Konten dari Pengguna

Sains Forensik Part 1 : 4 Kasus yang Terpecahkan Setelah 1 Dekade

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
11 Mei 2019 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus-kasus ini disebut dengan cold cases atau kasus yang telah mendingin. Dapat terpecahkan karena berkembangnya teknologi DNA.
ADVERTISEMENT
Detektif Todd Bonner di Utah yang bertanggung jawab terhadap kasus ini menolak untuk menyerah walaupun hingga 2012 kasus ini tidak kunjung terpecahkan. Krystal masih berusia 17 tahun ketika ia terbunuh. Tubuhnya ditemukan mengambang di sebuah sungai bernama Provo. Ditengarai penyebab kematiannya adalah tengkoraknya yang dihantam oleh batu granit sungai. Kasus ini baru menemui titik terang pada tahun 2013 dengan ditemukannya teknologi DNA baru. Diperlukan waktu sepanjang hari ketika itu mengekstrak DNA yang menempel di batu granite tersebut. Sebuah alat yang dinamakan forensik vakum digunakan untuk memudahkan proses ekstraksi. Alat ini dinamakan M vakum yang awalnya diciptakan untuk menyedot bakteri yang menempel pada makanan oleh ayah dari Jared Bradley yang mengenal dengan baik agen FBI. Bradley kemudian memberitahu agen FBI yang merupakan temannya bahwa M vakum ini dapat menyedot DNA yang menempel pada bekas ludah atau bercak darah yang menempel pada kain 40% lebih efektif dibanding kapas swab yang biasa digunakan polisi. Alat ini kemudian dibeli oleh Sorenson Forensic yang kemudian mencoba melakukan ekstraksi DNA pada batu granit sungai berusia 18 tahun yang digunakan sebagai alat membunuh Krystal. Ditemukanlah DNA seorang mantan pengemudi bus bernama Joseph Michael Simpson yang dulunya mengemudikan bus di sekitar tempat kejadian perkara.
ADVERTISEMENT
https://archive.sltrib.com/article.php?id=56919086&itype=CMSID
Kasus ini juga baru terpecahkan pada 2013, 23 tahun setelah kasus terjadi. Pelakunya adalah Donna/Douglass Perry yang didakwa membunuh tiga orang pekerja seks komersial Yolanda Sapp (26 tahun) ditemukan pada 22 Februari, Nickie Lowe (34 tahun) ditemukan pada 25 Maret, dan Kathleen Brisbois (38 tahun) ditemukan pada 15 Mei 1990. Ketiga mayat ditemukan dalam keadaan telanjang dan terdapat bekas tembakan dengan pistol 22 kaliber. Walaupun tidak ada tanda khusus yang serupa pada ketiga korban, polisi meyakini bahwa ketiga kasus itu terkait satu dengan yang lain. Detektif menemukan celana dalam wanita yang masih disimpan Perry di lemarinya, diyakini celana dalam tersebut dianggapnya sebagai trophy setelah membunuh. Pada beberapa celana dalam tersebut ditemukan DNA ketiga korban. Selain itu, polisi juga menyita mobil yang dulunya merupakan milik Perry namun dijual kepada orang lain. Di mobil tersebut ditemukan amunisi 22 kaliber, sama persis seperti yang digunakan untuk membunuh ketiga korban. Perry saat ditangkap telah menjalani operasi transgender dan telah berganti nama dari Douglass menjadi Donna.
ADVERTISEMENT
https://www.spokesman.com/stories/2013/oct/31/police-and-sheriffs-detectives-solve-23-year-old-c/
Kasus ini adalah kasus pemerkosaan dan pembunuhan ke 100 yang berhasil dipecahkan oleh Denver cold case team pada 2013. Korban bernama Patricia beard 32 tahun yang merupakan penyandang disabilitas mental dan tinggal sendirian di studio apartemennya. Keluarganya tiba-tiba tidak mendengar kabar dari Beard dan memutuskan pergi untuk mengecek. Setelah dicek, Beard ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan setengah telanjang. Ditemukan luka pada payudara bagian kiri, patah tulang, serta pendarahan parah di bagian leher. Pelaku diperkirakan masuk dengan memecahkan jendela. Ada banyak bukti, namun tidak cukup untuk merujuk pada satu pelaku. Barulah setelah hampir dua dekade berlalu yaitu pada Agustus 2011 detektif dari Denver cold case team meneliti kembali post mortem kit dari kasus tersebut. Post mortem kit adalah sekumpulan material yang digunakan untuk mengambil bukti seperti tape untuk mendapatkan sidik jari, dan juga cetakan untuk mendapatkan bentuk gigi yang serupa. Detektif membawa post mortem kit ini kepada ahli forensik. Pada kapas swab yang dimasukkan ke vagina korban dan telah disimpan puluhan tahun sebagai bukti, ditemukan sperma pelaku. Selain itu dari swab yang dimasukkan ke mulut korban juga ditemukan sperma yang DNA nya cocok dengan Hector Bencomo Hinojos, 56 tahun. Istrinya mendeskripsikan Hinojos sebagai suami yang sering melakukan tindakan kekerasan.
ADVERTISEMENT
https://www.westword.com/news/hector-bencomo-hinojos-busted-for-brutal-murder-of-patricia-beard-in-1981-5864393
Kasus ini terpecahkan pada 2011, jadi tidak sampai 1 dekade setelah kejadian. Namun, merupakan kasus yang juga terpecahkan berkat majunya teknologi pemeriksaan DNA. Anna Palmer masih berusia 10 tahun saat ditemukan terbunuh di depan pintu tempat tinggalnya sendiri dengan luka tusukan yang banyak. Kasus ini tergolong sulit untuk dipecahkan karena tidak adanya saksi, kurangnya bukti, dan tidak adanya orang yang dapat dikategorikan sebagai tersangka. Kasus ini baru menemukan jalan terang pada 2009 saat tim forensik meneliti DNA sidik jari korban dan menggunakan teknologi visible light untuk melihat apakah ada DNA orang lain yang tertinggal di sidik jari korban. Hasilnya, ditemukan DNA Matthew Block yang tinggal tidak terlalu jauh dari rumah korban ketika itu dan berusia 19 tahun saat menjadi pelaku pembunuhan. Saat terbukti bersalah, Matthew telah dan sedang menjalani hukuman penjara selama 10 tahun karena dakwaan pemerkosaan pada anak-anak. Untuk pembunuhan Anna Palmer, Matthew dijatuhi hukuman seumur hidup.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Pemeriksaan Sidik Jari. Sumber Gambar : Deakin University