Kesiapan Teknologi Nano Sebagai Penyembuh Kanker

Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2019 21:46
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Teknologi nano memiliki banyak nilai lebih jika dibandingkan dengan berbagai treatment kanker yang lain.
Tiga metode paling umum untuk penanganan kanker saat ini adalah operasi bedah, kemoterapi, dan radiasi. Kita ambil contoh yang paling umum adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah treatment dengan menggunakan berbagai obat anti kanker yang disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Prinsip kerja dari kemoterapi adalah menghambat perkembangan dan perkembangbiakan sel. Poin ini menjadi penting karena sel kanker adalah sel yang “tidak mau mendengarkan” perintah dari kode genetik untuk berhenti melakukan perkembangbiakan. Namun, kemoterapi membawa pengaruh pada sel kanker dan juga sel sehat. Salah satu efek samping yang paling umum adalah kerontokan rambut karena obat yang digunakan pada kemoterapi cenderung menghambat sel-sel yang berkembang biak secara cepat seperti halnya sel rambut.
Treatment lain yang juga umum dilakukan adalah radioterapi. Radioterapi memanfaatkan radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Kelemahan dari radioterapi adalah radiasi yang diterima oleh organ-organ lain yang sebenarnya sehat.
Belasan tahun ke belakang, teknologi nano gencar dikembangkan. Teknologi nano adalah teknologi yang memanfaatkan material berukuran nano, yaitu 1 x 10-9. Diantara aplikasinya adalah drug delivery, medical imaging, dan juga terapi kanker berbasis diathermy.
Drug delivery :
Drug delivery memanfaatkan emas atau carbon nanotube berukuran nano untuk mengantarkan obat ke bagian tubuh tertentu yang dituju. Kelebihan metode drug delivery ini dibanding dengan memasukkan obat dari mulut atau injeksi adalah efektifitas. Jika obat dimasukkan dari mulut, maka obat harus melalui jalur yang lebih panjang yaitu sistem pencernaan. Efektifitas obat juga akan menurun karena sepanjang jalan yang dilalui obat akan terserap. Tidak hanya itu, serapan obat juga membuat organ-organ yang sebenarnya tidak dituju seperti ginjal terkena dampak buruk. Drug delivery dapat dilakukan dengan memasukkan obat ke nanotube atau nanogold. Untuk menemukan target sasaran, maka nanogold atau nanotube terlebih dahulu dilapisi dengan antigen yang cocok dengan antibodi di organ yang ditarget. Antibodi dan antigen adalah sepasang seperti kunci dan gembok. Akibatnya, jika belum sampai di organ yang dituju, maka obat tidak akan dilepaskan oleh partikel nano. Tidak hanya obat, berbagai partikel nano dapat membawa enzim, DNA, dan zat-zat kimia lain.
Medical Imaging :
Medical imaging adalah bidang yang fokus pada pencitraan untuk deteksi penyakit, seperti kanker, tumor, penumpukan plak jahat pada pembuluh darah, dan lain sebagainya. Terkadang untuk mendeteksi tumor yang ukurannya amat kecil, pemeriksaan menggunakan metode konvensional seperti Computed Tomography (CT-Scan), atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) cukup sulit untuk dilakukan. Dengan memanfaatkan hubungan spesifik antara antigen sel tumor dengan antibodi yang telah disebutkan di atas, serta menambahkan zat yang menyala seperti fluorescence, maka dimanapun dan sekecil apapun sel tumor dapat terdeteksi.
Terapi diathermy :
Diathermy adalah terapi yang memanfaatkan panas untuk membunuh sel kanker. Prinsipnya adalah memanfaatkan partikel emas nano yang mudah menyerap panas. Seperti mekanisme di atas, dengan mekanisme hubungan antara antibodi dan antigen, maka partikel emas nano dapat menemukan sel kanker. Setelah sampai di sel target, maka dari luar tubuh pasien akan disinari dengan infra red. Panas dari infrared akan diserap oleh partikel emas nano dan dihantarkan ke sel kanker. Akibatnya, sel kanker akan menyerap panas dan kemudian mati.
Biosensor :
Biosensor adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi partikel biologis yang terdapat pada tubuh manusia seperti gula, kolesterol, dan lain sebagainya. pada tahun 2010, peneliti dari Yale University membuat biosensor berbahan dasar nano yang dapat mendeteksi bibit kanker payudara dan prostat dari sampel darah utuh dengan volume beberapa nanogram tanpa harus dilakukan proses purifikasi. Sedangkan peneliti dari Israel Institute of Technology berhasil membedakan antara subjek sehat dan subjek yang terkena kanker (prostate, payudara, paru, dan usus) hanya dari sampel hasil hembusan nafas pasien.
https://nhsjs.com/2012/nanotechnology-and-the-new-age-of-cancer-treatment/
https://www.cancer.gov/nano/cancer-nanotechnology/treatment
Ilustrasi Carbon Nanotube. Sumber Gambar : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Carbon Nanotube. Sumber Gambar : Pixabay
editor-avatar-0