Mengulas Fakta Seputar Berat Bumi

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
1 Juli 2019 8:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bumi merupakan planet di mana semua jenis makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia dapat hidup beriringan satu sama lain. Dengan bertambahnya jumlah penduduk di dunia, beberapa pertanyaan konyol yang kadang timbul, seperti pertambahan berat Bumi yang dianalogikan layaknya wadah yang ditempati oleh air dengan berat tertentu. Lalu, seberat apakah Bumi kita ditambah dengan manusia yang tinggal di dalamnya? Benarkah sains yang mengatakan 'Bumi dapat kehilangan berat' itu dapat terjadi? Berikut pembahasan sederhana terkait hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Berat Seluruh Manusia di Bumi
Menghitung semua makhluk hidup yang ada di Bumi mungkin akan sangat merepotkan. Akan ada banyak angka yang dikalkulasi. Ini belum termasuk makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Sebuah penelitian menarik melakukan perhitungan terkait dampak lingkungan akibat manusia dengan melakukan pendekatan perhitungan beban manusia di Bumi.
Ilustrasi Bumi dan manusia. | pixabay.com
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuan Inggris ini secara sederhana menghitung jumlah populasi manusia di Bumi dan berat rata-rata manusia yang ada. Hasilnya, diperkirakan berat badan manusia yang ada di Bumi setara dengan 4.500 kapal Titanic, atau setara dengan 287 juta ton. Perhitungan yang dilakukan menggunakan pendekatan dari indeks massa tubuh (BMI) dan tinggi rata-rata. Indeks massa tubuh biasanya dicirikan sebagai massa tubuh individu dan tinggi seseorang.
ADVERTISEMENT
Perhitungan ini tidak mengasumsikan anak-anak maupun bayi yang baru lahir sebagai faktor yang mempengaruhi, namun memetakan orang dengan kelebihan berat badan yang didasarkan pada data BMC Public Health. Dasar perhitungan ini nantinya akan dikaitkan pada pada lingkungan yang berkelanjutan, di mana populasi manusia yang ada dipercaya mempunyai dampak bagi lingkungan itu sendiri.
Berat Planet Bumi
Perhitungan berat Bumi ini dipercaya lebih mudah dibandingkan perhitungan populasi yang ada di dalamnya. Pada 1798, orang pertama yang melakukan perhitungan berat Bumi ini adalah seorang ilmuan terkemuka, Henry Cavendish. Cavendish melakukan sebuah eksperimen dengan alat yang dibuatnya sendiri. Alat itu tampak seperti dumbbell besar dengan bola yang menempel pada ujung tongkat, dengan enam kaki penyangga.
Ilustrasi Bumi dan planet. | pixabay.com
Pendekatan yang dilakukan Cavendish adalah dengan mengukur seberapa keras gravitasi Bumi menarik berat yang diukurnya dari dumbbell besar tersebut dalam suatu perbandingan skala. Osilasi menjadi acuan dalam mengukur gaya gravitasi bola yang lebih besar pada bola yang lebih kecil. Jika massa jenis bola dapat diketahui, maka rasio dari dua kekuatan tersebut dapat digunakan untuk menentukan massa jenis Bumi (volume/massa).
ADVERTISEMENT
Cavendish menemukan dan melaporkan bahwa massa jenis Bumi ternyata 5,48 kali lebih besar dari massa jenis air. Dengan mengetahui massa jenis tersebut, maka berat Bumi dapat diketahui dengan mengalikan volumenya. Hasilnya, didapatkan bahwa berat Bumi berkisar di angka 5,972 × 10^24 kg.
Bumi Dapat Kehilangan dan Bertambah Beratnya
Hal ini akan berkaitan dengan banyak faktor dari luar bumi dan faktor pelepasan massa lainnya yang dilakukan Bumi. Hal ini mungkin adalah info yang jarang dibahas atau bahkan diketahui oleh orang. Fakta menariknya adalah, Bumi ternyata dapat kehilangan massa dan bertambah massa yang diakibatkan dari beberapa hal.
Setiap harinya, sangat memungkinkan Bumi berbenturan dengan debu, komet, dan meteor yang menembus atmosfer hingga mendarat di Bumi. Hal ini tentu secara tidak langsung dapat menambah massanya. Di sisi lain, massa Bumi yang hilang terjadi ketika ada gas yang dilepaskan dari atmosfer ke luar sehingga massanya berkurang.
Ilustrasi Bumi. | pixabay.com
Dr. Chris Smith pernah mencoba menghitung hal ini dan diperkirakan setiap tahunnya 40.000 ton debu angkasa menambah massa Bumi, tetapi 95.000 ton hidrogen dan 1.600 ton helium dilepaskan ke angkasa. Di sisi lain, diperlukan triliunan tahun bagi hidrogen di planet ini untuk habis, tetapi berbeda dengan helium yang tidak dapat terlihat dan dihitung pasti jumlahnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, beberapa orang pernah memperingatkan bahwa Bumi bisa kehabisan helium dalam tiga dekade mendatang jika kondisi seperti saat ini terus berlanjut, yakni kita menghambur-hamburkannya untuk proyek-proyek yang cukup besar.