Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Sindrom Terbelahnya Otak
19 Maret 2018 18:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu, bila dibagi secara vertikal, otak terdiri atas hemisfer bagian kanan dan kiri. Masing-masing belahan tersebut terhubung melalui corpus callosum yang bertugas mengoordinasikan dan mengomunikasikan informasi.
ADVERTISEMENT
Karena masing-masing belahan otak mempunyai fungsi yang berbeda-beda, maka fungsi corpus callosum yang akan menjadi perantara untuk diambilnya keputusan dan tindakan, belahan otak mana yang akan melakukan respons terhadap informasi. Dalam beberapa kasus juga antara hemisfer otak kanan dan kiri perlu bekerja bersama untuk membentuk cara yang sistematis dalam bertindak.
Di sinilah fungsi corpus callosum sangat diperlukan. Lalu bagaimana bila corpus callosum mengalami kerusakan?
Secara umum, hal menonjol dari penderita yang mengalami cedera atau kerusakan pada corpus callosum adalah adanya 2 prosesor dalam otak. Ia mampu melakukan kegiatan berbeda secara bersamaan, namun tidak dapat melakukan kegiatan yang familiar dilakukan orang awam.
Misalnya ketika belahan otak kiri menginstruksikan untuk melepas celana, sementara belahan otak kanan menginginkan untuk mengenakan celana. Cedera pada corpus callosum bukan diartikan sebagai kemunculan dari kepribadian ganda. Hanya saja saat menerima stimulus yang sama, 2 belahan otak tersebut akan memunculkan respons secara berbeda.
ADVERTISEMENT
Hal yang dapat menyebabkan cedera pada corpus callosum, salah satunya disebabkan operasi dengan tujuan menyembuhkan penyakit epilepsi.