Konten dari Pengguna

Mengapa Sidik Jari Sangat Sensitif Terhadap Sentuhan?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
16 Maret 2021 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sidik jari tersusun atas ribuan neuron yang peka terhadap sentuhan| Gambar oleh ar130405 dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sidik jari tersusun atas ribuan neuron yang peka terhadap sentuhan| Gambar oleh ar130405 dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Indra peraba merupakan indra manusia yang memungkinkan seseorang bisa merasakan sesuatu yang kasar, halus, panas maupun dingin dari permukaan yang disentuh. Tangan manusia memiliki indra peraba yang halus dan sangat sensitif dalam mendeteksi sentuhan, getaran dan stimulus lainnya. Nah, apa rahasia dibalik kepekaan tersebut?
ADVERTISEMENT
Studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience mengungkapkan bahwa kesensitifan ujung jari manusia disebabkan oleh adanya serabut saraf yang sangat banyak dengan "bidang reseptif" yang sedikit. Bidang reseptif adalah area pada kulit yang sangat sensitif terhadap sentuhan sehingga dapat membangkitkan respons saraf sensorik. Area ini merupakan hasil interaksi antara reseptor kecil di tepi ujung jari — sensitif terhadap rangsangan mekanis — dengan dua jenis neuron di jari.
Bidang reseptif memungkinkan jari untuk mendeteksi sentuhan, getaran, tekanan, dan rangsangan lainnya.
Kesimpulan ini diperoleh setelah tim yang dipimpin oleh Dr Ewa Jarocka dari Universitas Umeå di Swedia, mengukur aktivitas listrik neuron sensorik di ujung jari manusia saat distimulasi dengan titik-titik timbul.
ADVERTISEMENT
Studi ini melibatkan 12 peserta, dan masing-masing diminta untuk duduk di kursi dokter gigi, dengan lengan kanan dalam posisi miring dan kuku menempel pada tempat plastik.
Peneliti menggunakan perangkat drum robotik untuk menjalankan permukaan titik-titik timbul di ujung jari masing-masing peserta — setiap titik berdiameter 0,4 mm dan berjarak 7 mm dengan titik lainnya. Respons neuron tunggal di ujung jari dipantau menggunakan elektroda yang dimasukkan ke dalam saraf di lengan peserta.
Berdasarkan respons dan posisi titik tersebut, para peneliti menghitung area deteksi neuron sensorik dan memetakannya ke sidik jari.
Hasil studi menegaskan bahwa setiap bidang reseptif menutupi area yang mencakup beberapa ujung jari, dan di dalam setiap bidang terdapat zona yang sangat sensitif.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tim menemukan, lebar area deteksi dari bidang reseptif sangat cocok dengan satu guratan sidik jari. Area ini diketahui berada di tepi sidik jari. Jadi, mereka menyimpulkan bahwa kepekaan ujung jari manusia yang sangat tinggi disebabkan oleh jumlah serabut saraf yang sangat banyak dengan bidang reseptif yang sangat kecil (dilansir dari situs neuroscience news).
Sepakat dengan kesimpulan tersebut, Prof Nathan Lepora, ahli robotika taktil di Universitas Bristol menjelaskan kepada The guardian, temuan ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa daerah kulit yang dirasakan oleh neuron taktil tampak sejajar dengan guratan sidik jari - bukti bahwa guratan ini terlibat langsung dalam indra peraba manusia.
Tumpang tindih antara bidang reseptif dengan area deteksi yang kecil ini dapat menjelaskan bagaimana manusia memiliki indra peraba yang begitu sensitif dan akurat.
ADVERTISEMENT
Chris Miall — profesor emeritus ilmu saraf motorik di University of Birmingham — dan tidak terlibat dalam penelitian — mengatakan, penelitian tersebut meningkatkan pemahaman tentang bagaimana informasi yang diterima otak dari berbagai neuron mewakili objek yang disentuh.
Temuan ini sekaligus menjadi bukti bahwa sidik jari memiliki peran yang sangat penting. Tak hanya memperkuat cengkraman, mereka juga berperan dalam mendeteksi detail kecil di permukaan.