Konten dari Pengguna

Kotamu Bisa Diasosiasikan oleh Suatu Warna Tertentu, lho! (Bagian 1)

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
17 Juli 2020 14:10 WIB
clock
Diperbarui 11 Februari 2021 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ternyata kota-kota di Indonesia dapat diasosiasikan terhadap warna-warna tertentu. Warna-warna ini mewakili karakter secara visual kota-kota tersebut. Sebuah kelompok studi di Universitas Binus melakukan kajian pada tahun 2014 dengan melakukan asosiasi warna pada berbagai kota di Indonesia. Dipimpin oleh Dr. Mita Purbasari kelompok kajian ini merangkum asosiasi kultural atas warna dari beberapa kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengasosiasikan visualisasi warna yang digunakan pada beragam aspek kebudayaan kota-kota tersebut seperti seni tari, seni rupa, seni pertunjukan, seni music, makanan tradisional, arsitektur hingga tekstil. Warna yang mewakili suatu kota adalah komposisi warna dominan yang digunakan dalam aspek-aspek kebudayaan yang telah diidentifikasi.
ADVERTISEMENT
Apa saja ya, warna-warna yang mewakili kotamu? Berikut ini lima kota di Pulau Jawa dengan asosiasi warna-warna yang melekat dalam kebudayaannya. Yuk kita simak!
Jakarta
Berdasarkan hasil analisis Kota Jakarta yang merupakan daerah istimewa dan Ibukota Indonesia, warna yang mendominasi adalah warna-warna yang menghiasi kebudayaan betawi, seperti merah, hijau, kuning, jingga dan biru. Warna-warna cerah lekat hubungannya dengan kebudayaan Betawi yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Cina yang menyukai warna merah dan warna-warna cerah. Kesenian yang digunakan sebagai objek kajian seperti Tari Yapong, Tari Topeng, rebana, gambus, Keroncong Tugu, Gambang Kromong, qasidah, makanan jajanan pasar, bir pletok, arsitektur rumah adat, tekstil yang diwakili oleh batik dan baju adat, serta ondel-ondel, wayang, dan lenong.
Warna-warni cerah kostum Ondel-ondel, petunjukan khas Kota Jakarta. Sumber: Wikimedia Commons
Dr Mita dan timnya menemukan bahwa warna-warna cerah ini tidak memiliki format yang pasti dalam penggunaannya, dan diasosiasikan dengan ketegasan masyarakat Betawi dalam menjalani kehidupan. Warna-warna cerah yang banyak digunakan dalam upacara adat masyarakat betawi, dapat membangkitkan suasana suka cita dan kemeriahan acara yang diwakili oleh warna pakaian, warna dekorasi, hingga warna makanan.
ADVERTISEMENT
Bandung
Bandung, Ibukota Provinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan dominasi kebudayaan Sunda banyak dipengaruhi oleh asimilasi kebudayaan Cina dan Eropa. Objek kesenian yang dikaji seperti Tari Merak, Tari Jaipongan, arsitektur rumah panggung, batik, baju adat Sunda, degung, calung, angklung; wayang golek, dan reog.
Wayang Golek koleksi Asian Art Museum, San Fransisco. Sumber: Wikimedia Commons
Penggunaan warna-warna yang lebih beragam dan lebih muda ditemukan pada beragam aspek kebudayaan dan mendominasi pada daerah ini seperti hijau pupus (hijau muda), toska, biru keunguan dan merah muda. Dibandingkan dengan warna-warna Jakarta yang lebih meriah dan lugas, warna-warna Bandung lebih lembut, dan kalem.
Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan satu-satunya daerah kesultanan di Indonesia yang dipimpin oleh seorang Sultan. Kajian asosiasi warna pada aspek kebudayaan meninjau Tari Jathilan, Tari Angguk, Tari Serimpi, Tari Golek Asmorodono, Tari Topeng, Tari Ramayana, Joglo, Gudek, Gamelan, pertunjukan Wayang, Kethoprak, maupun karawitan. Yogyakarta diasosiasikan dengan warna-warna dominan seperti coklat atau warna sogan, hijau, coklat muda, dan biru indigo. Warna-warna ini banyak digunakan pada batik, wayang, serta arsitektur tradisional.
Warna-warna batik khas Yogyakarta didominasi coklat dan biru indigo. Sumber: Wikimedia Commons
Semarang
ADVERTISEMENT
Hampir mirip dengan Yogyakarta, Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki warna dominan coklat, namun nampak variasi dengan pencampuran warna kuning. Hal ini dapat ditemui di beberapa kuliner dan tekstilnya. Selain itu Kota Semarang dengan objek kajian seperti Tari Semarangan, Tari Lilin, lumpia, bandeng, Joglo, batik, Gambang Semarangan, Wayang, dan Kethoprak menunjukkan dominasi warna-warna cerah seperti merah, pink, kuning, dan hijau. Keragaman penggunaan warna ini dimungkinkan karena adanya ragam perpaduan budaya dari banyak pendatang yang berkumpul di Semarang.
Warna-warna wayang yang mengasosiasikan Semarang dengan ragam warna. Sumber: Wikimedia Commons
Surabaya
Surabaya sebagai Ibu kota Provinsi Jawa Timur memiliki perbedaan dominasi warna dibandingkan dengan warna-warna pada Kota Yogyakarta atau Semarang. Meskipun masih didominasi oleh nuansa coklat atau sogan seperti kedua kota lainnya, warna-warna Surabaya kuat dipengaruhi oleh kebudayaan Madura. Selain coklat dan hijau, di Surabaya terdapat dominasi warna merah dan hitam. Warna-warna ini diasosiasikan dari objek kajian antara lain Tari Remo, Tari Lenggang, rawon, rujak cingur, leker, tahu tek, gending jula juli, kentrung; reog, maupun ludruk. Warna merah dan hitam melambangkan kekuatan dan keberanian yang tercermin pada karakter khas masyarakat Surabaya yakni masyarakat yang kuat dan berani.
Reog Ponorogo yang biasanya didominasi hiasan warna merah dan hitam. Sumber: Wikimedia Commons
FAN untuk Lampu Edison
ADVERTISEMENT
Sumber: 1 dan 2.