Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.1
Konten dari Pengguna
Luar Angkasa, Dunia Luar yang Belum Banyak Diketahui
1 November 2019 10:27 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dimanakah luar angkasa itu? Dan apa saja yang ada dan bisa terjadi disana? Yuk simak penjelasan berikut!
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Dimanakah Luar Angkasa itu?
Ketika kita terbang ribuan meter dari daratan tidak serta merta membuat kita berada di luar angkasa, lalu dimanakah luar angkasa yang dimaksud?. Lapisan yang ada di bumi ini setidaknya terdiri dari lima lapisan. Lapisan udara yang ada di Bumi ini biasanya kita kenal dengan sebutan lapisan atmosfer Bumi. Lapisan atmosfer itu sendiri terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer.
Lalu dimanakah luar angkasa itu berada? Beberapa sumber seperti angkatan udara Amerika biasanya menyebut luar angkasa ketika kita berada antara lapisan mesosfer dan termosfer atau ketinggian 80 km dari permukaan laut. Namun, secara luas para ahli telah menyepakati bahwa luar angkasa adalah titik tertentu ketika kita berada 100 km dari permukaan laut.
ADVERTISEMENT
Tidak Mungkin Bersiul di Luar Angkasa
Bersiul menjadi hal yang mudah dilakukan jika kita berada di Bumi, namun jika kita berada di luar angkasa tentu kondisinya akan sangat berbeda, bahkan jika kita memakai baju astronot, hal ini hampir mustahil dilakukan. Astronot Amerika pernah melakukan percobaan bersiul di luar angkasa, namun tidak satu nada pun terdengar ketika ia melakukan tersebut.
Menurut astronot tersebut, kita tidak akan dapat bersiul karena tekanan udara dalam setelan baju astronot hanya 4,3 Psi (pound per inci persegi), dan tekanan atmosfer normal adalah 14,7 psi, sehingga tidak ada cukup molekul udara yang bertiup oleh bibir kita untuk membuat suara. Sekuat apapun kita mencobanya hal ini tidak akan membuahkan hasil apa-apa kecuali ketika tekanan atmosfer normal kembali kita dapatkan pada area atau tempat tertentu. Namun, jika itu dilakukan di ruang hampa, hal itu mustahil dilakukan.
ADVERTISEMENT
Black Holes atau Lubang Hitam
Lubang hitam dikenal sebagai sebuah lubang hisap kosmik yang ada di luar angkasa. Lubang ini berbentuk ketika sebuah bintang raksasa runtuh dan meledak ke daerah yang mendapatkan gravitasi yang begitu kuat, bahkan cahaya yang ada di sekitarnya bisa terhisap. Walaupun begitu banyak teori yang menyatakan tentang bagaimana lubang hitam bekerja, pada kenyataannya kita masih belum pernah benar-benar melihat secara langsung bentuk dari lubang hitam itu sendiri.
Lubang hitam tidak terlihat oleh teleskop yang mengambil radiasi elektromagnetik, cahaya, atau sinar-X, sehingga kita hanya bisa menebak seperti apa bentuknya di alam semesta ini.
Giant Void
Berbeda dengan bahasan sebelumnya yaitu lubang hitam, Bentuk Giant Void bukanlah lubang di ruang angkasa. Namun sebaliknya, giant void adalah sebuah kekosongan, baik itu kosong dari wujud maupun materi gelap lainnya. Hal lain yang juga berbeda dari lubang hitam, cahaya dapat melewati kekosongan tersebut, meskipun beberapa ilmuwan percaya bahwa hal itu mengandung energi gelap juga.
ADVERTISEMENT
Ada banyak giant void yang ada di luar angkasa dan yang terbesar memiliki diameter yang diperkirakan mencapai 1,3 miliar tahun cahaya. Hal yang akan membuat sulit penjelajah luar angkasa jika terperangkap di dalamnya.
Dark Matter
Dark matter sampai saat ini masih merupakan misteri, tetapi beberapa ilmuan mengandalkannya untuk membantu menjelaskan beberapa hal yang tidak diketahui dari alam semesta kita, bahkan beberapa kosmolog percaya sebanyak 27% dari alam semesta adalah dark matter yang sulit didefinisikan bentuknya.
para ilmuan lebih yakin bahwa dark matter bukan lah sesuatu wujud tertentu dari lubang hitam tetapi suatu hal yang tidak terbuat dari lubang hitam atau hal yang terbentuk dari akibat lubang hitam, walaupun ada satu teori yang mengatakan bahwa dark matter pada alam semesta merupakan bentukan dari lubang hitam purba.
ADVERTISEMENT
Dark Energy atau Energi Gelap
Pada teori sebelumnya, 27% dari alam semesta diyakini sebagai dark matter, hal ini berarti sebagian 63% lainnya diisi oleh lebih banyak lagi dalam bentuk dark energy. Hal ini diyakini yang membentuk sekitar 68% dari segala sesuatu di sekitar kita. Seperti halnya dark matter, kita tidak tahu banyak tentang dark energy, akan tetapi hipotesis saat ini menyatakan bahwa hal inilah yang ada di balik meningkatnya ekspansi alam semesta, sedangkan di satu sisi materi gelap memperlambatnya.
Sebagian besar pemahaman kita tentang dark matter dan dark energy berasal dari suatu teori Cosmic Microwave Background, sebuah teori yang menyatakan adanya radiasi elektromagnetik sebagai sisa dari tahap awal alam semesta, hal yang juga dikenal sebagai "relic radiation".
ADVERTISEMENT