Konten dari Pengguna

Pengaruh Gaya Gravitasi pada Tubuh Manusia - Bagian 2

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
14 September 2020 19:03 WIB
clock
Diperbarui 11 Februari 2021 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bumi, planet yang kita diami ini memiliki gaya gravitasi yang mempengaruhi setiap benda yang ada di permukaannya termasuk tubuh manusia. Gaya gravitasi ini menjaga agar kita tetap menjejak di permukaan tanah atau permukaan bumi, dan setiap benda yang bergerak akan selalu tertarik atau jatuh ke arah pusat bumi.
Ayunan akan selalu kembali ke posisi awal karena adanya gaya gravitasi. Gambar oleh Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ayunan akan selalu kembali ke posisi awal karena adanya gaya gravitasi. Gambar oleh Pexels
Berbagai sistem atau metabolisme dalam tubuh kita menariknya, juga dipengaruhi oleh gravitasi bumi. gaya tarikan bumi ini mempengaruhi berbagai sistem yang bekerja dalam tubuh kita seperti sistem peredaran darah, sistem saraf maupun bagaimana sel-sel dalam tubuh kita tumbuh. Tetapi uniknya ada sistem metabolisme tubuh yang dapat melawan tarikan gaya gravitasi. Dan ada pula sel-sel tubuh kita yang tidak dapat bekerja apabila berada pada kondisi minim gaya gravitasi. Yuk kita simak penjelasannya.
ADVERTISEMENT
Gaya gravitasi dan sistem saraf
Bagaimana pengaruh gaya gravitasi pada sistem saraf manusia? Tidak hanya pada manusia, gravitasi yang berlaku di permukaan bumi mempengaruhi sistem syaram dari semua makhluk hidup. Gaya gravitasi diketahui mempengaruhi mulai dari tingkat sel, jaringan maupun sistem kerja tubuh. Dari catatan sejarah, seluruh makhluk hidup di muka bumi beradaptasi terhadap gaya gravitasi yang menjadi stimulus yang konstan dan permanen. Sehingga banyak sekali sistem dalam tubuh, bagaimana tubuh kita tumbuh dan berkembang yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi, termasuk sistem saraf.
Berdasarkan kajiannya Florian P.M. Kohn dan timnya menyatakan, ketiadaan gravitasi terutama pada perjalanan luar angkasa dapat mempengaruhi berbagai hal seperti persepsi sensoris, disfungsi vestibular dan proprioseptif, perubahan sinergi dan koordinasi otot, penurunan massa otot dan gaya otot dan kontrol terhadap postur tubuh, penurunan kemampuan berpindah atau mobilitas. Yang mana semua hal ini berkaitan erat dengan sistem saraf pada tubuh manusia.
Para astronot yang baru melaksanakan misi antariksanya akan mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak bebas ketika kembali ke Bumi. Gambar oleh Pexels.
Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui efek yang diderita oleh tubuh apabila melalui perjalanan panjang tanpa gravitasi. Meskipun resiko-resiko ini diketahui bagi tubuh berbagai penelitian lebih lanjut terus dilakukan oleh pakar untuk meningkatkan kemampuan tubuh menanggulangi dampak dari tidak adanya gravitasi, mengingat penjelajahan antariksa semakin sering dan semakin lama durasinya dilakukan oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Gravitasi bukan hanya gaya, tetapi juga penanda bagi tubuh
Menurut NASA, gravitasi tidak hanya gaya yang bekerja pada setiap benda di permukaan bumi, tetapi bagi tubuh gravitasi adalah penanda atau pemberi sinyal bagi tubuh untuk melakukan sesuatu. Misalnya, gaya gravitasi memberi tanda bagi otot dan tulang untuk menjadi kuat karena untuk bergerak dan bekerja tubuh tentunya akan melawan gaya gravitasi. Seperti mengangkat benda, berjalan, berlari, memanjat, naik tangga dan lain sebagainya. Ketika tubuh manusia berada di kondisi tanpa gravitasi tanda ini tidak lagi diterima oleh tubuh sehingga otot dan tulang tidak lagi terlatih melawan gravitasi sehingga terjadi penurunan massa otot karena jarang digunakan.
Gaya gravitasi akan melatih otot dan tulang agar lebih kuat untuk dapat bebas beraktivitas. Gambar oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Pengaruh gaya gravitasi pada sistem pernafasan
Gaya gravitasi sangat mempengaruhi bagaimana sistem pernapasan terutama organ paru-paru bekerja. Dengan strukturnya yang berupa jaringan halus berongga dan berkapiler, gaya gravitasi mempengaruhi bentuk paru-paru ketika proses menarik dan menghembuskan nafas. Gaya gravitasi menjaga bentuk paru-paru menjadi seimbang saat proses bernafas yang pada akhirnya mendukung kerja paru-paru dalam pertukaran udara bersih (kaya O2) dengan udara kotor (kaya CO2).
ADVERTISEMENT
Namun menariknya, kajian terkini menunjukan bahwa ketiadaan gravitasi tidak menurunkan efektivitas pertukaran udara pada paru-paru. Dan perubahan bentuk paru-paru pada kondisi minim gravitasi kerja paru-paru tetap menunjukan performa yang sama pada kondisi dengan gaya gravitasi. Diketahui juga berdasarkan pengamatan, para astronot sehabis melakukan perjalanan antariksa tidak mengalami gangguan sistem pernafasan dan paru-parunya tidak mengalami penurunan maupun peningkatan efektifitasnya.
Menarik nafas. Gambar oleh VisionPic.net dari Pexels
FAN untuk Lampu Edison
Sumber 1, 2, 3