Menelusuri Kota-kota di Dunia yang Ramah Disabilitas

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Desember 2018 21:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Markas PBB di New York
 (Foto: Ananda Wardhiati Teresia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Markas PBB di New York (Foto: Ananda Wardhiati Teresia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di awal bulan ini, tepatnya pada tanggal 3 Desember, dunia memeringatinya sebagai Hari Disabilitas Internasional. Perayaan internasional yang digalakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 1992 ini, awalnya menggunakan nama International Day of Disabled Persons (Hari Penyandang Cacat Internasional), hingga pada 2007, berubah menjadi International Day of Persons With Disabilities (Hari Disabilitas Internasional).
ADVERTISEMENT
Tujuan diperingatinya Hari Disabilitas Internasional tidak lain untuk mempromosikan pemahaman tentang isu-isu disabilitas dan menunjukkan dukungan terkait hak, martabat, dan kesejahteraan bagi orang-orang dengan disabilitas.
Di samping itu, melalui peringatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan keuntungan yang diperoleh dengan diberlakukannya integrasi bagi para penyandang disabilitas di berbagai aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Oleh karenanya, berbagai upaya dilakukan untuk menciptakan dan menjamin kesetaraan dalam hal kesempatan dan hak-hak bagi para penyandang disabilitas.
Salah satunya melalui sebuah gerakan bernama Gerakan Hak-hak Disabilitas, merupakan gerakan sosial global yang dibuat oleh aktivis disabilitas dari berbagai penjuru dunia, dengan tujuan dan tuntutan serupa, yaitu aksesibilitas dan keselamatan dari segi arsitektur, transportasi, dan lingkungan fisik; persamaan kesempatan untuk hidup mandiri, kesetaraan pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal; serta bebas dari diskriminasi, pelecehan, penelantaran, dan pelanggaran hak-hak asasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Aktivis disabilitas berupaya mematahkan hambatan sosial, fisik, dan institusional yang dapat mencegah penyandang disabilitas untuk menjalani kehidupan layaknya masyarakat pada umumnya. Upaya ini nyatanya tidak sia-sia, terbukti dari kota-kota di dunia berikut yang sudah mendukung akses bagi penyandang disabilitas.
1. New York City
manhattan, new york. (Foto: wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
manhattan, new york. (Foto: wikimedia)
Tidak ada lagi alasan untuk menghindari kota berjuluk “The Big Apple” ini bagi mereka yang memiliki kesulitan untuk berjalan atau menaiki tangga. New York City menjadi kota pertama dalam daftar yang disebut mudah diakses bagi para pengguna kursi roda.
Dalam undang-undang disabilitas yang berlaku disebutkan bahwa taksi diharuskan berhenti jika ada penumpang disabilitas. Lebih jauh, taksi-taksi tersebut dapat diakses selama 24 jam dalam sehari.
Coba tempat-tempat populer seperti The Guggenheim, The Metropolitan Museum of Art, Empire State Building, dan Central Park yang juga mudah dijangkau oleh kursi roda.
ADVERTISEMENT
2. Barcelona, Spanyol
Barcelona (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Barcelona (Foto: Pixabay)
Memiliki sebuah klub bola yang sangat terkenal menjadikan Barcelona sebagai kota tujuan, terlebih sebagai tempat wisata. Ditunjang dengan struktur bangunan yang menawan dan sajian makanan Catalan yang nikmat, tidak mengherankan jika kota di Spanyol ini menjadi semakin populer.
Sadar akan daya tariknya tersebut, Barcelona melakukan usaha yang lebih untuk membuat aksesibilitas menjadi hal yang umum di seluruh kota. Seluruh bus umum dilengkapi dengan jalur kursi roda, begitupun dengan trotoar yang dapat diakses kursi roda. Fasilitas tambahan ini membawa Barcelona sebagai kota yang selangkah lebih maju.
Secara khusus, sejumlah pantai di kota Barcelona dapat dinikmati para pengguna kursi roda karena difasilitasi dengan jalur yang mengarah ke air, derek pengangkat, fasilitas-fasilitas yang dapat beradaptasi dengan perubahan, dan bahkan program bantuan di mana penjaga pantai akan mendukung pengguna kursi roda untuk dapat mencapai air.
ADVERTISEMENT
Banyak hal lain yang dapat pula dinikmati ketika di Barcelona, di antaranya buah karya arsitektur dari Antoni Gaudi, yakni taman berjuluk Park Guell dan Gereja Sagrada Familia.
Meski tidak seluruh bagiannya dapat dilewati kursi roda, namun untuk dapat menuju ke sana disediakan tur dengan jalur bus biru, kemudian menikmati karya seni dan arsitektur yang menakjubkan. Terdapat juga berbagai struktur Gaudi di sekitar kota yang dapat dinikmati dari jalanan.
3. London, Inggris
Ilustrasi Museum di London (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Museum di London (Foto: Pixabay)
Bukan ke Inggris namanya jika tidak menginjakkan kaki di London. Tidak hanya menyajikan pesona istana kerajaan ataupun menara Big Ben, tempat di mana keluarga Pangeran William berada ini turut menyajikan keramahan terhadap disabilitas untuk dapat menikmati pemandangan kotanya yang bersejarah.
ADVERTISEMENT
Setidaknya pada hampir seluruh hotel di London memiliki 5 persen dari keseluruhan kamar yang didedikasikan untuk tamu dengan disabilitas. Selain banyak tersedianya hotel-hotel yang dapat diakses, penyandang disabilitas juga diberikan kemudahan dengan adanya taksi dan bus yang menawarkan sarana untuk kursi roda.
