Seberapa Jauh Tsunami Dapat Mengejarmu

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
9 Oktober 2018 8:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kecepatan dan jarak tempuhnya mungkin menyulitkan untuk melarikan diri
Menurutmu, apakah kita cukup berlari untuk bisa menandingi kecepatan tsunami? Secepat apakah tsunami bergerak sehingga kita tidak punya cukup waktu untuk menyelamatkan diri ke area tidak terdampak? Tentu pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi menarik untuk kita perbincangkan mengingat jarang orang melihat atau membayangkan seberapa jauh tsunami bisa mengejar mereka layaknya berkendara di jalanan dan orang lain menyalip kita dengan kecepatan yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Jika kita mulai membayangkan dan membuat analogi sederhana, mungkin bisa kita gambarkan bahwa tsunami adalah sebuah pesawat terbang dan kita hanyalah manusia yang mampu berlari dengan kecepatan 15-20 km/jam. Bahkan Usain Bolt sendiri hanya memiliki rekor lari dengan jarak 100 m dalam 9,58 detik atau setara dengan 37,4 km/jam. Ya, tsunami memang semenakutkan itu karena kecepatan gelombangnya bahkan bisa melebihi pesawat terbang komersial, yaitu sampai 943 km/jam dengan kejadian di kedalaman 7.000 m.
wave | pixabay.com
Ketika tsunami terjadi, energi yang ada disekitarnya akan berpusat pada kolom air yang membentuk gelombak besar (terlepas dari seberapa dalam tsunami itu terjadi). Dengan Panjang gelombang yang berbeda, tiap tsunami dengan keadaan gempa yang berbeda akan dengan sangat mudah menghantam apa yang ada dihadapannya, dimulai dengan ia berjalan dipermukaan air laut itu sendiri sampai akhirnya menghantam daratan dan membuat kehancuran serius terhadap bangunan dan apapun yang ada.
ADVERTISEMENT
Tsunami biasanya akan lebih destruktif ketika gempa dengan skala besar terjadi pada area yang cukup luas (beberapa titik sekaligus). Puncak gelombang tsunami sangat mungkin berkisar dari beberapa kilometer hingga ratusan kilometer atau lebih, tidak terhitung saat mereka melakukan perjalanan melintasi samudra. Ketika gelombang mendekati pantai, panjang gelombang mereka menurun dan biasanya tinggi gelombangnya akan meningkat. Hal ini mungkin akan lebih bervariasi dan berubah dengan permukaan daratan yang juga menyebabkan hal tersebut.
Pada lautan terbuka, gelombang tsunami mungkin bisa bergerak hingga 200 km atau lebih tergantung dari kedalaman laut tempat terjadinya tsunami. Uniknya, di laut yang cukup dalam, ketinggian tsunami dari dasar ke puncak mungkin hanya beberapa sentimeter hingga satu meter atau lebih dan seperti tidak berasa apa-apa. Gelombang tsunami tersebut akan dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Waktu tempuhnya pun berbeda-beda, jangka waktu yang lama mungkin diperlukan untuk jarak tempuh hingga ribuan kilometer dan akan sangat mungkin terjadi kehilangannya energi dalam proses bergeraknya gelombang tersebut. secara teoritis, semakin dalam air pada proses tsunami terjadi, maka gelombang tsunami akan semakin cepat dan jauh terjangannya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, pada dasar laut tempat awal terjadinya tsunami, kecepatan tsunami mungkin akan mencapai 800 km/jam (hampir sama dengan kecepatan pesawat jet). Kedalaman rata-rata Samudera Pasifik sendiri adalah 4.000 m, dengan kedalaman ini maka kecepatan gelombang tsunami diprediksi bisa mencapai rata-rata 200 meter per detik atau kurang lebih setara dengan 700 km/jam. Pada kecepatan setinggi itu, tsunami yang dihasilkan mungkin bisa menempuh hampir setengah perjalanan dari sabang ke merauke terhitung jika hal ini terjadi di lautan lepas dan terjadi dalam waktu kurang dari empat setengah jam. Pada tahun 1960, gelombang tsunami besar yang terjadi di Chili bahkan diprediksi bisa mencapai Jepang, lebih dari 16.800 km jauhnya dalam waktu kurang dari 24 jam, dan peristiwa ini menewaskan hingga ratusan orang.
Tsunami Wave Characteristics | itic.ioc-unesco.org
ADVERTISEMENT
Beberapa tsunami dengan tingkat keparahan terkecil bahkan bisa mencapai belasan hingga puluhan km dari pesisir pantai (sebagai contoh hal ini yang juga terjadi di Palu dimana jarak kota Palu dari Pelabuhan Pantoloan hanya berkisar 28 km). Memang hal yang sangat menakutkan dan mungkin bisa dikatakan kita tidak akan bisa lari dari terjangan tersebut sehingga menyelamatkan diri ke dataran tinggi terdekat merupakan solusi yang paling tepat disini.