Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kecubung, Tanaman Memabukkan yang Tumbuh Liar
6 Agustus 2020 6:56 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini sempat viral sebuah video yang memperlihatkan sebuah tanaman yang bisa membuat orang yang mengkonsumsinya menjadi ‘gila tak sadarkan diri’ untuk beberapa waktu. Di Indonesia tanaman tersebut dikenal dengan nama kecubung. Meskipun memiliki efek memabukkan yang kuat, ternyata kecubung dibiarkan tumbuh liar di tanah Indonesia. Yuk, berkenalan dengan kecubung.
ADVERTISEMENT
Origin dan persebaran
Dalam dunia botani, kecubung disebut dengan nama Datura yang masuk dalam famili Solanaceae. Kecubung juga dikenal dengan nama lain Jimson weed dan thorn apples, dan biasanya ditanam sebagai tanaman kebun karena bunganya yang indah. Datura terdiri dari 9 hingga 12 spesies, dan tersebar luas secara global. Asal tanaman ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Datura ferox misalnya, sudah lama diperkirakan berasal dari Tiongkok, Datura metel berasal dari India dan Asia Tenggara, dan Datura leichhardtii dari Australia. Namun penelitian terbaru melaporkan bahwa datura berasal dari Amerika tengah. Di Indonesia spesies datura yang sering dijumpai adalah jenis Datura metel L..
Deskripsi
Kecubung termasuk tumbuhan perdu yang bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 3 meter. Daunnya berwarna hijau, lebar, dan berbulu, memiliki sisi daun bergerigi yang tidak teratur. Bunganya berbentuk seperti terompet dan mekar di malam hari. Bunganya wangi dengan warna yang cukup bervariasi dari putih, pink, kuning, dan ungu. Buah kecubung berbentuk kapsul berduri berdiameter 3 hingga 10 cm yang berisi biji halus seperti biji tomat. Daun dan batang kecubung yang telah dihancurkan akan mengeluarkan aroma yang cukup kuat.
ADVERTISEMENT
Bagian beracun dan efek yang ditimbulkannya
Setiap bagian dari tanaman ini beracun dan mengandung alkaloid seperti scopolamine, hyoscyamine, dan atropine. Senyawa alkaloid sendiri adalah substansi yang relative toksis yang bekerja utama pada susunan saraf pusat. Efek yang ditimbulkan dapat berupa analgesic dan narkotik. Hal inilah yang menyebabkan kecubung sering disalahgunakan untuk alasan ingin merasakan efek ‘fly’. Padahal efek yang ditimbulkan bukan sekedar halusinasi belaka, namun juga perasaan ketakutan yang tidak nyaman, dehidrasi, perilaku yang tidak biasa yang bisa bertahan hingga 3 hari, penurunan daya penglihatan dan kebutaan, hingga overdosis yang berujung kematian. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh American Association of Poison Control Center, tanaman ini telah membunuh ratusan orang dan meracuni ribuan orang Amerika setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Para ahli juga mengatakan konsumsi tanaman ini menjadi semakin popular di kalangan remaja karena tersebar melalui internet tanpa dibarengi dengan pengetahuan yang memadai. Beberapa pemuda yang nekat mencoba kecubung menceritakan pengalaman mereka selama 3 hari ‘menjadi gila’. Sesaat setelah meminum ramuan kecubung mereka tertidur dengan pulas, namun saat bangun mereka bingung apakah mereka sudah bangun atau masih bermimpi. Penglihatan mereka kabur, timbul halusinasi yang menyebabkan mereka tidak dapat membedakan benda-benda yang ada di hadapannya. Mereka juga mengatakan akan sangat mudah bagi mereka untuk melemparkan diri ke jalan raya dan menabrakkan diri ke truk yang sedang melaju kencang. Setelah dua hari mereka akan memakan semua benda yang mengkilap seperti krim wajah atau body lotion. Mereka kehilangan kesadarannya selama berhari-hari!
ADVERTISEMENT
Manfaat kecubung
Penggunaan kecubung yang disalahgunakan akan berakibat fatal, namun jika dimanfaatkan dengan baik maka akan berguna untuk pengobatan dan bahkan sebagai insektisida botanis. Dilansir dari ncbi, penggunaan kecubung harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan dengan dosis yang tepat.
Dengan dosis yang tepat, kecubung dapat dimanfaatkan sebagai antiasma, antimikroba, antikanker, antiinflamasi, hingga antifungal. Beberapa penelitian juga melihat potensi kecubung sebagai insektisida botanis yang ramah lingkungan.
Peraturan tentang penggunaan kecubung
Hingga artikel ini ditulis, kecubung –dalam peraturan di Indonesia− tidak termasuk dalam daftar undang-undang tentang penggolongan narkotika, sehingga tidak ada batasan secara hukum dalam penggunaannya. Hal ini cukup merepotkan karena jika ada laporan penyalahgunaan kecubung ke pihak berwajib maka polisi atau BNN tidak dapat memberikan tindakan hukum yang sesuai. Sementara itu penyalahgunaan kecubung sering dilaporkan meresahkan warga dan bahkan membahayakan masyarakat sekitar. Bagaimana menurut kamu?
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3621465/