Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Loneliness atau Kesepian, Salah Satu Masalah Kesehatan Terkini
10 Desember 2020 11:42 WIB
Diperbarui 11 Februari 2021 8:59 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan zaman dan pencapaian peradaban manusia seperti kemajuan teknologi komunikasi yang dapat menghubungkan seluruh manusia dari berbagai penjuru dunia secara langsung tanpa ada perbedaan waktu penerimaan. Kemajuan ini menyebabkan kita memiliki akses tidak terbatas pada sumber informasi, melakukan komunikasi dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Namun kemajuan dan pencapaian teknologi ini ternyata tidak membuat setiap orang merasa terhubung dengan dunia luar. Diketahui banyak orang mengalami masalah kesepian meski dengan akses terhadap informasi dan akses komunikasi tidak terbatas.
ADVERTISEMENT
Angka kesepian di negara-negara maju
Pada tahun 2019 WHO melaporkan masalah kesepian ini adalah masalah yang dialami secara global. Dalam reviewnya terhadap berbagai studi dan eksperimen, Louse C Hawkey dan John T Cacioppo menyimpulkan gejala kesepian lumrah ditemukan, sebanyak 80% ditemukan pada remaja di bawah 18 tahun dan 40% ditemukan pada lanjut usia di atas 65 tahun.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh salah Cigna, sebuah perusahan asuransi pada tahun 2018 pada sebanyak 10,000 orang dewasa di Amerika ditemukan bahwa tiga dari lima orang mengalami kesepian dan semakin banyak orang yang mengakui mereka merasa tidak dipahami, ditinggalkan bahkan merasa sendiri. Dan berdasarkan survei lanjutan pada tahun 2020 ditemukan terdapat peningkatan responden yang mengalami kesepian sebanyak 13% dari survey sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah generasi muda ternyata lebih sering mengalami kesepian dibandingkan dengan generasi-generasi yang lebih tua. Pada generasi Z tercatat sebanyak 79%, atau 8 dari 10 responden mengalami kesepian, dan pada generasi milenial, 7 dari 10 responden mengaku mengalami kesepian. Sedangkan untuk generasi baby boomers, 5 dari 10 responden yang menyatakan mengalami kesepian.
ADVERTISEMENT
Di Inggris sendiri menurut survey yang dilakukan oleh pemerintah inggris pada tahun 2018 pada sejumlah dokter umum atau dokter keluarga, menyatakan bahwa mereka menemui satu hingga lima orang setiap harinya dengan keluhan kesepian. Keluhan kesepian ini kemudian dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan lain seperti masalah jantung, stroke, hingga Alzheimer. Sebanyak lima orang dari orang dewasa di Inggris merasa kesepian hampir sepanjang waktu. Berdasarkan survey ini pula diketahui bahwa sebanyak kurang lebih dari 200,000 orang berusia lanjut tidak pernah berkomunikasi dengan kerabat atau keluarga dalam kurun waktu satu bulan. Berdasarkan temuan ini pemerintah Inggris membentuk satu kementrian khusus untuk mengatasi masalah kesepian secara nasional.
Studi terkini yang dilakukan dalam BBC Loneliness Experiment memberikan gambaran tentang gejala kesepian yang dialami oleh orang dengan beragam jenis kelamin, usia dan latar belakang budaya. Dengan menganalisis sebanyak lebih dari 46,000 responden berusia 16 hingga 99 tahun yang tinggal di 237 negara berbeda. Penelitian ini menunjukan gejala kesepian akan meningkat pada masyarakat dengan budaya individualis. Gejala kesepian juga ditemukan lebih banyak pada usia muda dan jenis kelamin laki-laki dibanding pada perempuan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia sendiri, banyak penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan masalah kesepian pada usia lanjut dan pada usia remaja. Kesepian pada usia lanjut diteliti memiliki andil pada resiko kematian dini dan pada remaja diketahui kesepian dapat mengakibatkan berbagai masalah dan gangguan kejiwaan serta kesehatan mental.
Stigma terhadap kesepian
Kesepian dan berbagai masalah kesehatan mental yang berkaitan denganya seperti depresi seringnya memunculkan berbagai stigma dalam masyarakat. Penderita selain dilabeli oleh stigma yang cenderung negatif, juga terkadang diabaikan sehingga menimbulkan beragam dampak negatif seperti peningkatan risiko kematian prematur pada usia lanjut atau peningkatan gejala masalah-masalah kesehatan fisik dan mental pada usia lebih muda yang juga banyak berujung pada resiko kematian.
ADVERTISEMENT
Bagaimana mengatasi kesepian?
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa kesepian adalah dengan membangun komunikasi dengan orang-orang terdekat seperti keluarga atau kerabat baik secara langsung atau dengan metode face to face atau dengan menggunakan teknologi komunikasi. Selain itu melakukan aktivitas yang disukai dan dilakukan bersama-sama dengan orang lain menurut berbagai penelitian dapat membantu mengatasi gejala kesepian.
FAN untuk Lampu Edison