Perubahan Iklim Merombak Ulang Kehidupan Serangga di Arktik

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
13 September 2020 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Melalui kolaborasi penelitian yang unik, para peneliti di Universitas Helsinki telah mengungkap perubahan besar yang terjadi pada komunitas serangga di Kutub Utara.

ADVERTISEMENT
Studi ini mengungkapkan bagaimana perubahan iklim mempengaruhi predator kecil namun penting dari serangga lain, yaitu parasitoid. Profesor Tomas Roslin dari Universitas Helsinki dan Universitas Ilmu Pertanian Swedia (SLU) mengatakan bahwa predator di bagian atas jaring makanan memberi kita petunjuk tentang apa yang terjadi pada spesies mangsanya juga. Hasil ini meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana pemanasan global mengubah alam. Penemuan utama para peneliti adalah bahwa jejak perubahan iklim yang jelas sudah dapat dilihat di komunitas serangga kutub yang juga ikut berubah drastis. Di daerah di mana musim panas dengan cepat menghangat, para ilmuwan menemukan proporsi predator sensitif dingin yang lebih tinggi daripada yang diduga berdasarkan iklim sebelumnya.
Arctic illustration | wikimedia.org
Parasitoid adalah predator yang ganas tetapi sensitif terhadap perubahan kondisi iklim dan Arktik saat ini berubah sekitar dua kali lebih cepat dari rata-rata global. Oleh karena itu, kawasan Arktik menyediakan laboratorium penting ketika kami mencoba memahami efek perubahan iklim terhadap alam. Lalu, untuk membedakan konsekuensi utama dari perubahan iklim, para peneliti telah memfokuskan pada beberapa predator terpenting di Arktik, tawon parasitoid dan lalat. Parasitoid ini adalah predator yang larvanya berkembang pada atau dalam satu individu inang dan biasanya membunuhnya dalam proses tertentu.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menemukan bahwa perubahan terutama mempengaruhi rasio antara parasitoid yang mengikuti gaya hidup yang berbeda. Di sisi lain, spesies parasitoid yang berbeda menggunakan inang yang berbeda pula. Di Arktik, Lepidoptera yaitu kupu-kupu dan ngengat serta Diptera seperti lalat dan agas adalah kelompok inang terbesar dari parasitoid. Para ilmuwan menemukan bahwa proporsi parasitoid yang memangsa kupu-kupu pencinta kehangatan terutama di daerah di mana suhu musim panas khususnya telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Sebaliknya, pemanasan musim dingin tercermin dalam representasi besar spesies yang saling memakan satu sama lainnya.
Artic Region | wikimedia.org
Di luar spesies inangnya, parasitoid juga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok lain berdasarkan cara mereka menggunakan inang mereka. Koinobiont adalah ahli gaya hidup parasit yang sebenarnya dan memanipulasi inang mereka dengan tepat. Betina bertelur di telur atau larva inang dimana larva parasitoid kemudian menunggu dengan sabar sampai inangnya tumbuh lebih besar. Untuk melakukan ini, koinobiont harus dengan terampil memanipulasi pertahanan kekebalan inang untuk bertahan hidup lebih lama sampai pertumbuhannya cukup. Kelompok kedua, idiobiont, lebih mirip dengan predator klasik, larva idiobiont mulai memakan tuan rumah segera setelah mereka menetas, sehingga tidak ada waktu tunggu yang terjadi disini. Strategi yang berbeda ini secara langsung tercermin dalam kepekaan kedua kelompok terhadap kondisi iklim. Koinobiont dapat menunggu sampai tuan rumah mundur ke kondisi terlindung untuk berhibernasi sebelum membunuhnya. Dengan demikian, mereka mendapatkan perlindungan dari cuaca beku yang terburuk. Idiobiont tidak memiliki keuntungan ini, dan sering melumpuhkan tuan rumah di tempat yang ditemukan, kemudian harus tinggal di dalamnya.
Parasitoid | Wikipedia.org
Proyek ini memanfaatkan rasio antara parasitoid Lepidoptera dan Diptera, dan antara koinobion dan idiobion, menjadi barometer sensitif dari efek perubahan iklim yang terjadi di dunia. Pendekatan umum untuk memprediksi efek perubahan iklim adalah dengan membandingkan komunitas organisme kontemporer di iklim yang berbeda dan kemudian berasumsi bahwa komunitas di daerah dingin pada akhirnya akan mulai menyerupai komunitas mereka saat ini di wilayah yang lebih hangat saat iklim menghangat. Dimensi waktu perubahan digantikan oleh jarak, dalam apa yang disebut ruang untuk substitusi waktu. Namun, sekarang kita sudah dapat membandingkan daerah di mana iklim telah berubah dengan cara yang berbeda. Hal ini terutama berlaku di Arktik, lokasi dimana perubahan kecil akan berdampak besar bagi regional yang lebih luas di Bumi.
ADVERTISEMENT