Konten dari Pengguna

Mitos Ketika Berada di Luar Angkasa (Bagian 2)

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
15 Oktober 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Chris Hadfield dalam videonya bersama WIRED berbagi pengetahuan seputar luar angkasa. Berikut lanjutannya.
ADVERTISEMENT
4. Jika ada sesuatu yang meledak di luar angkasa maka ledakan tersebut tidak menghasilkan suara.
Pernyataan tersebut tidak benar. Chris mengungkapkan pernyataan ini mudah untuk dijelaskan. Pada dasarnya matahari mengalami ledakan besar yang terjadi terus menerus. Matahari memproduksi ledakan thermonuklir yang sangat besar lebih dari yang bisa kita bayangkan. Dengan ledakan thermonuklir super besar dan terjadi secara terus menerus maka bisa dibayangkan suara yang dihasilkan oleh ledakan tersebut. Namun beruntungnya ruang angkasa merupakan ruang hampa. Meskipun ledakan tersebut menghasilkan suara ledakan yang sangat besar tapi kita tidak dapat mendengar apapun karena tidak ada media penghantar yang bisa membawa gelombang suara ke telinga kita. Intinya, jika ada sesuatu yang meledak di luar angkasa, maka ledakan tersebut menghasilkan suara namun gelombang suara tersebut tidak dapat dihantarkan karena tidak ada media penghantar di luar angkasa.
Letusan matahari. Sumber: PxHere
5. NASA sedang mengembangkan pesawat super cepat sehingga bisa melakukan perjalanan interstellar* dengan kecepatan cahaya
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini tidak benar. Pesawat luar angkasa dengan kecepatan cahaya awalnya diperkenalkan oleh sebuah cerita fiksi ilmiah. Faktanya saat ini tidak ada yang mampu mengembangkan kendaraan dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Sesuai dengan teori relativitas e=mc kuadrat, dibutuhkan energi yang sangat besar untuk bisa membawa beban dengan kecepatan cahaya. Saat ini tidak ada yang mengetahui bagaimana caranya mendapatkan energi sebesar itu.
6. Satu-satunya cara bertahan ketika melakukan perjalanan interstellar adalah dengan membekukan diri di cryo-sleep
Tidak benar. Pembaca pasti pernah mendengar tentang metode bertahan hidup di luar angkasa saat melakukan perjalanan interstellar dari beberapa film fiksi ilmiah tentang luar angkasa. Metode tersebut adalah cryo-sleep yaitu sebuah metode yang dideskripsikan sebagai metode membekukan diri untuk hibernasi sehingga seseorang bisa tidur dengan durasi yang sangat lama. Faktanya, teknologi cryo-sleep saat ini belum bisa dibuktikan kebenarannya. Saat tubuh manusia dibekukan, maka darah, air, dan seluruh bagian tubuh manusia akan mengkristal. Proses pengkristalan tubuh manusia jelas akan menghancurkan semua sistem yang ada pada tubuh manusia, yang berujung pada kematian. Jadi untuk saat ini belum ada teknologi yang mampu membekukan tubuh manusia tanpa menghancurkan sistem yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
7. Saat berada di luar angkasa maka tubuh akan bertambah tinggi dan tidak bisa kembali ke kondisi semula
Mungkin pembaca pernah mendengar rumor jika bepergian ke luar angkasa maka tubuh akan meninggi disertai dengan rasa sakit dan kondisi ini irreversible. Artinya saat kembali ke bumi tubuh akan tetap tinggi dan tidak kembali ke kondisi semula. Pernyatan tersebut tidak sepenuhnya benar. Ketika berada di bumi, semua objek di permukaan bumi akan merasakan fenomena gravitasi bumi. Massa yang berada di atas permukaan bumi akan tertarik ke bawah sesuai dengan teori gravitasi. Termasuk tubuh manusia. Tulang dan rangka yang bergeser ke arah bawah menyebabkan ruang celah antar tulang mengecil. Berbeda halnya ketika tubuh berada di ruang angkasa dengan gravitasi mendekati nol. Tidak ada yang menyebabkan tulang dan rangka merapat, sehingga ruang celah di antara tulang membesar. Hal inilah yang menyebabkan tubuh bertambah tinggi ke tinggi maksimum ketika berada di luar angkasa. Para ilmuwan menggambarkan kondisi tubuh ini seperti tubuh yang sedang melakukan peregangan. Ketika kembali ke bumi, tubuh akan merasakan gravitasi bumi, sehingga celah di antara tulang akan kembali merapat. Bagi sebagian astronot, hal ini menimbulkan rasa sakit terutama di bagian tulang belakang dan sendi-sendi kaki. Rasa sakit itu timbul bukan karena proses bertumbuhnya tulang namun karena peregangan ke tinggi maksimum. Dan kondisi ini terjadi secara temporal, bukan permanen.
Tubuh astronot mengalami peregangan ketika berada di luar angkasa. Sumber: Wikipedia
8. Bakteri berkembang 10 kali lebih cepat di angkasa dan dapat berubah menjadi salmonella mutan
ADVERTISEMENT
Tidak benar. Para astronot mengamati sampel perkembangan mikroba dan virus ketika berada di dalam pesawat luar angkasa. Hasilnya mikroba tersebut bermutasi dengan sedikit berbeda di kondisi radiasi tinggi namun hingga saat ini tidak ada kasus kematian astronot karena terinfeksi salmonella mutan.
*perjalanan interstellar adalah perjalanan antar bintang
Sumber:
https://www.wired.com/video/watch/space-myths