Konten dari Pengguna

Mengapa panda raksasa terlahir sangat kecil?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
22 Desember 2019 5:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian bahwa seekor panda terlahir dengan ukuran tubuh yang sangat kecil dan kurang berkembang?
ADVERTISEMENT
Panda raksasa atau panda (Ailuropoda melanoleuca) adalah sosok hewan menggemaskan dengan tubuhnya yang besar. Namun, tahukah kalian bahwa seekor panda terlahir dengan ukuran tubuh yang sangat kecil dan kurang berkembang, padahal, masa kehamilan panda terhitung lama, yakni sekitar 97 hingga 161 hari atau empat sampai lima bulan. Perbedaan ukuran yang tidak biasa ini telah membuat bingung para peneliti selama bertahun-tahun. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Duke tentang tulang dari 10 spesies beruang dan hewan lain, berhasil mengungkap fakta dibalik fenomena ini.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2 Desember 2019 dalam Journal of Anatomy, oleh Profesor biologi dari Universitas Duke, Kathleen Smith dan mantan muridnya Peishu Li, bayi panda lahir dalam kondisi prematur.
ADVERTISEMENT
hewan karnivora yang mencakup semua beruang, anjing, kucing, rakun, musang dan anjing laut, jika dibandingkan dengan spesies lain, cenderung terlahir ke dunia dengan ukuran yang kecil, lemah, tidak berambut dan buta. Tetapi beruang khususnya, melahirkan bayi-bayi mereka dengan ukuran yang sangat kecil.
"Mereka pada dasarnya kurang matang," kata Li dalam sebuah pernyataan. Bayi panda berukuran sangat kecil, dimana saat lahir, bayi-bayi ini memiliki berat hanya sekitar 3,5 ons (100 gram), yang berarti bahwa 900 kali lebih kecil dari induknya. Hanya segelintir hewan lain, seperti kanguru dan echidna, yang memiliki perbedaan berat badan yang sama saat lahir. Perbedaan yang cukup jauh juga ditemukan pada bayi beruang kutub, yaitu 400 kali lebih kecil dari induk mereka. Umumnya rasio rata-rata pada mamalia adalah 1:26.
ADVERTISEMENT
Beberapa peneliti mencurigai bahwa keanehan ini berkaitan dengan hibernasi: Pada kondisi tertentu, beruang mulai memperpendek masa kehamilan mereka untuk menghindari kehamilan saat mereka sedang hibernasi, dan hingga saat ini, sifat itu dimiliki oleh setiap spesies beruang, bahkan panda yang tidak berhibernasi. Namun, teori itu memiliki masalah besar, penulis makalah penelitian ini menemukan bahwa panda dilahirkan sangat kecil dan kurang berkembang. Sementara itu, beruang, spesies yang melakukan hibernasi, dilahirkan dengan kerangka yang lebih kuat dan matang.
Untuk mengungkap fakta ini, Li dan rekan penulisnya, profesor Smith, melakukan analisis terhadap dua bayi panda yang diawetkan yang lahir di Kebun Binatang Nasional Smithsonian di Washington, D.C.. Para peneliti menggunakan CT scanner untuk membuat model 3D dari interior tulang mahluk malang tersebut. Sebagai pembanding, mereka juga memindai beberapa hewan, di antaranya adalah beruang grizzly (Ursus arctos), beruang sloth (Melursus ursinus), berung kutub (U. maritimus), panda merah (Ailurus fulgens), dan hewan lainnya yang baru lahir. Setelah membandingkan semua kerangka yang didapat, Li dan Smith menemukan bahwa tampaknya panda memiliki tulang unik yang kurang berkembang saat lahir, mirip dengan anak anjing beagle prematur yang telah mereka pelajari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs livescience, Smith mengatakan bahwa perkembangan bayi panda raksasa sama seperti janin manusia yang berusia 28 minggu, dimana pada dasarnya mereka masih kurang matang. Pada beruang lain, meskipun kecil, mereka dilahirkan dengan kerangka yang sebanding dengan spesies mamalia lainnya, tanpa perbedaan yang signifikan berdasarkan pada apakah spesies tersebut berhibernasi atau tidak.
Kehamilan beruang pada umumnya unik, dimana telur yang dibuahi akan mengapung di sekitar rahim selama beberapa bulan sebelum ditanam di dinding rahim untuk memulai perkembangan. Pada tahap ini, sebagian besar beruang membutuhkan waktu dua bulan untuk berkembang, tetapi panda hanya butuh satu bulan.
Para peneliti mengakui bahwa dalam studi ini, mereka hanya mengamati bagian kerangka, dan bisa jadi organ lain seperti otak memperlihatkan fakta yang berbeda. Tetapi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi panda mengikuti jalur yang sama dengan kerabat mamalia lainnya, dimana tulang mereka matang dalam serangkaian proses yang sama dan pada tingkat yang sama, tetapi pada panda raksasa, waktu berlangsungnya proses perkembangan ini lebih pendek.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, para ilmuwan masih terus mencari penjelasan yang lebih lengkap tentang fenomena yang terjadi pada panda raksasa. Smith menjelaskan bahwa mereka masih membutuhkan banyak informasi tentang ekologi dan reproduksi panda raksasa di alam liar, dan studi ini membawa mereka selangkah lebih dekat pada sebuah jawaban.
Sumber :
https://www.livescience.com/giant-panda-tiny-baby.html
https://www.sciencedaily.com/releases/2019/12/191213142424.htm
Gambar : Bayi panda di Chengdu. Sumber Gambar : Pixabay