Konten dari Pengguna

Perkembangan Toilet Dari Masa Ke Masa

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
17 Mei 2019 20:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagian besar kamar mandi yang mengusung konsep modern saat ini telah menggunakan toilet duduk sebagai media pembuangan sisa pencernaan, baik kecil maupun besar. Salah satu komponen yang pasti selalu ada di setiap toilet duduk tidak lain adalah flush. Komponen ini sendiri memiliki berbagai macam bentuk, dari berupa tuas hingga tombol yang menempel pada toilet. Jika kita flashback ke awal pembuatannya, toilet pertama kali dipatenkan pada tahun 1775 oleh tukang arloji kebangsaan Skotlandia bernama Alexander Cumming. Toilet milik Cumming ini merupakan versi penyempurnaan dari toilet yang dirancang untuk Ratu Elizabeth I oleh putra baptisnya, Sir John Harrington di tahun 1592. Cumming menambahkan toilet yang dirancangnya dengan saluran pipa berbentuk S yang berfungsi sebagai perangkap bau-bauan tidak sedap, dimana sebelumnya tidak dilakukan oleh Harrington.
ADVERTISEMENT
Pada masa dulu, buang air merupakan kesempatan untuk relaksasi dan bersenda gurau. Orang-orang Romawi kuno menggunakan tempat duduk di toiletnya agar dapat berbincang-bincang bersama teman-teman mereka. Pada tahun 315 Sebelum Masehi, bangsa Roma telah memiliki 144 toilet umum yang ramai digunakan oleh orang-orang. Toilet-toilet tersebut terdiri atas bangku-bangku batuan dengan lubang-lubang berbentuk lubang kunci, dimana mereka akan menggunakannya untuk duduk bersama dan menjalankan bisnis mereka, bahkan mungkin sambil bergosip. Sedangkan Inggris pada Abad Pertengahan menggunakan semacam pispot untuk buang air dan kemudian membuangnya melalui jendela. Terdengar sangat menjijikan ya. Tapi tidak seluruh warga Inggris melakukan hal ini sebenarnya. Bagi masyarakat yang lebih mampu, mereka menggunakan sarana yang dinamakan “garderobe”, yakni ruang kecil yang menempel di sisi kastil. Di dalamnya terdapat lubang yang dibuat pada lantai, yang dikosongkan menjadi parit atau saluran pembuangan. Mereka juga menyimpan pakaian di dalam garderobe, karena mereka meyakini bahwa bau menyengat kotoran manusia dapat menjauhkan lalat dan ngengat dari pakaian mereka. Pada masa berikutnya, garderobe-garderobe umum dikosongkan secara langsung menjadi Sungai Thames, yang tidak disangka-sangka menjadi pertanda perubahan kesehatan ke arah yang lebih buruk.
ADVERTISEMENT
Seiring populasi warga Eropa yang semakin bertumbuh di tahun 1800-an, hingga mencapi 100 orang berbagi garderobe umum secara bersama-sama. Limbah tersebut pada akhirnya hanyut menuju sungai, mencemari pasokan air minum, sehingga menyebabkan warga terserang kolera, tifus, dan penyakit yang ditularkan melalui saluran air lainnya. Kondisi ini mengganggu masyarakat Eropa di abad ke-19, yang menyebabkan lebih dari setengah populasi masyarakat “kelas pekerja” mati sebelum berumur 5 tahun. Sungguh sesuatu yang mengerikan.
Ketika musim panas di London menjelang, pada tahun 1858, bau limbah membusuk menyebabkan kota ini menjadi tempat hidup yang tidak tertahankan. Parlemen kemudian menugaskan pembangunan selokan London yang selesai pada tahun 1865. Sejak pembangunan selesai, kematian akibat penyakit yang ditularkan melalui air mengalami kemerosotan. Kota-kota di seluruh dunia pun mengikuti langkah ini dan membangun saluran pembuangan sanitasinya sendiri. Penggunaan toilet kemudian dipatenkan oleh Cummings, meski paten merk pertama dimiliki oleh Thomas Crapper yang hanya memberikan sedikit kontribusi dalam membuat variasi desain toilet. Hal ini tidak lain karena Crapper mencantumkan namanya dalam setiap barang yang diproduksinya. Crapper mengembangkan saluran berbentuk S yang berfungsi menangkap bau-bauan menjadi bentuk U. Pengembangan ini didasari atas pemikiran bahwa saluran berbentuk U tidak akan mengering dan tidak juga akan meluap. Selain itu, ia juga menjadi yang pertama memiliki showroom untuk kamar mandi, toilet, dan wastafel. Crapper juga dikenal dengan kualitas produknya, sehingga tidak mengherankan jika ia menerima sejumlah penghargaan. Crapper memperoleh 9 jenis paten, yang 3 jenisnya diperoleh dari pengembangan toilet. Tidak sampai di situ, keponakan Crapper bernama George mengembangkan mekanisme Siphon, dimana air dialirkan melalui tabung. Tabung berbentuk U terbalik tersebut kemudian menyebabkan cairan mengalir ke atas, di atas permukaan penampung. Meski tanpa pompa, namun kekuatan air yang mengalir jatuh ke tabung karena tarikan gaya gravitasi kemudian lepas ke level yang lebih rendah dibanding permukaan penampung, sehingga air dapat keluar.
ADVERTISEMENT
Tidak disangka, ternyata toilet mengalami perjalanan yang panjang juga dalam perkembangannya. Beruntunglah kita saat ini dapat memiliki saluran sanitasi masing-masing yang mencegah penyebaran penyakit ke lingkungan.
Sumber gambar: Photo by Curology on Unsplash