Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Polonium, Racun Paling Mematikan di Dunia
19 November 2018 1:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Sumber gambar : Pixabay
Polonium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Po dan nomor atom 84. Polonium adalah salah satu elemen dari uranium-radium dan merupakan anggota dari uranium-238. Polonium adalah unsur yang sangat jarang di alam. Polonium (juga disebut radium-F) adalah isotop paling umum yang terjadi yang memiliki paruh waktu 138 hari. Banyak isotop lain yang sudah berhasil disintesis. Polonium meleleh pada suhu 254 °C ( sekitar 489 °F ), mendidih pada suhu 962 °C ( sekitar 1764 °F ), dan memiliki spesifik gravitasi 9.3. Unsur radioaktif yang langka ini termasuk kelompok metaloid yang memiliki sifat kimia yang mirip dengan telurium dan bismut.
ADVERTISEMENT
Selama polonium tidak menyentuh langsung tubuh kita, kita akan selamat karena partikel alpha yang terpancar tidak dapat menembus kulit kita. Sebaliknya, jika zat polonium menyentuh tubuh kita bahkan tertelan polonium akan dengan cepat merusak kulit bahkan organ internal tubuh kita. Setitik polonium saja dapat mengandung 3.400 dosis racun yang dapat mematikan manusia. Zat ini ditemukan oleh ilmuwan Perancis, Marie Curie pada abad ke-19 dan dinamai dengan nama asal negaranya Polandia yang dalam bahasa Latin disebut Polonia.
Menurut Oleg Gordievsky, mantan perwira Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (Komite Keamanan Negara) polonium merupakan senjata pembunuh terbaik selama perang dingin berlangsung. Selain kematian dapat dipastikan jika polonium sudah tertelan oleh target, polonium juga sulit untuk di identifikasi oleh para dokter kecuali melakukan pencarian khusus terhadap tubuh korban tersebut. Kemampuan polonium ini menjadikannya sebagai racun yang dapat mengelabui para penyidik dalam mencari pembunuh sebenarnya. Alasan lain polonium menjadi senjata paling baik adalah mudah dibawa untuk melewati perbatasan antar negara. Polonium bahkan tidak memicu detektor radiasi dan dapat dibawa dalam bentuk kristal atau mencairkan bubuk polonia dalam cairan lain.
ADVERTISEMENT
Penggunaan polonium paling terkenal untuk meracuni target adalah tahun 2006. Mantan perwira keamanan politik Rusia, Aleksandr Litvinenko meninggal karena keracunan teh poci pada bulan November ketikan menemui 3 orang di kamar hotelnya. Zat polonia yang dimasukkan dalam teh poci tersebut tidak mengalami perubahan rasa dan perubahan warna sehingga membuat target tidak curiga. Bahkan, setelah meminum racun dalam teh poci, Aleksandr Litvinenko tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa dan saat malam baru dia merasa aneh, setelah tiga hari dia dinyatakan meninggal.
Meskipun terlihat sebagai racun yang sempurna polonium memiliki satu kelemahan yang signifikan. Jika penyidik cukup waspada untuk mendeteksi zat polonium yang digunakan, mereka dapat mengikuti jejak radioaktif yang ditinggalkannya pada semua benda yang telah bersentuhan pada saat pembunuhan untuk menemukan dan mengidentifikasi seorang tersangka.
ADVERTISEMENT
Zat polonium secara alami yang ada di dunia hanya ada dalam jumlah yang sedikit. Namun beberapa negara mencoba memproduksi polonium dengan cara memborbardir bismuth-209 dengan neutron. Di seluruh dunia, hanya sekitar 100 gram polonium yang dihasilkan setiap tahun, hampir semuanya di Rusia. Itu berarti membutuhkan keterampilan dan sumber daya yang sangat besar untuk menghasilkan polonium dan tidak terlalu banyak orang yang memiliki akses ke sana. John Croft, seorang pensiunan ahli radiasi Inggris yang bekerja pada kasus Litvinenko, mengatakan bahwa dosis yang cukup besar untuk membunuh seseorang kemungkinan akan datang dari pemerintah dengan kemampuan nuklir sipil atau militer.
Meskipun banyak digunakan sebagai racun mematikan Polonium juga dapat digunankan untuk menghilangkan listrik statis yang dihasilkan selama proses penggilingan kertas, kawat, dan lembaran logam dengan sinar alfa yang dipancarkannya. Namun, sinar beta banyak digunakan untuk hal-hal tersebut karena sinar beta lebih aman untuk digunakan.
ADVERTISEMENT
Polonium juga digunakan dalam sikat anti-statis untuk menghilangkan debu pada film fotografi. Polonium disegel dalam sikat untuk mengontrol emisi radioaktif pada film.