Konten dari Pengguna

Manusia, Bumi dan Air dalam Lingkaran Kehidupan

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
26 November 2019 20:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Sampai kapankah kita membutuhkan air? Dan sampai kapan kita mampu menjaganya?

ADVERTISEMENT
Air memang menjadi sumber penting dalam kehidupan manusia dan tidak terpisahkan sebagai kebutuhan pokok umat manusia sampai saat ini. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa manusia memiliki peran maksimal dan penting dalam menghabiskan air yang terdapat dalam satu tatanan kehidupan di Bumi ini. Manusia, Bumi dan air dalam lingkaran kehidupan merupakan rangkaian dalam siklus sains yang saling memiliki dan tidak bisa meniadakan. Tanpa adanya air, Bumi mungkin akan kering kerontang dan menjadi tempat yang tidak layak untuk dihuni oleh makhluk hidup termasuk manusia. Kelebihan air pun menjadi dampak yang buruk, sehingga dalam keseimbangannya penggunaan dan pasokan serta kondisi iklim untuk menopang air, bumi dan manusia harus selalu dalam tatanan yang seimbang dan tidak berlebihan.
Water Jump Refreshment | pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Water Jump Refreshment | pixabay.com
Hal yang sama dapat kita lihat juga antara hubungan manusia dan air, dimana manusia sangat membutuhkan air dalam mengisi dan melanjutkan hidupnya di Bumi sehingga sangat sulit bagi manusia untuk hidup tanpa air. Bahkan kebanyakan dari tubuh manusia pun terdiri akan air, walaupun tidak dapat kita pungkiri manusia juga yang menjadi penyebab krisis air yang terjadi. Contoh mudahnya dapat kita lihat dari permintaan air yang kian hari kian meningkat. Jika kita melihat data dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), permintaan domestik, kota, dan industri diperkirakan 240 m3 / detik dengan jumlah akses air bersih antara perkotaan dan perdesaan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan 64% populasi perkotaan dan 69% populasi pedesaan memiliki akses ke pasokan air yang lebih baik, meskipun lebih dari setengahnya diperoleh dari sumur gali atau sumur bor. Lalu, apa efek dari sumur gali atau sumur bor ini? Jika kita bayangkan suatu danau besar yang berisi air di sedot secara masal dan terus menerus tanpa adanya pengisian, hal yang sama mungkin juga akan terjadi pada sumur tersebut. Tidak adanya pengisian juga bisa terjadi karena beraneka macam hal, mulai dari penghijauan yang masih kurang sampai kepada tertutupnya daerah resapan sehingga air hanya terbuang langsung ke laut tanpa adanya proses penyerapan alami oleh tanah terlebih dahulu.
Thirst Water Woman | pixabay.com
Di sisi lain, perusahaan penyedia air menyediakan sekiranya kurang dari 30% dari pasokan air bersih dari total air yang kita butuhkan. Padahal, menurut data ADB dalam Indonesia Country Water Assessment, permintaan air perkotaan, termasuk penggunaan komersial dan sosial, sangat meningkat dengan tingginya tingkat urbanisasi di Indonesia yang tidak diiringi dengan fasilitas dan ketersediaan sumber daya alam serta tata pemukiman yang baik. Akibatnya, banyak lahan hijau dijadikan tempat pemukiman yang menjadikan daerah resapan berkurang jauh.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, Industri yang mulai berkembang karena pemenuhan kebutuhan masyarakat juga menyumbang hal tertentu terhadap konsumsi air. Sektor makanan dan minuman didorong oleh meningkatnya pendapatan dan peningkatan pengeluaran untuk makanan oleh kelas menengah sehingga sektor yang memiliki lebih dari 6.000 perusahaan ini juga berperan dalam konsumsi air tersebut. Air pada industri umumnya digunakan dalam jumlah besar, baik sebagai komponen produk atau untuk hanya mencuci daging, buah, dan sayuran demi memastikan makanan yang sampai ke konsumen bisa di konsumsi secara baik dan juga higienis.
save water image | pixabay.com
Dengan berkembangnya kelanjutan hubungan dan konsumsi positif antara air dan manusia. Menurut data dari PBB, sampai saat ini diperkirakan lebih dari 33 juta orang masih sulit untuk mengakses air bersih dengan berbagai permasalahan yang juga mereka hadapi. Di sisi lainnya, tidak hanya air bersih yang bermasalah, 100 juta orang juga diperkiraan masih membutuhkan akses akan sanitasi yang baik untuk kebutuhannya sehari-hari. Hal yang jauh berbeda dengan permintaan air bersih yang meningkat per tahunnya dan mencapai angka yang cukup fantastis, yaitu 64 Miliar meter kubik per tahunnya.
ADVERTISEMENT
Tentu, menjaga lingkaran kehidupan antara manusia, bumi dan air sangat penting untuk kita lakukan. Perkembangan zaman dan hidup yang terjadi bukan berarti membuat kita luluh dan tidak memikirkan apa yang harus kita pertanggung jawabkan atas apa yang kita gunakan. Bijak dan penggunaan air seperlunya menjadi kunci yang sangat vital karena sesungguhnya bukan hanya kita (manusia) yang juga membutuhkan air, tapi hal yang sama juga dibutuhkan oleh Bumi. Jika suatu saat ia kekurangan, maka kita juga yang akan terkena dampaknya. Pasti!