Bisakah Terapi Sengat Lebah Sembuhkan Rematik?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
6 Desember 2018 8:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendengar kata “sengatan lebah” hal yang terlintas di otak kalian tentu adalah rasa sakit. Ya, tersengat lebah memang akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri hebat disertai reaksi peradangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini disebabkan karena kandungan protein pada racun atau bisa lebah yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan sel kulit sehingga menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan di sekitar area sengatan. Akan tetapi, tahukah kalian bahwa sengatan lebah kini dijadikan terapi untuk beberapa penyakit.
Racun lebah telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati berbagai penyakit di berbagai negara, misalnya di Korea. Terapi sengat lebah adalah jenis terapi alternatif yang menggunakan sengatan lebah pada titik-titik tertentu di bagian tubuh. Terapi ini juga dikenal sebagai terapi racun lebah atau apitherapy.
Berdasarkan penelitian, sengatan lebah dianggap bermanfaat dalam mengobati beberapa penyakit di antaranya adalah Multiple sclerosis (Jurnal Neurology, 2005) dan Radang sendi atau rematik. Rematik adalah penyakit yang menimbulkan rasa sakit akibat otot atau persendian yang mengalami peradangan dan pembengkakan. Beberapa peneliti mempelajari penggunaan racun lebah untuk mengobati radang sendi.
ADVERTISEMENT
Menurut Jurnal ilmiah Acupuncture Research pada tahun 2008, sengat lebah bisa membantu mengobati rematik. Penelitian ini membandingkan antara pasien rematik yang diberi obat pada umumnya dengan pasien yang menggunakan terapi sengat lebah.
Setelah tiga bulan pengobatan, kedua kelompok menunjukkan adanya penurunan pada gejala rematik, seperti pembengkakan, kaku dan nyeri pada sendi. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah ditemukan bahwa pasien rematik yang melakukan terapi sengat lebah lebih jarang kambuh dibandingkan pasien yang hanya mengkonsumsi obat-obatan biasa.
Dalam sebuah penelitian yang dilaporkan pada Journal of Ethnopharmacology, para peneliti menemukan bahwa suntikan racun lebah dapat membantu mencegah perkembangan arthritis pada kelinci. Hal ini dapat terjadi karena bantuan dari hormon-hormon glukokortikoid yang dapat memperlambat proses inflamasi.
Ilustrasi reumatoid artritis atau rematik (Foto: dok.freepik.com)
Menurut beberapa terapis dan ahli sengat lebah, racun lebah mengandung senyawa dengan efek anti-radang. Senyawa ini diyakini dapat meningkatkan penyembuhan pada kondisi tertentu dan mengurangi rasa sakit. Salah satu senyawa yang mengandung sifat anti-radang di dalam sengatan lebah adalah melittin.
ADVERTISEMENT
Mellittin merupakan komponen terbesar dalam racun lebah, yaitu sekitar 40-50 persen. Mellitin juga dianggap kali lebih kuat dari cortisone dalam mengurangi reaksi peradangan. Selain Mellittin, racun lebah juga mengandung zat yang dikenal sebagai adolapin, yang mempunyai sifat anti-radang.
Selain itu, peneliti dari Swedish Medical Center juga menyatakan, bahwa zat adolapin yang ada dalam sengatan lebah memiliki sifat analgesik yang bisa mengurangi atau menghilangkan rasa sakit di beberapa bagian tubuh seperti kaki dan tangan. Praktisi meyakini bahwa semua bahan dalam racun lebah bekerja sama dalam proses menghambat reaksi peradangan.
Dalam sebuah artikel review yang diterbitkan di BMJ Open, para peneliti menguji efek akupunktur racun lebah pada rheumatoid arthritis. Penelitian ini menghasilkan gejala peradangan seperti pembengkakan, nyeri dan kekakuan sendi pada kelompok yang menggunakan terapi racun lebah lebih rendah dibandingkan pada kelompok kontrol.
ADVERTISEMENT
Meskipun beberapa hasil studi menunjukkan bahwa terapi racun lebah sangat menjanjikan, perlu dilakukan penelitian tambahan untuk mengetahui penggunaan racun lebah yang lebih tepat, misalnya dosis yang digunakan. Seperti yang diketahui, mellittin dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gatal, peradangan, dan rasa sakit lokal.
Terapi sengatan lebah juga masih menghadapi banyak pertentangan karena dapat menyebabkan reaksi alergi terhadap sebagian orang. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat memicu syok anafilaktik yang bisa fatal akibatnya.
Selain itu, ada beberapa kekhawatiran bahwa terapi sengat lebah dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh. Dalam laporan 2009 yang diterbitkan dalam Journal of Internal Medicine di Korea, peneliti berpendapat bahwa terapi sengat lebah dapat meningkatkan risiko lupus (gangguan autoimun).
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2011, World Journal of Hepatology juga melaporkan bahwa terapi lebah mungkin menimbulkan efek beracun bagi organ hati. Oleh karena itu, sebelum kalian memutuskan untuk menjalankan terapi ini, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada ahli atau terapis profesional.
Sumber :
https://www.healthline.com/health/bee-venom-arthritis#more-research-needed
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/manfaat-terapi-sengat-lebah/
Sumber Gambar : Pixabay