Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Olahraga-olahraga yang Telah Punah (1)
3 Juli 2019 21:33 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada zaman dahulu, olahraga bukan hanya sepak bola, bulu tangkis, atau olahraga-olahraga lain yang kita miliki sekarang di zaman modern. Ada banyak macam olahraga yang dikenal tapi tidak dimainkan lagi sekarang.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, banyak juga permainan-permainan baru yang ditemukan dan mulai diperkenalkan dalam kompetisi olahraga seperti Olimpiade.
Lalu, apa saja ya cabang olahraga yang dulu pernah ada tapi lantas punah dan kini tinggal sejarah? Yuk, simak selengkapnya.
Balap kereta kuda sangat populer pada zaman Yunani dan Romawi kuno. Jalan-jalan akan ditutup jika kompetisi sedang berlangsung. Balapan ini merupakan salah satu cabang olahraga utama pada Olimpiade mula-mula dan juga pada festival-festival di kedua negara tersebut.
Atlet yang bertanding akan naik ke kereta yang reyot yang ditarik oleh empat kuda dengan jarak yang harus ditempuh sepanjang 8,4 kilometer. Jika bertanding dalam regu, satu regu dapat memiliki tiga kereta dan dibedakan dengan warna. Layaknya olahraga modern, para penggemar olahraga ini akan mendukung regu favorit mereka dan menggunakan atribut sesuai dengan warna regu.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa peraturan dalam olahraga ini. Salah satunya adalah pengendara bukan hanya boleh mencambuk kudanya, tapi juga pengendara lain. Kereta yang dikendarai sangat rawan tabrakan dan pengendara sering tewas atau terluka parah karena terlilit tali kemudi. Namun, mirisnya, korban yang berjatuhan malah menjadi hiburan tambahan bagi penonton.
Olahraga yang berbahaya tersebut adalah salah satu cara bagi para budak atau rakyat miskin untuk meningkatkan statusnya dalam kehidupan sosial. Mereka akan mendapatkan banyak uang jika menang, dan jika mereka kalah dan tewas, kondisi tersebut mungkin lebih baik daripada hidup sebagai budak.
Circus Maximus di Roma adalah tempat terbesar untuk balapan kereta kuda yang pernah dibangun dengan kapasitas sebanyak 150 ribu penonton. Olahraga ini pelan-pelan hilang setelah Kekaisaran Roma juga kehilangan kekuatannya.
ADVERTISEMENT
Kamu akan mengerti mengapa olahraga lempar rubah akhirnya hilang dari muka bumi ini. Olahraga ini terkenal sadis dan membuat banyak rubah tewas. Meskipun begitu, olahraga ini sangat populer di antara kaum bangsawan Eropa pada abad ke-17 dan 18.
Rubah-rubah atau hewan lainnya yang disimpan di dalam kandang akan dilepaskan ke arena permainan. Rubah-rubah tersebut akan berlarian menghindari kain-kain panjang yang berayun. Ujung-ujung kain tersebut dipegang oleh dua orang atlet yang bermain di dalam satu tim.
Mereka akan berusaha menangkap rubah-rubah tersebut dan melemparkannya ke udara sampai hewan tersebut jatuh lagi. Tim yang berhasil melempar rubah paling tinggi akan keluar sebagai pemenang.
Terlepas dari kekejaman yang dilakukan terhadap hewan-hewan malang tersebut yang mencoba untuk kabur dari arena, olahraga ini digolongkan sebagai olahraga yang cukup lembut untuk perempuan juga dapat berpartisipasi. Jika sampai pada akhir permainan masih ada hewan yang hidup, hewan tersebut akan dipukul sampai mati.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu pernah melihat olahraga abad pertengahan ini melalui cerita-cerita tentang kesatria yang berusaha memenangkan hati para putri atau wanita cantik. Jousting mulai populer pada abad ke-15.
Bagaimana cara bermainnya? Di awal pertandingan, para atlet Jousting akan terlibat dalam pertempuran bohong-bohongan sebagai latihan untuk pertempuran yang sesungguhnya. Selanjutnya, dua orang atlet yang berkompetisi akan memakai baju besi dan menunggang kuda. Mereka akan menaiki kudanya dan saling berhadap-hadapan di kedua ujung arena pertandingan dengan tombak yang diarahkan kepada musuh.
Selanjutnya, kuda akan berlari dan pengendara kuda akan berusaha menjatuhkan lawan dari kudanya atau menghancurkan perisainya. Pertempuran akan terus berlangsung sampai salah satu pihak mengaku kalah.
Namun olahraga Jousting memiliki beberapa versi. Salah satu versi lainnya adalah kuda akan berlari ke arah sebuah lingkaran besi dan pengendara kuda harus melemparkan tombaknya ke arah lingkaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Jousting lama kelamaan menjadi tidak populer karena orang-orang lebih suka dengan olahraga lain yang lebih tidak sadis yaitu Equestrian atau balap kuda yang mulai populer pada abad ke-17. Saat ini, peragaan olahraga Jousting masih dapat dilihat dalam festival-festival abad pertengahan.