“Kantung Renang” Pada Ikan

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
3 Juni 2018 19:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konsepnya digunakan pada kompensator apung yang digunakan penyelam scuba
ADVERTISEMENT
Kebanyakan ikan mempunyai suatu organ yang disebut sebagai “kantung renang.” Organ ini dapat diisi angin atau dikosongkan sesuai keinginan ikan tersebut melalui insangnya. Sehingga memungkinkan ikan untuk mengapung lebih tinggi atau menenggelamkan diri lebih rendah, bahkan jika ikan ingin bertahan di kedalaman yang sama. Kemampuan ini tidak jauh berbeda dengan Kompensator Apung (Bouyancy Compensator) yang biasa digunakan oleh penyelam scuba. Akan tetapi kantung renang ini menimbulkan efek samping yang cukup merugikan, karena kemampuannya untuk mengapung, tenggelam, dan mengambang tanpa menghabiskan energi berlebih membuat ikan menjadi tidak stabil. Berdasarkan pemaparan para ahli, posisi “pusat apung” yang terletak di bawah pusat massa ikan, di dekat perut membuat mereka sangat rentan terhadap gerakan hidrostatis. Inilah sebabnya mengapa ikan sering terlihat mengepakkan siripnya, bahkan saat tidak sedang bergerak atau berada pada kondisi air yang tenang. Begitu pun ketika ikan dalam kondisi sakit atau terluka, mereka terkadang akan mulai berenang ke arah tepian atau justru terbalik. Artinya mereka mulai kehilangan kemampuan untuk menjaga keseimbangan hidrostatiknya, sehingga bagian yang lebih ringan dari tubuhnya secara otomatis akan mencoba mengapung ke permukaan. Saat ikan mati, mereka benar-benar akan kehilangan seluruh kemampuannya bergerak bebas dan selanjutnya daya apung yang berasal dari kantung renang akan menunjukkan fungsinya.
Sumber gambar: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT