Konten dari Pengguna

Mengapa Gerhana Bulan Lebih Sering Terjadi Dibanding Gerhana Matahari?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
1 Februari 2018 18:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gerhana bulan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gerhana bulan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Seperti yang baru kita alami kemarin, gerhana bulan total menjadi fenomena yang sangat dinantikan karena kehadirannya sangat jarang terjadi. Tapi kalau dapat dihitung, kehadiran gerhana bulan total terjadi tidak selangka jika kita dapat melihat gerhana matahari total. Selama abad ini saja, terdapat total 85 kejadian gerhana bulan total. Di beberapa lokasi tertentu bahkan gerhana bulan total dapat terlihat antara 40 sampai 45 kali kejadian. Artinya, diperkirakan dalam setiap 2 hingga 3 tahun terdapat kemungkinan terjadinya satu kali gerhana bulan total. Namun hal sebaliknya terjadi pada gerhana matahari total yang frekuensi kemungkinan kejadiannya hanya 1 dalam kurun waktu 375 tahun.
ADVERTISEMENT
Fenomena yang bertolak belakang ini bukan tanpa sebab. Untuk dapat melihat gerhana matahari total, kita perlu berada sejajar tehadap bayangan hitam bulan (umbra) yang berada jauh berjarak ribuan mil, namun dengan lebar diameter tidak lebih dari 167 mil. Artinya, wilayah yang terjangkau oleh bayangan bulan tergolong lebih kecil. Sementara gerhana bulan total lebih teramati karena purnama yang muncul saat gerhana dapat disaksikan pada lebih dari setengah wilayah bumi yang mengalami malam. Faktor ini memungkinkan kita untuk dapat melihat gerhana bulan total secara lebih sering.