap dari lautan, terdorong ke arah daratan dan daratan lebih mendukung –daratan lebih panas pada siang hari dibandingkan dengan laut, menyebabkan konveksi dan ketidakstabilan atmosfer− terbentuknya udara jenuh (awan). Pembentukan awan massif dan banyak akan meningkatkan potensi terjadinya petir di daratan dibandingkan dengan di lautan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2014, sebuah studi yang diterbitkan pada Journal of Geophysical Research juga mengumpulkan data sambaran petir secara global selama lima tahun. Data yang diperoleh dari dua satelit cuaca itu menunjukkan bahwa petir menyambar daratan 10 kali lebih sering daripada di lautan.
Meskipun begitu, peta NASA menunjukkan ada beberapa wilayah laut yang relatif teratur terkena sambaran petir setiap tahun. Berbeda dengan sambaran petir di daratan, sambaran petir yang menghantam lautan akan menyebar ke samping –sejajar dengan permukaan air− dan ke bawah permukaan air menyerupai bentuk setengah bola yang mengembang. Ikan yang berada dalam radius setengah bola tersebut kemungkinan besar akan tersengat petir, sedangkan ikan yang berada di luar radius setengah bola kemungkinan akan selamat. Lalu bagaimana nasib ikan-ikan di sana?
ADVERTISEMENT
The fish survived!
Ketika petir menyambar lautan, ikan tidak mati bergelimpangan begitu saja. Ikan yang tidak berada di permukaan air dan tidak masuk dalam radius setengah bola tersebut kemungkinan besar akan selamat. Kecuali jika secara tiba-tiba ikan muncul ke permukaan air saat petir menyambar, maka kemungkinan besar ikan tersebut akan terkena efek sambaran petir yang menjalar sejajar dengan permukaan air.
Kebanyakan ikan juga memiliki ‘sensor’ cuaca. Ketika badai mulai datang, ikan cenderung bergerak mencari lokasi dengan kondisi lingkungan yang lebih nyaman. Sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan tahun 2015 meneliti tentang pergerakan ikan yang diakibatkan badai. Penulis tidak secara akurat menuliskan ke mana ikan tersebut pergi. Namun mereka memperkirakan ikan akan bersembunyi ke dalam terumbu untuk berlindung, atau berenang ke perairan yang lebih tenang dan nyaman.
ADVERTISEMENT
Selain itu banyak juga ikan yang sensitif terhadap suhu dan tekanan. Ketika badai akan datang maka kondisi cuaca berubah sangat drastis, mempengaruhi kondisi suhu dan tekanan air laut. Perubahan suhu dan tekanan air akan mempengaruhi perilaku ikan, mendorong ikan untuk mencari kondisi aman bagi mereka.
Ikan di laut | Image by joakant from Pixabay
Bagaimana dengan lumba-lumba dan paus yang sering muncul ke permukaan?
Para ahli biologi sepakat bahwa sangat mungkin mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus bisa mati karena tersambar petir. Selain itu beberapa ahli yang menggunakan pendekatan statistik –memperhitungkan waktu kemunculan paus ke permukaan, frekuensi kejadian petir, luas samudera, dan jumlah paus− mengemukakan bahwa sangat mungkin paus mati terbunuh akibat tersambar petir. Namun hingga saat ini belum ada bukti kuat mengenai mamalia laut yang mati akibat tersambar petir.
ADVERTISEMENT
Sumber lain: https://oceantoday.noaa.gov/lightning/