Konten dari Pengguna

Penjelasan Sains di Balik Kerokan

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
12 Juni 2020 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gua sha. Sumber: Wikimedia commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gua sha. Sumber: Wikimedia commons
ADVERTISEMENT
Kerokan adalah salah satu pengobatan tradisional yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Apakah ada penjelasan ilmiah mengenai kerokan? Simak ulasannya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya popular di Indonesia
Tahukah kamu ternyata kerokan tidak hanya populer di Indonesia, namun juga populer di negara Asia Tenggara dan Asia Timur lainnya? Yup, kerokan cukup terkenal di negara Tiongkok, Vietnam, Thailand, Kamboja, Laos, dan beberapa negara Asia lainnya meski dengan istilah yang berbeda. Di Tiongkok metode pengobatan seperti kerokan dikenal sebagai Gua sha (menggunakan batu), sedangkan di Vietnam dikenal sebagai Cao gio. Di Barat, meski teknik pengobatan ini tidak begitu popular, kerokan disebut dengan coining atau coin rubbing ‒karena penggunaan koin ketika kerokan‒
Masuk angin vs kerokan
Mual, perut kembung, pegal linu? Kerokan aja! Tidak enak badan karena kehujanan? Hmm, sepertinya kamu masuk angin, kamu butuh kerokan!
ADVERTISEMENT
Dalam masyarakat Indonesia, kerokan merupakan pengobatan yang paling sering dilakukan untuk mengatasi satu penyakit khas Indonesia: masuk angin. Masyarakat awam menggunakan istilah masuk angin untuk menggambarkan sebuah kondisi tidak nyaman yang dirasakan tubuh berupa perut kembung, mual, pegal linu, pusing dan sakit kepala, atau panas dingin. Dalam masyarakat Jawa, masuk angin dipercaya timbul akibat terlalu banyak angin yang masuk ke dalam tubuh, biasanya muncul setelah seseorang kehujanan, terpapar angin terlalu banyak, atau karena telat makan dan kelelahan. Jika kondisi seperti ini tidak segera diatasi maka akan mengganggu aktivitas penderita.
Sebenarnya tidak ada konsep masuk angin dalam dunia medis. Dunia medis menganggap masuk angin sebagai sebutan untuk gejala sebelum flu dan pilek menyerang, atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai common cold.
ADVERTISEMENT
Mengapa kerokan?
Mahalnya biaya pengobatan, terbatasnya akses ke perawatan kesehatan, diduga menjadi pemicu munculnya budaya kerokan. Kerokan dapat dilakukan dengan cukup mudah dan menggunakan ‘alat’ sederhana yang tidak sulit ditemukan di rumah. Bermodal sekeping uang logam, minyak, dan sedikit kesabaran, maka kerokan dapat dilakukan. Kerokan dianggap sebagai sebuah metode pengobatan tradisional yang paling murah dan mudah untuk dilakukan.
Kerokan secara ilmiah
Secara umum kerokan dianggap cukup aman, meskipun dalam praktiknya mungkin akan terasa menyakitkan. Kerokan tidak dianjurkan bagi siapa pun yang menggunakan obat antiplatelet atau pengencer darah, dan antikoagulan atau yang memiliki masalah dengan aktivitas koagulasi atau trombosit. Selain itu dianjurkan untuk menggunakan alat kerok yang bersih meskipun tidak ada laporan infeksi kerokan.
ADVERTISEMENT
Praktik Cao gio di Amerika Serikat pernah menimbulkan perdebatan karena dianggap sebagai tindakan kekerasan pada anak (child abuse) karena memar kemerahan (bruise) yang timbul akibat kerokan. Hal tersebut terjadi karena ketidaktahuan terhadap budaya kerokan Asia.
Sebuah penelitian oleh Tamtomo (2008) dilakukan untuk melihat apakah ada kerusakan yang timbul pada kulit akibat tekanan dan geseran yang berulang pada kerokan. Hasilnya adalah 1) adanya reaksi inflamasi pada kulit dan 2) tidak ada kerusakan pada kulit. Kerokan juga meningkatkan kadar endorphin yang menurunkan myalgia atau nyeri otot, menyebabkan rasa nyaman, segar, dan euforia.
Sebuah penelitian tentang Gua sha juga dilakukan oleh Nielsen dkk (2007) yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan sirkulasi mikro local ke area yang dikerok. Peningkatan sirkulasi tersebut dapat berperan dalam penurunan myalgia local dan distal. Selain itu terdapat biomekanisme penghilang rasa sakit yang tidak teridentifikasi terkait dengan praktik Gua sha. Sehingga diperlukan penelitian lanjut untuk memahami mekanisme tersebut.
ADVERTISEMENT
Jadi bagaimana dengan Anda? Anda tim #kerokan atau tim langsung minum obat?
Sumber:
https://cchp.ucsf.edu/sites/g/files/tkssra181/f/Coining_En0210.pdf
Tamtomo, D.G., 2008. Gambaran Histopatologi Kulit pada Pengobatan Tradisional Kerokan. Jurnal CDK, 160(35), pp.28-31.
Nielsen, A., Knoblauch, N. T. M., Dobos, G. J., Michalsen, A., & Kaptchuk, T. J. (2007). The Effect of Gua Sha Treatment on the Microcirculation of Surface Tissue: A Pilot Study in Healthy Subjects. EXPLORE: The Journal of Science and Healing, 3(5), 456–466. doi:10.1016/j.explore.2007.06.001