Mengurangi Human Error, Begini Cara Kerja Autopilot pada Pesawat

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Januari 2021 13:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kokpit pesawat dilengkapi oleh sistem autopilot untuk mengendalikan pesawat secara otomatis | Gambar oleh Thomas Zbinden dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kokpit pesawat dilengkapi oleh sistem autopilot untuk mengendalikan pesawat secara otomatis | Gambar oleh Thomas Zbinden dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Saat ini Indonesia sedang berduka atas kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182. Kecelakaan pesawat merupakan peristiwa yang cukup mencoreng wajah transportasi Indonesia. Salah satu penyebab paling umum dari kecelakaan pesawat di seluruh dunia adalah human error, oleh karena itu, pesawat dirancang dengan sistem yang digadang-gadang lebih pintar dari manusia. Nah, sistem ini dikenal dengan autopilot.
ADVERTISEMENT

Apa itu autopilot?

Dilansir dari situs flypgs.com, autopilot adalah perangkat lunak atau alat yang hanya dapat mengelola pesawat dalam kondisi tertentu menggunakan sistem hidrolik, mekanis, dan elektronik kendaraan. Sistem yang dapat mengikuti flight plan ini dapat menstabilkan kecepatan dan ketinggian serta letak bagian depan pesawat (heading). Pilot umumnya melakukan penerbangan dengan kendali autopilot, kecuali saat lepas landas dan pendaratan.
Autopilot pertama kali dikembangkan pada tahun 1912 oleh Sperry Corporation. Mereka membuat sistem yang memungkinkan pesawat terbang lurus tanpa kendali pilot. Autopilot secara langsung membantu mengurangi beban mental dan fisik pilot, sehingga meningkatkan fokus pada aspek lain dalam mengoperasikan penerbangan atau pertempuran (misalnya untuk pesawat perang).
Setelah Perang Dunia II, AS membuat jet tempur F-5, yang bisa lepas landas dan mendarat sendiri. Perkembangan autopilot pun semakin signifikan dan canggih. Sebagian besar pesawat yang menampung lebih dari 20 orang telah dilengkapi oleh sistem ini.
ADVERTISEMENT

Bagaimana cara kerja autopilot?

Pada dasarnya, autopilot adalah komputer yang sangat cerdas dan kuat yang bekerja mirip dengan GPS. Sistem ini dapat membantu pilot dalam menerbangkan pesawat dari keberangkatan hingga pendaratan di tujuan akhirnya.
Ketika autopilot digunakan, yaitu setelah pilot menginput informasi terkait tujuan penerbangan, sistem ini akan mengambil data tentang rute penerbangan, lokasi, dan navigasi dengan memanfaatkan teknologi GPS, sperti yang ada di ponsel kalian, dan mengeluarkan rencana penerbangan yang telah dioptimalkan. Hal Ini bermanfaat agar pilot tidak harus menggenggam tongkat kontrol secara terus-menerus selama penerbangan.
Sistem autopilot sendiri bekerja pada loop umpan balik negatif, yang berarti menerima data dari berbagai mekanisme pesawat dan merespons dengan menghambat tindakan tertentu sebagai respons terhadap tindakan lain. Misalnya, autopilot diatur untuk menjaga pesawat pada posisi datar. Jika sayap tidak lagi rata, autopilot menerima data yang memberitahukannya, dan diaktifkan untuk memperbaiki masalah. Begitu sayapnya rata, loop ditutup dan komunikasi itu pada dasarnya berhenti. Mekanisme ini juga terjadi pada semua operasi dalam penerbangan, termasuk kemudi, kecepatan, ketinggian, dan lainnya.
ADVERTISEMENT

Kapan autopilot diaktifkan?

Autopilot diaktifkan beberapa saat setelah lepas landas dan dimatikan sebelum mendarat. Pada kondisi tertentu, tidak ada petunjuk khusus kapan pilot harus mematikan autopilot, misalnya saat menghadapi masalah atau sebelum pesawat mencapai ketinggian minimum (karena bervariasi tergantung pada jenis pesawat).
Autopilot dapat berfungsi sebagai pilot saat cuaca buruk yang menyebabkan jarak pandang berkurang atau ketika sistem penerbangan mengalami gangguan fungsi. Otorisasi perangkat lunak ini mungkin berbeda dari pesawat yang satu dengan lainnya.
Kalian dapat mengetahui kapan pesawat diterbangkan secara manual karena biasanya akan terasa kurang mulus. Pada dasarnya, autopilot melakukan tugasnya dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan manusia. Penerbangan manual, misalnya, membutuhkan waktu 30 detik untuk meratakan pesawat ketika hembusan angin membuat sudutnya lepas, sedangkan autopilot dapat mendeteksi dan memperbaiki sudut pesawat dalam waktu kurang dari setengahnya.
ADVERTISEMENT

Apakah autopilot dapat mendaratkan pesawat?

Autopilot dapat mendaratkan pesawat sesuai dengan perintah yang diperlukan. Ini disebut dengan sistem pendaratan otomatis. Jika pesawat berusaha untuk mendarat dalam kondisi sulit, misalnya kabut yang mengurangi jarak pandang, maka pendaratan pesawat dilakukan sesuai dengan parameter keselamatan tertentu dengan bantuan Instrument Landing System (ILS). Dalam kasus seperti itu, autopilot, yang bekerja selaras dengan sistem pesawat lainnya, akan mendaratkan pesawat di bawah kendali tim kokpit.

Dilengkapi autopilot, apakah pesawat tetap memerlukan pilot?

Menurut Richard McSpadden, direktur eksekutif AOPA Air Safety Institute, autopilot adalah alat yang berguna untuk membantu pilot mengelola beban kerja kokpit, namun mereka memerlukan pemantauan berkelanjutan dan pilot harus melanjutkan pemeriksaan silang kokpit untuk memastikan apakah operasi telah sesuai dan tidak ada masalah atau ketidakkonsistenan.
ADVERTISEMENT
Federal Aviation Administration mengamanatkan bahwa pilot mengendalikan pesawat untuk lepas landas dan mendarat saat pesawat berada di bawah 500 kaki. Pilot diharapkan untuk tetap waspada setiap saat dan sigap untuk memperbaiki atau melepaskan autopilot jika terjadi gangguan.
Sumber:
https://www.flypgs.com/en/travel-glossary/autopilot
https://www.cntraveler.com/story/how-autopilot-on-planes-works