Tidak hanya itu, sejumlah taksi kota di London juga memungkinkan bagi pengguna dan kursi rodanya untuk dapat sekaligus masuk ke dalam taksi tanpa perlu berpindah duduk.
Tempat-tempat tujuan wisata seperti London Aquarium, National Portrait Gallery, The London Eye, serta tentu saja Istana Buckingham merupakan sebagian lokasi yang ramah terhadap disabilitas.
Begitupun dengan mayoritas bioskop dan teater yang turut menyediakan fasilitas untuk kebutuhan tertentu dan akses bagi kursi roda. Lebih jauh, pemerintahan Inggris berupaya untuk menerapkan undang-undang terkait keharusan semua tujuan wisata untuk menyediakan akses yang memadai bagi kursi roda.
ADVERTISEMENT
4. Seoul, Korea Selatan
Seoul, Korea Selatan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seoul, Korea Selatan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Jika dari tadi kita membahas kota di Eropa dan Amerika, kini saatnya beralih ke Asia, karena kota yang menjadi tempat lahirnya gelombang Hallyu ini juga menunjukkan peningkatan dalam memberikan akses yang memadai bagi penyandang disabilitas.
Transportasi umumnya kini mampu memfasilitasi pengguna kursi roda. Mereka menyediakan elevator atau lift mekanik yang akan membantu melewati tangga. Ditambah adanya taksi-taksi kursi roda yang akan mempermudah langkah penyandang disabilitas untuk mengunjungi spot-spot populer, seperti Myeong-dong dan Hongdae.
Sejak 2008, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea telah mengimplementasikan rencana lima tahunan ketiganya untuk memperkenalkan serangkaian kebijakan yang menyeluruh bagi individu dengan disabilitas. Rencana ini mendorong gedung-gedung dan fasilitas umum maupun swasta untuk menyediakan akses bebas hambatan bagi disabilitas.
ADVERTISEMENT
Termasuk dengan memberikan kesempatan kerja yang lebih besar bagi warga Republik Korea yang menyandang disabilitas, dan membentuk gugus tugas untuk memperkenalkan sistem pemeliharaan jangka panjang bagi mereka.
Pemerintah Korea juga memiliki pusat penelitian rehabilitasi nasional yang berfokus pada upaya meningkatkan kesempatan dan akses bagi penyandang disabilitas.
Tidak hanya bagi pengguna kursi roda, peron kereta bawah tanah di Korea turut dilengkapi tulisan Braille yang memberikan informasi dan petunjuk keselamatan bagi mereka yang mengalami hambatan pada pengelihatan, meski huruf Braille ini masih ditujukan bagi warga Korea saja.
5. Berlin, Jerman
Gedung Reichstag di Berlin, Jerman (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Reichstag di Berlin, Jerman (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
Jerman merupakan salah satu negara yang berinvestasi besar dalam upaya membuat kota-kotanya menjadi lebih mudah diakses bagi orang-orang yang mobilitasnya terhambat. Ibu kotanya sendiri, Berlin, di tahun 2013 bahkan pernah menerima penghargaan sebagai kota di Uni Eropa yang mudah diakses.
ADVERTISEMENT
Penghargaan ini didapat dari European Commission atas kebijakan disabilitas yang menyeluruh dan investasinya untuk aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Tidak mengherankan jika sistem transportasi umum di Berlin hampir 100 persen dapat diakses melalui sistem panduan dan trotoar yang disediakan bagi disabilitas di sepanjang jalan.
Saat berkunjung ke kota tersebut, berbagai suguhan atraksi budaya mulai dari Pulau Museum (Museum Island) yang menjadi situs warisan dunia UNESCO, serta penilaian sejarah seperti Tembok Berlin yang tentu saja mudah untuk diakses para penyandang disabilitas.
6. Singapura
com-Ilustrasi Solo Traveling di Singapura (Foto: Novianti Rahmi Putri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Solo Traveling di Singapura (Foto: Novianti Rahmi Putri/kumparan)
Kota yang sekaligus merupakan nama sebuah negara ini mungkin menjadi kota di Asia yang paling ramah dengan disabilitas, dan memang termasuk di antara kota-kota yang paling mudah diakses di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Singapura telah menerapkan standar aksesibilitas bebas hambatan universal untuk memenuhi kebutuhan beragam kelompok, seperti wisatawan yang menggunakan kursi roda serta mereka yang mengalami hambatan pada pendengaran dan penglihatan.
Di sisi transportasi, sistem kereta di Singapura, yakni Sistem Mass Rapid Transport (MRT) dirancang untuk sepenuhnya dapat diakses kursi roda, termasuk fitur aksesibilitas lainnya seperti papan Braille yang berada di elevator/lift dan indikator-indikator permukaaan tanah taktil yang berfungsi membantu penyandang disabilitas netra dari pintu masuk hingga jalan landai (ramp), yang juga berlaku di lokasi-lokasi lainnya.
Hampir separuh dari taksi dan bus umum di Singapura ramah terhadap kursi roda, begitupun dengan pemberhentian bus yang menyediakan akses bebas hambatan.
Sejumlah besar bangunan dan situs objek wisata turut menyediakan akses bebas hambatan yang membuatnya lebih mudah dilalui bagi orang-orang dengan disabilitas. Di antara objek wisata tersebut adalah Kebun Binatang Singapura, Sentosa Cove (Teluk Sentosa), dan Garden by the Bay.
ADVERTISEMENT