Konten dari Pengguna

Mengapa Napas Kita Terengah-engah Setelah Olahraga?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
29 April 2018 16:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi olahraga lari (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi olahraga lari (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
Manusia tak bisa hidup tanpa oksigen. Saat oksigen sulit didapatkan, maka tubuh butuh meresponsnya lewat menkanisme tertentu.
ADVERTISEMENT
Mungkin kalian juga menyadari bahwa kondisi terengah-engah juga terjadi pada penderita sesak napas atau asthma. Namun, tak hanya saat sesak napas, kita juga terengah-engah saat setelah olahraga.
Saat berolahraga berat tubuh kita mengeluarkan banyak energi. Energi ini ditransfer oleh komponen yang bernama Adenosine Tri Phosphate (ATP) yang merupakan hasil dari pernapasan yang melibatkan oksigen (pernapasan aerobik).
Saat kita memerlukan begitu banyak energi karena berolahraga, maka ATP yang merupakan hasil dari pernafasan aerobik, akan dideposit ke seluruh otot-otot. Karena itulah sel-sel lain di tubuh akan kekurangan oksigen dan mengakibatkan kekurangan ATP dan juga energi.
Dalam kondisi ini maka saraf simpatik kita akan mengontrol kontraksi otot-otot pernapasan agar kita mengambil napas lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Caranya: melalui mekanisme terengah-engah.
ADVERTISEMENT