Konten dari Pengguna

Kucing “Glow In The Dark “

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
5 Februari 2018 20:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bisa membantumu dalam gelap
Bioluminescence, kemampuan untuk memancarkan cahaya, terjadi secara alami pada organisme seperti ubur-ubur, serangga dan jamur. Pada tahun 1961, Osamu Shimomura dan rekan-rekannya, melakukan percobaan dengan memodifikasi organisme non-bioluminescent secara genetis untuk memancarkan cahaya. Pada awalnya, bioluminescence hanya digunakan pada organisme bersel tunggal. Sekarang, para ilmuwan menggunakan protein dalam organisme bersel banyak seperti kucing. Dalam kasus ini, kucing yang "ditandai" dengan protein Green Fluorescent Protein (GFP) juga berhasil menghasilkan protein yang melindungi mereka terhadap Feline Immunodeficiency Virus (FIV) . FIV adalah virus yang menyebabkan demam kucing, dan sebanding dengan Immunodeficiency Virus (HIV). Namun beberapa eksperimen lain juga harus diselesaikan sebelum mengetahui manfaat dari penelitian ini, namun hasilnya sejauh ini menjanjikan. Seiring penelitian terus berlanjut, akan ada kucing yang lebih bersinar dan bisa terlihat jelas dalam gelap, glow in the dark !
ADVERTISEMENT
Kucing “Glow In The Dark “
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar : factslides