Mengapa beberapa jenis burung tidak dapat terbang

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2019 18:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber gambar : pixabay
Dalam hutan di Australia, burung bersarang di dahan bawah berjalan dengan bebas di lantai hutan, menikmati teduh pepohonan dan buah tropis. Tapi hutan itu bukan milik mereka sendiri. Seekor dingo berkeliaran dalam bayangan pohon, dan buah tidak akan memuaskannya. Burung melarikan diri, semuanya kecuali kasuari, yang tak bisa terbang dengan sayap lemahnya. Namun, ia menyerang, dan dingo melarikan diri dari satu pukulan keras menggunakan cakar jari kakinya yang tajam. Kasuari adalah satu dari sekitar 60 spesies burung hidup yang tidak bisa terbang.
ADVERTISEMENT
Unggas darat ini hidup di seluruh dunia, dari pedalaman Australia hingga savana Afrika hingga pantai Antarktik. Beberapa spesies bebek, semua spesies penguin, penghuni rawa, burung unta lincah, emu besar, serta kiwi kecil termasuk dalam jenis ini. Meskipun nenek moyang dari semua burung modern bisa terbang, banyak spesies burung telah kehilangan kemampuan terbangnya secara mandiri. Kemampuan terbang mempunyai manfaat luar biasa, khususnya meloloskan diri dari pemangsa, memburu, dan berpindah jarak jauh. Tapi juga mempunyai biaya tinggi: memerlukan banyak tenaga serta membatasi berat dan besarnya tubuh. Burung yang tidak terbang menghemat tenaga, agar bisa hidup pada sumber makanan langka atau kurang kaya nutrisi daripada burung terbang.
Takane dari Selandia Baru, contohnya bergantung pada rererumputan alpin yang lembut. Bagi burung yang bersarang atau makan di darat, kecenderungan mereka untuk tetap di darat bisa lebih kuat. Saat spesies burung tidak menghadapi tekanan khusus untuk terbang, burung bisa berhenti terbang hanya dalam beberapa generasi. Lalu, setelah ribuan atau jutaan tahun, tubuh burung berubah agar cocok dengan tingkah laku baru ini. Tulangnya, yang dulunya berongga untuk mengurangi berat, menjadi padat. Bulu kokoh menjadi bulu halus. Sayapnya mengecil, dan dalam beberapa kasus hilang sepenuhnya. Dan tonjolan berbentuk lunas pada tulang dada, di mana otot terbangnya menempel, mengecil atau hilang, kecuali dalam penguin, yang menggunakan otot terbang dan lunas untuk berenang. Seringkali, tidak bisa terbang berevolusi setelah spesies burung terbang ke pulau di mana tidak ada pemangsa. Selama burung ini tidak punyai pemangasa, burung hidup, tapi mereka rawan terhadap perubahan dalam lingkungan Contohnya, pemukim manusia membawa anjing, kucing, dan tikus ke pulau-pulau. Hewan ini seringkali memangsa burung darat hingga burung tersebut punah. Di Selandia Baru, cerpelai yang dibawa pemukim Eropa mengancam banyak spesies burung asli yang tak bisa terbang Beberapa sudah punah dan yang lain terancam punah.
ADVERTISEMENT
Jadi meskipun ada banyak manfaat penghemat energi dari hidup di darat, banyak burung yang tidak bisa terbang hanya mempunyai waktu sedikit sebelum menjadi seperti dodo. Tetapi beberapa burung darat bisa hidup di darat di samping banyak pemangsa. Tidak seperti spesies burung kecil yang tak bisa terbang yang datang dan pergi secara cepat, para raksasa ini tidak bisa terbang selama puluhan hingga jutaan tahun. Nenek moyang mereka muncul pada waktu yang sama seperti mamalia kecil pertama, dan mereka mungkin hidup karena mereka berevolusi dan bertumbuh pada waktu yang sama seperti pemangsa mamalia mereka. Mayoritas burung-burung ini, seperti burung emo dan burung unta, menjadi lebih besar, berbobot ratusan pound lebih dari yang bisa diangkut sayap. Kaki mereka jadi tebal serta kokoh, dan otot paha menjadikan mereka pelari yang cukup tangguh. Meskipun tidak digunakan untuk terbang lagi, kebanyakan burung ini menggunakan sayap mereka untuk hal lain. Mereka bisa dilihat menyelipkan kepala di dalamnya untuk kehangatan, menunjukkannya ke calon pasangan, melindungi telur, atau bahkan sebagai alat setir saat mereka lari di dataran.
ADVERTISEMENT