Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Rahasia di Balik Atraksi Menelan Pedang
13 Januari 2019 11:39 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu ahli menelan pedang adalah Hannibal Hellmurto dari Inggris. Saking berusaha meyakinkan aksinya, pesulap biasanya mengajak salah satu penonton naik ke atas panggung lalu menyuruh penonton tersebut membantu memasukkan atau menarik pedang metal masuk atau keluar dari tenggorokannya.
ADVERTISEMENT
Beberapa sumber menyatakan bahwa dibutuhkan trik tertentu untuk bisa menelan pedang. Salah satu sumber adalah Harry Houdini yang menulis “The Miracle Mongers, an expose” yang menulis bahwa menelan pedang dibutuhkan trik yaitu dengan cara menelan guiding tube terlebih dahulu sebelum menelan pedang.
Guiding tube adalah semacam silinder panjang yang bisa menjadi pembuka jalan bagi pedang yang masuk sehingga pedang tidak bergesekan langsung dengan organ tubuh orang yang menelannya karena terlindung oleh guiding tube.
Namun, beberapa pesulap lain sama sekali tidak menggunakan guiding tube. Untuk mengerti, mari kita membahas mengenai saluran pencernaan manusia terlebih dahulu. Saluran pencernaan manusia disebut dengan gastrointestinal tract (GI) adalah saluran panjang terdiri atas mulut, kerongkongan, esofagus, lambung, usus, hingga anus.
ADVERTISEMENT
Saluran pencernaan tidak berbentuk lurus sempurna namun berkelok-kelok serta tersusun atas otot-otot yaitu otot polos dan otot rangka. Otot rangka berperan dalam kontraksi ketika kita bergerak secara sadar, misalkan menelan makanan, berbicara, meludah, dan sebagainya.
Sedangkan otot polos berkontraksi tanpa kita sadari. Cara otot-otot merespons saat seseorang menelan makanan dan menelan pedang amatlah berbeda. Ketika menelan makanan, otot-otot berkontraksi agar mampu mendorong makanan melalui esofagus dan sampai ke lambung.
Untuk menelan pedang, kondisinya benar-benar berbeda. Pesulap harus mendongakkan kepalanya ke arah atas sehingga antara mulut, tenggorokan, dan juga esofagus berada di posisi yang lurus.
Pesulap juga harus memosisikan lidahnya agar tidak menghalangi jalan pedang dan mengondisikan dirinya serileks mungkin agar otot-otot saluran pencernaan dapat menjadi rileks sehingga bisa menerima dorongan pedang tanpa hambatan yang berarti.
ADVERTISEMENT
Air ludah pesulap bisa menjadi pelumas yang baik untuk memudahkan pedang masuk. Beberapa pesulap lain menggunakan minyak sayur atau jeli sebagai pelumas.
Terkadang pedang masuk sampai ke bagian atas lambung. Perkiraan panjangnya saluran pencernaan sampai ke lambung adalah 40 sentimeter. Panjang pedang untuk ditelan biasanya juga sekitar 40 sentimeter.
Untuk bisa melakukan aksi ini dengan sempurna, tentu saja dibutuhkan bertahun-tahun untuk berlatih. Namun, sebenarnya aksi ini mirip dengan salah satu metode medis yang dinamakan endoskopi.
Endoskopi adalah prosedur nonbedah untuk melihat saluran pencernaan atau mengangkat tumor di saluran pencernaan dengan menggunakan selang panjang elastis yang memiliki kamera dan arah serta lajunya dapat dikendalikan dari luar. Namun, hal yang mudah dalam endoskopi adalah pasien biasanya diberikan bius terlebih dahulu sehingga berada dalam kondisi rileks.
ADVERTISEMENT
Tantangan terbesar bagi penelan pedang adalah belajar rileks dan mengacuhkan refleks dari saluran pencernaan. Terkadang saat sikat gigi masuk terlalu dalam, ada gerakan refleks dari saluran pencernaan kita yang menjadikan kita ingin muntah. Dalam kasus penelan pedang, mereka harus bisa mengacuhkan refleks yang timbul dan berlaku seolah menelan pedang adalah pekerjaan mudah.
Di antara risiko menelan pedang tentu saja adalah luka di sepanjang saluran pencernaan (GI). Jika pedang yang ditelan lebih dari satu yang kadang dilakukan, maka sangat mungkin pergesekan dua pedang akan menjepit saluran pencernaan dan menimbulkan luka terbuka yang serius.
Di antara risiko-risiko lain dari berlatih menelan pedang ini antara lain sakit tenggorokan, sakit di dada bagian bawah (karena luka di bagian esofagus), pendarahan yang terjadi di dalam saluran pencernaan, terbentuk lubang di esofagus yang harus ditangani dengan operasi, infeksi sinus, radang paru, serta pericarditis atau peradangan di selaput yang menyelubungi jantung.
ADVERTISEMENT
Salah satu sumber juga menyebutkan bahwa menelan pedang adalah salah satu penyebab kematian. Dilaporkan kematian seorang pesulap yang berusaha menelan payung. Namun menelan pedang adalah atraksi yang telah dilakukan sejak tahun 1800 dan muncul dalam sejarah ilmu kedokteran. Beberapa referensi menceritakan bahwa ada orang-orang yang sukses menelan pisau dan benda tajam hingga benar-benar masuk ke dalam lambungnya.

Sumber: Howstuffworks, https://www.bmj.com/content/331/7524/1080.full
Sumber Gambar: Wikimedia Commons