Konten dari Pengguna

Seberapa Sering Kita Seharusnya Makan Daging?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
15 Agustus 2019 8:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mari kita diskusikan dari sudut pandang sains dan ilmu kesehatan.
ADVERTISEMENT
Jika kita melihat evolusi manusia di bagian pencernaan, maka kita bisa memastikan bahwa manusia memang bukan dirancang untuk menjadi herbivora (pemakan tumbuhan). Karena ada enzim di struktur pencernaan kita yang memang khusus untuk mengolah daging. Selama ini mengkonsumsi daging diasosiasikan dengan mendukung pesatnya pertumbuhan otak dan juga fisik. Masa berburu bagi manusia di masa lampau banyak diasosiasikan dengan cengkerama sosial yang akrab dan mempererat struktur sosial masyarakat, terlebih lagi masyarakat barat saat ini adalah konsumen daging terbesar di dunia. Selain itu, terdapat anggapan bahwa daging adalah simbol prestise sehingga masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas secara rutin mengkonsumsinya.
Namun, kini pertanyaannya adalah, seberapa besarkah benefit makan daging jika dibandingkan dengan harganya yang mahal? Pertanyaan lain adalah bagaimana dampak industri pengolahan daging terhadap lingkungan?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data, saat ini masyarakat dunia mengkonsumsi daging sebanyak 40 gram/kapita. Dengan jumlah konsumen daging terbesar terfokus di Amerika Serikat, Brazil, dan Spanyol dimana konsumsi daging mencapai 100 gram/kapita. Karena tingginya kebutuhan pasar akan daging, ayam pedaging kini dipotong hanya setelah berusia 6-7 minggu, sementara babi disembelih hanya 6 bulan setelah disapih dari induknya.
Daging Merah dan Daging Putih
Mungkin kita sering mendengar tentang daging merah. Definisi daging merah adalah daging yang berwarna merah sebelum diproses, contohnya daging sapi, babi, kambing, yang setelah dimasak akan menjadi berwarna gelap. Sebaliknya daging ayam dan unggas lain biasanya terlihat putih sebelum dimasak. Hanya daging mamalia dan unggas yang dikategorikan ke dalam golongan merah dan putih. Daging ikan biasanya tidak masuk dalam kedua kategori ini.
ADVERTISEMENT
Daging merah adalah sumber protein dan zat besi yang sangat baik bagi tubuh kita. Namun, mengkonsumsi daging merah dalam jumlah berlebih akan membahayakan karena diasosiasikan dengan penumpukan kolesterol yang mempertinggi resiko penyakit kanker dan kardiovaskular. The Recommended Dietary Allowance untuk protein adalah 0.8 gram/1 Kg berat tubuh. Jadi jika berat kita adalah 50 Kg, berarti asupan protein harian dari daging seharusnya tidak melebihi 40 gram/ hari. Kita juga dianjurkan untuk menambah variasi menu berupa sayuran.
Apakah Lebih Banyak Protein Berarti Baik?
Orang Amerika rata-rata mengkonsumsi protein baik dari sumber daging dan tumbuhan sekitar 16% dari asupan harian. 16% tidak bisa dikategorikan sebagai banyak, tetapi cukup. Range cukup adalah 15-25% dari total asupan, dan tentu saja ini bergantung pada berat tubuh, jenis kelamin, serta aktivitas harian. Asupan protein yang cukup akan membantu menjaga bentuk otot walaupun telah melalui proses penuaan, serta mempertahankan bentuk tubuh yang ramping dan memudahkan proses pembakaran lemak. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa lebih baik protein disisipkan dalam menu sarapan dan makan siang sedikit demi sedikit dan bukannya ditumpuk untuk makan malam besar seperti yang biasa dilakukan orang Amerika. Satu hal yang perlu dicatat, banyak dari kita yang menganggap bahwa sumber protein utama adalah daging. Padahal ada banyak sumber protein lain seperti telur, kacang-kacangan, keju, susu, biji-bijian, serta sayuran. Sumber protein yang berasal dari plant-based tentunya lebih murah dan juga lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Daging Proses dan Dampaknya terhadap Kesehatan
Secara definisi, daging proses adalah daging yang telah diawetkan, dikeringkan, diasinkan, diasapi, atau dikalengkan. Produk makanan yang tergolong dalam daging proses contohnya adalah sosis, salami, daging kaleng, daging asap, dan lain sebagainya. Sementara itu daging yang hanya melalui proses seperti dipotong lalu dibekukan tidak termasuk golongan daging proses. Daging yang telah diproses berdampak buruk bagi kesehatan diantaranya adalah karena zat kimia dan pengawet yang digunakan selama proses pengolahan. Itulah mengapa daging yang telah diproses erat diasosiasikan dengan resiko penyakit hipertensi, jantung, pembuluh darah, penyumbatan saluran pernapasan pada paru (chronic pulmonary obstructive disease), serta kanker saluran pencernaan.
Dampak Industri Pengolahan Daging terhadap Lingkungan
Industri pengolahan daging di seluruh dunia setidaknya mempekerjakan 1.3 milyar pekerja, menggunakan ⅓ stok air di muka bumi, dan menghabiskan setidaknya 1.3 milyar ton biji-bijian untuk pakan ternak per-tahunnya yang harus ditumbuhkan dengan pestisida dan zat kimia. Dengan skala sebesar itu, industri pengolahan daging memiliki dampak seperti degradasi lahan dan juga air, hujan asam, penebangan hutan, emisi gas, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sumber : https://www.health.harvard.edu/blog/how-much-protein-do-you-need-every-day-201506188096
https://www.healthline.com/nutrition/why-processed-meat-is-bad#section3
https://www.scientificamerican.com/article/should-humans-eat-meat-excerpt/
https://theconversation.com/five-ways-the-meat-on-your-plate-is-killing-the-planet-76128
http://science.time.com/2013/12/16/the-triple-whopper-environmental-impact-of-global-meat-production/
Ilustrasi daging barbeque. Sumber Gambar : Pixabay