Mengenal 3 Spesies Orangutan di Indonesia

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
14 Mei 2019 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Orangutan primata endemik Indonesia yang mendiami kawasan hutan tropis atau hutan gambut di Pulau Sumatera dan Kalimantan adalah satu-satunya jenis kera besar yang ditemukan di Asia. Orangutan mendiami hutan rawa gambut, hutan hujan tropis lebat di dataran rendah maupun pegunungan yang menyediakan tempat tinggal di atas dahan-dahan pohon tinggi serta sumber makanan yang melimpah seperti buah-buahan, biji-bijian, pucuk daun, serangga, atau kulit pohon lunak.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia terdapat tiga spesies Orangutan. Salah satunya yakni Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) baru-baru saja ditemukan pada tahun 2017. Kedua spesies lain yang lebih dahulu diketahui adalah Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan Orang Utan Borneo (Pongo pygmaeus).
Induk Orangutan dan anaknya. Sumber: Pixabay

Apa Saja Perbedaan dan Persamaan dari Ketiga Jenis Orangutan Ini?

Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
Pejantan dewasa Orangutan Sumatera memiliki bantalan pipi yang menggelambir ke bawah dan dagu yang panjang sehingga menyebabkan bentuk wajahnya menjadi oval atau lebih panjang. Diperkirakan Orangutan Sumatera berjumlah sekitar 14.500 dan terancam punah keberadaannya. Orangutan Sumatera jantan dewasa memiliki bobot maksimal 90 kg, lebih kecil dibandingkan dengan Orangutan Borneo. Dengan bulu yang cenderung lebih panjang, tebal, dan terang, yakni didominasi warna cokelat dan jingga.
ADVERTISEMENT
Orangutan Sumatera menyukai jenis makanan yang lebih terbatas jenisnya dibandingkan Orangutan Borneo, yakni buah-buahan. Habitat asli Orangutan Sumatera adalah hutan hujan tropis dataran rendah dan pegunungan dengan dominasi pohon Dipterocarpaceae yang tinggi. Hal ini menyebabkan Orangutan Sumatera lebih suka hidup bergelantungan di atas pohon.
Orangutan Sumatera di Bukit Lawang. Sumber: Wikimedia Commons
Orangutan Borneo (Pongo pygmaeus)
Orangutan Borneo memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan rambut lebih pendek berwarna cokelat gelap atau kemerahan. Orangutan jantan dewasa Borneo memiliki bantalan pipi melebar yang menyebabkan wajahnya terlihat bulat dan memiliki ukuran paling besar dibandingkan dengan spesies Orangutan lainnya, dengan berat mencapai 150 kg. Dengan warna bulu yang didominasi warna cokelat gelap dan dibandingkan dengan dua spesies lainnya, hanya orangutan jantan Borneo yang tidak memiliki janggut.
ADVERTISEMENT
Jumlah Orangutan Borneo diperkirakan saat ini berkisar 57.350. Dan juga seperti dua jenis yang lainnya, Orangutan Borneo pun terancam punah keberadaannya.
Makanan yang dikonsumsi Orangutan Borneo lebih beragam variasinya mulai dari buah-buahan, biji-bijian, pucuk daun, kulit pohon yang lunak, hingga serangga. Menyesuaikan dengan habitatnya, Orangutan Borneo sering ditemukan melakukan aktivitas di atas tanah dan pohon-pohon hutan rawa gambut. Dibandingkan dengan Orangutan Sumatera yang lebih suka menghabiskan waktunya sepanjang hari bergelantungan di dahan tinggi.
Orangutan Borneo. Sumber: Pexels
Orang Utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis)
Orangutan Tapanuli merupakan spesies baru yang ditemukan dalam keluarga kera besar pada tahun 2017 dan spesies ini hanya dapat ditemukan di kawasan Batang Toru Sumatera Utara. Profesor Anton Nurcahyo ahli dalam bidang bioantropologi di Australia National University adalah penemu spesies Orangutan ini yang memulai penelitiannya tentang spesies baru Orangutan semenjak tahun 2003. Atas dasar bukti genetik Orangutan Tapanuli merupakan spesies tersendiri yang berbeda dari dua spesies yang sebelumnya ditemukan.
ADVERTISEMENT
Orangutan spesies baru ini memiliki ciri khas yang aneh dan berbeda dari dua jenis yang lain. Pejantan dewasa memiliki bantalan pipi yang menyerupai orangutan Borneo tetapi bentuk badan Orangutan Tapanuli lebih mirip dengan Orangutan Sumatera, dengan bulu lebih tebal dan keriting serta memiliki kumis dan jenggot yang menonjol dengan bantalan pipi yang berbentuk datar dengan rambut halus berwarna pirang. Pejantan dewasa juga memiliki tengkorak lebih kecil namun dengan taring yang lebih besar. Dengan rambut lebih kusut dan teriakan yang lebih panjang. Namun sayangnya ketika ditemukan, kelompok Orangutan Tapanuli ini berjumlah sekitar 800 ekor dan dikategorikan dalam golongan spesies yang terancam punah.
Orangutan Tapanuli. Kiri: jantan. Kanan: betina. Sumber: Wikimedia Commons
Ancaman kepunahan
Dengan jumlah kawanan yang terus menurun, ketiga spesies orangutan ini dianggap terancam punah. Ketiganya sama-sama menghadapi ancaman kehilangan habitat aslinya yang disebabkan oleh menyempitnya kawasan hutan hujan tropis maupun hutan rawa gambut di Kalimantan maupun Sumatera. Hal ini diakibatkan karena aktivitas manusia seperti perkebunan, pertambangan, pemukiman, maupun pembangunan infrastruktur seperti jalan dan pembangkit listrik. Ancaman ini secara langsung atau tidak turut berperan terhadap penurunan jumlah populasi ketiga spesies Orangutan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sumber :
https://theconversation.com/bagaimana-kami-menemukan-spesies-orang-utan-baru-di-tapanuli-87026
https://orangutan.or.id/id/fakta-orangutan/
https://www.wwf.or.id/rss.cfm?uNewsID=63143
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42140896