Kapan Bahan Bakar Fosil akan Habis?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Juli 2021 9:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dibentuk selama jutaan tahun, ternyata bahan bakar fosil hanya bisa digunakan untuk 200 tahun-an saja. Kapan bahan bakar fosil yang tersisa di bumi akan habis? Bagaimana upaya dunia dalam menghadapinya?
ADVERTISEMENT
SDA yang tidak dapat diperbaharui
Bukan sebuah rahasia bahwa bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Namun manusia sepertinya sering lupa bahwa cadangan bahan bakar fosil akan habis dengan segera.
Benar bahwa manusia terus menemukan lokasi sumber cadangan bahan bakar fosil baru, namun nyatanya jumlah penemuan cadangan baru ini tidak sebanding dengan tingginya peningkatan jumlah kebutuhan dan permintaan bahan bakar fosil dunia.
Ilustrasi Oil Platform | Sumber: Max Pixel
Konsumsi bahan bakar fosil global
Bahan bakar fosil, saat itu batu bara, kali pertama digunakan sekitar tahun 1880 untuk menghasilkan listrik rumah dan pabrik. Kemudian selama Revolusi Industri, pembakaran bahan bakar fosil terus meningkat dan berkembang, dari batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
ADVERTISEMENT
Konsumsi bahan bakar fosil meningkat secara signifikan, sekitar delapan kali lipat sejak tahun 1950, kemudian meningkat kembali sekitar dua kali lipat di tahun 1980. Pembakaran bahan bakar fosil kembali meningkat dua kali lipat di tahun 2019, dari tahun 1980 sebanyak 70.000 teraWatt per jam hingga pada tahun 2019 lebih dari 136.000 teraWatt per jam.
Berapa lama lagi kita kehabisan bahan bakar fosil?
Berdasarkan artikel pada laman MAHB Stanford, bahan bakar fosil memiliki limit/batas konsumsi. Dari MAHB Stanford dapat kita lihat grafik prediksi cadangan bahan bakar fosil untuk beberapa puluh tahun mendatang. Grafik ini menunjukkan cadangan energy masa depan (dalam BTOE, billion tonnes of oil equivalent atau miliar ton setara minyak) sebagai fungsi tahun.
ADVERTISEMENT
Dari perhitungan tersebut (memperhitungkan cadangan energi saat ini, peningkatan populasi global, dan permintaan energi global) maka diperoleh:
Minyak akan berakhir pada 2052 – 31 tahun lagi
Gas akan berakhir pada 2060 – 39 tahun lagi
Batu bara akan bertahan hingga tahun 2090 – 69 tahun lagi
Bagaimanapun, peneliti, organisasi, dan pemerintah memiliki perhitungan yang berbeda-beda. Dari laman Zmescience misalnya, dengan memperhitungkan rasio cadangan energi dengan tingkat produksi, mereka memperkirakan minyak akan habis dalam waktu 53 tahun, gas alam dalam 54 tahun, dan batu bara dalam 110 tahun. Sementara itu American Petroleum Institute memperkirakan pasokan minyak dunia 1999 akan habis antara tahun 2062 dan tahun 2094, dengan asumsi total cadangan minyak dunia antara 1,4 – 2 triliun barrel.
ADVERTISEMENT
Meskipun perhitungannya berbeda, tidak akan dapat dipungkiri bahwa dunia akan segera kehabisan cadangan bahan bakar fosil dalam beberapa puluh tahun kemudian.
Energi non bahan bakar fosil
1. Energi terbarukan
Energi terbarukan memang kalah pamor dengan bahan bakar fosil. Namun, dunia secara aktif terus mengembangkan teknologi sumber energi terbarukan seperti energy tenaga surya, angina, dan air. Dilansir dari laman MAHB Stanford, saat ini energi terbarukan sudah berkontribusi ¼ dari permintaan dunia. Produksi listrik terbarukan global meningkat sebesar 6,3% pada tahun 2017. China dan UE berkontribusi 50% dari peningkatan pembangkit listrik berbasis terbarukan, diikuti oleh AS, India, dan Jepang.
Ilustrasi Wind Turbine | Image by Matthias Böckel from Pixabay
2. Energi tenaga nuklir
Energi tenaga nuklir semakin menonjol mengingat satu-satunya system basis alternatif yang mampu menyediakan listrik terus menerus 24 jam sehari, dan bebas karbon. Energi tenaga nuklir pertama kali dikembangkan pada tahun 1950-an dan sejak itu fitur keamanannya berkembang jauh lebih baik. Saat ini lebih dari 11% listrik dunia dihasilkan dari energi nuklir. Nuklir tumbuh sebesar 3,3% pada tahun 2018 terutama sebagai akibat dari kapasitas baru di Cina dan kembali dimulainya 4 reaktor di Jepang.
ADVERTISEMENT
Sumber: 1, 2, dan 3