Sisi buruk sang ksatria

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
20 Februari 2019 19:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar : Pixabay
ADVERTISEMENT
Knight (Ksatria) sendiri adalah kelas pada Abad Pertengahan di Eropa. Mereka memiliki suatu aturan atau kode etik yang disebut "chivalry".Dalam bahasa-bahasa India-Eropa lainnya, istilah untuk knight sama dengan istilah untuk prajurit penunggang kuda atau cavalier, misalnya Chevalier dalam bahasa Perancis dan Ritter dalam bahasa Jerman. Ini menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat antara Knight dengan keahlian kuda, yang memang digunakan sebagai hewan tungangannya. Sejak masa kuno, posisi terhormat dan bergengsi dimiliki oleh prajurit berkuda, misalnya Hippeus di Yunani dan Eques di Romawi, jadi tidak heran jika Knight juga amat terkait dengan keahlian berkuda.Baju Zirah yang terkenal sering dipakai oleh Knight adalah zirah lempeng. Zirah ini terdiri atas lempengan-lempengan besi yang menutupi seluruh tubuh, dari ujung kaki hingga kepala. Zirah ini memberikan tingkat perlindungan yang sangat tinggi dan mampu menahan berbagai jenis serangan, mulai dari tusukan, tebasan, hingga pukulan. Namun zirah ini cukup berat dan membatasi pergerakan. Sebelum penggunaan zirah lempeng menyebar, Knight memakai suatu jenis zirah yang disebut zirah cincin, yaitu zirah yang dibuat dari cincin-cincin yang disusun menjadi satu pakaian pelindung. Karena Knight sangat erat dengan keahlian berkuda, mereka juga melengkapi kuda-kudanya dengan zirah.Knight membawa perisai besi yang bentuknya mirip segitiga sama kaki atau layang-layang.
ADVERTISEMENT
Tidak semua orang dapat menjadi ksatria pada jaman dulu, hanya anak bangsawan yang bisa menjadi seorang ksatria atau ketika seorang ksatria mengangkat orang lain menjadi ksatria dengan ritual yang mungkin sering kita lihat dalam film jaman dahulu, yaitu mengangkat pedang dan menempatkannya di pundak dan menyebutkan sumpah ksatria. Keuntungan menjadi seorang ksatria adalah dengan menyelesaikan tugas perang dari sang raja, raja akan menghadiahkan ksatria dengan lahan yang akan dikuasai oleh ksatria. Semakin besar perang tersebut, maka akan semakin besar hadiah yang akan diberikan oleh sang raja.
Dibanding ksatria, Kehidupan rakyat jelata lebih jarang diabadikan dalam karya-karya tulis. Sebagian besar informasi mengenai rakyat jelata yang sintas sampai ke tangan para sejarawan berasal dari bidang ilmu arkeologi; segelintir peninggalan tertulis yang menggambarkan peri kehidupan rakyat jelata masih berasal dari kurun waktu sebelum abad ke-9. Sebagian besar penggambaran mengenai masyarakat kelas bawah berasal dari kitab-kitab hukum atau karya-karya tulis para pujangga dari kalangan masyarakat kelas atas.Pola-pola kepemilikan tanah di Eropa Barat tidaklah seragam; di beberapa kawasan, persil-persil tanah milik letaknya sangat terserak dan saling berjauhan, sementara di kawasan-kawasan lain, sudah menjadi kaidah bahwa persil-persil tanah milik terletak berdempetan satu sama lain. Perbedaan-perbedaan ini memunculkan bermacam-macam masyarakat jelata; beberapa di antara masyarakat-masyarakat jelata ini tunduk di bawah kekuasaan tuan-tuan tanah bangsawan, sementara masyarakat-masyarakat jelata lainnya justru sangat mandiri.Cara menempati tanah juga berbeda-beda. Beberapa rakyat jelata menempati permukiman-permukiman dengan jumlah warga mencapai 700 jiwa, sementara yang lain hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas beberapa keluarga; selain itu masih ada lagi yang hidup sendiri-sendiri di lahan garapan masing-masing di pinggiran desa-desa. Ada pula daerah-daerah yang memiliki pola campuran antara dua atau lebih dari tatanan-tatanan tersebut.Tidak seperti pada penghujung zaman Romawi, tidak ada perbedaan yang tajam antara status hukum dari rakyat jelata yang merdeka dan kaum bangsawan, malah sebuah keluarga rakyat jelata yang merdeka mungkin saja naik status menjadi bangsawan setelah melewati beberapa generasi dengan cara mengabdi sebagai prajurit pada seorang penguasa besar.
ADVERTISEMENT
Ksatria juga seringkali melakukan beberapa pelanggaran hukum kepada rakyat jelata seperti penculikan, penindasan, dan pembunuhan. Beberapa dari mereka bahkan tidak dapat dihukum karena statusnya yang tinggi. Lebih parah lagi, ketika sang ksatria sudah memiliki harta yang sangat banyak, beberapa dari mereka bahkan tidak akan turun tangan untuk melihat sebuah perang dan hanya akan membayar para prajurit dan menunggu hasil dari perang, hal ini sangat berlawanan jika kita melihat fungsi utama dari ksatria yang merupakan salah satu prajurit unggul dalam jaman abad pertengahan.