news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kotamu Bisa Diasosiasikan Dengan Suatu Warna Tertentu Lho! Bagian 2

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
6 Agustus 2020 14:32 WIB
clock
Diperbarui 11 Februari 2021 9:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ternyata kota-kota di Indonesia dapat diasosiasikan terhadap warna-warna tertentu. Warna-warna ini mewakili karakter secara visual kota-kota tersebut. Sebuah kelompok studi di Universitas Binus melakukan kajian pada tahun 2014 dengan melakukan asosiasi warna pada berbagai kota di Indonesia. Dipimpin oleh Dr. Mita Purbasari kelompok kajian ini merangkup asosiasi kultural atas warna dari beberapa kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengasosiasikan visualisasi warna yang digunakan pada beragam aspek kebudayaan kota-kota tersebut seperti seni tari, seni rupa, seni pertunjukan, seni music, makanan tradisional, arsitektur hingga tekstil. Warna yang mewakili suatu kota adalah komposisi warna dominan yang digunakan dalam aspek-aspek kebudayaan yang telah diidentifikasi.
ADVERTISEMENT
Apa saja ya, warna-warna yang mewakili kotamu? Berikut ini bahasan tiga kota di Pulau Sumatera dengan asosiasi warna-warna yang melekat dalam kebudayaannya. Yuk kita simak!
Banda Aceh
Analisis mengenai warna yang mendominasi Kota Banda Aceh didasari oleh kebudayaan seperti Seni Tari yakni Saman, Seudati, Laweut, Tarek Pukat, Cangklak Meusago, Seurune Kalee, dan Rapai Daboh; Seni Musik seperti Seurune Kalee (seruling); Seni Rupa yang berupa makanan tradisional yakni asinan pala, sanger, lepat, rujak aceh samalanga, keumamah, arsitektur bangunan, tekstil yakni songket, baju adat: dan Seni Pertunjukan atau Seni Panggung seperti Rapai Daboh atau permainan ketangkasan.
Tari Saman dengan dominasi warna hitam dan merah. Sumber: Wikimedia Commons
Kebudayaan masyarakat Kota Banda Aceh didominasi oleh kebudayaan dan hukum syariat Islam namun juga ada pengaruh kebudayaan Hindu, Budha, animisme maupun dinamisme yang dapat dilihat pada pakaian dan makanan. Warna-warna yang mendominasi adalah emas, hitam, merah cabai, kuning dan jingga. Warna-warna pendukung lain diantaranya merah tua, hijau tua dan hijau muda, ungu tua kemerahan. Warna-warna ini banyak dijumpai pada kerajinan tekstil, makanan dan rumah adat.
ADVERTISEMENT
Medan
Di Kota Medan, analisis warna kebudayaan Masyarakat Medan dilakukan dengan menganalisis jenis-jenis kebudayaan seperti, Tari Tortor, Tari Morah morah, Tari Parakut, Tari Sipajok, Tari Patam patam, Tari Kebangkiung, dan Tari Serampang XII, makanan tradisional seperti saksang, pancake durian, bika ambon, mie gomak, arsik, lappet, sayur ubi daun tumbuk, bubur sitohap, pelleng, dengke naniarsik. Sedangkan minuman tradisional juga digunakan sebagai objek analisis selain kerajinan tekstil berupa songket, tenun ikat, ulos, uis, atau oles. Arsitektur bangunan tradisional seperti Rumah Bolon juga digunakan sebagai objek analisis selain seni music Sikambang.
Warna Kebudayaan Di Kota Medan didominasi oleh warna-warni Kebudayaan Suku Batak, yakni hitam, merah dan putih. Sumber: Wikimedia Commons
Warna dominan yang mewarnai Kota Medan kuat diasosiasikan dengan kebudayaan Masyarakat Batak dengan tiga warna utama yakni hitam, merah dan putih. Dan warna pendukung seperti kuning, jingga, hijau dan biru. Ketiga warna utama banyak ditemukan pada kerajinan tekstil yakni kain ulos, arsitektur bangunan tradisional dan makanan tradisional. Ketiga warna utama pada kebudayaan masyarakat Batak, mengandung makna simbolis sebagai dunia bawah untuk warna hitam, dunia tengah warna merah dan dunia atas atau para dewa untuk warna putih.
ADVERTISEMENT
Padang
Untuk Kota Padang, warna-warna yang mendominasi kebudayaan Masyarakat Minangkabau adalah warna-warna cerah seperti merah, emas, hijau, kuning kejinggaan, hitam, merah tua, ungu tua kemerahan dan warna toska. Warna-warna ini sering ditemukan pada kerajinan tekstil kain tradisional dan baju pengantin masyarakat Minangkabau. Masyarakat Minangkabau suka menggunakan warna-warna yang sifatnya kontras secara bersamaan.
Warna-warna dominasi ini banyak ditemukan pada kesenian berupa Seni Tari Piring, Tari Payung, Tari Pasambahan, Tari Gelombang, dan Tari Serampang Duabelas. Selain itu juga warna-warna tersebut digunakan dalam arsitektur Rumah Gadang, makanan tradisional seperti rendang, balado, gulai tambusu, ayam gulai, ayam pop, dan sate. Seni music dan seni pertunjukan juga tentunya menggunakan warna-warna ini dalam pementasan seperti pada pertunjukan wayang golek, dan bela diri yang menggunakan rebana, gendang serunai dan lain sebagainya.
Warna dominan di Kota Padang diwakili oleh merah, hitam dan emas bagi budaya Masyarakat Minangkabau. Sumber: Wikimedia Commons
Bagi masyarakat Minangkabau warna merah menyala merupakan gambaran keberanian dan semangat. Warna ini banyak ditemukan pada kuliner Minangkabau yang cenderung didominasi dengan rasa pedas yang seolah memperkuat gambaran keberanian tadi. Sedangkan warna hitam yang banyak dikenakan oleh pria menggambarkan kepemimpinan. Warna hijau menggambarkan kesejukan dalam tatanan kehidupan masyarakatnya yang guyub, sedangkan pengaruh kebiruan pada warna toska merupakan gambaran kedalaman budi pekerti dari masyarakat yang menjunjung tinggi adat istiadat.
ADVERTISEMENT
FAN untuk Lampu Edison