news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Muntahan Paus untuk Bahan Pembuatan Parfum

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
18 Februari 2018 1:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Parfume (Foto: Pixabay/ mohamed_hassan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Parfume (Foto: Pixabay/ mohamed_hassan)
ADVERTISEMENT
Bila kopi yang keluar dari kotoran luwak dikatakan memiliki cita rasa dan aroma yang digemari para pecinta kopi, zat buangan dari hewan laut ini juga diburu dengan harga tinggi untuk dijadikan bahan campuran dalam parfum. Ambergris atau muntahan paus disebut-sebut menjadi salah satu bahan baku penghasil aroma pada parfum yang langka dan bernilai jual tinggi. Aroma sensasi laut dan manis dari ambergris merupakan hasil dari usus paus sperma yang keluar bersama dengan kotoran paus itu sendiri. Namun, ambergris yang memiliki tekstur padat dan licin seperti zat lilin ini oleh perusahaan-perusahaan parfum besar tidak lagi digunakan sebagai bahan dasar pembuatan parfum karena adanya larangan dari International Fragrance Association. Di samping itu, sulit juga untuk mengandalkan paus sperma agar mau mengeluarkan ambergris secara intens dan dalam kuantitas banyak bila diperlukan. Untuk mendapatkan aroma wangi, kita perlu menunggu waktu yang cukup lama karena perlu proses oksidasi agar terjadi perubahan rantai kimia yang mampu menghilangkan bau tidak sedap.
ADVERTISEMENT