Konten dari Pengguna

Suhu Dahi VS Pergelangan Tangan, Studi Ini Menunjukkan Hasil yang Berbeda

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
16 Desember 2020 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengukuran suhu tubuh di pergelangan tangan belakangan ini sering diperbincangkan. Tak dapat dipungkiri bahwa pengukuran suhu tubuh melalui pergelangan tangan di masa pandemi sedang dipertimbangkan. Apakah suhu pergelangan tangan dapat diterapkan untuk pemantauan suhu tubuh? Simak ulasan dari beberapa penelitian di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Suhu tubuh manusia
Ada beberapa poin utama yang perlu diperhatikan saat mengukur suhu tubuh manusia. Pertama, batas suhu normal dan batas peningkatan suhu tubuh. Kedua, bagaimana mengukur suhu tubuh manusia –tipe termometer yang digunakan, kondisi lingkungan saat pengukuran: pagi/siang, musim panas/musim dingin−, dan ketiga di bagian tubuh mana suhu tubuh akan diukur.
Suhu tubuh manusia diukur pada ‘situs tubuh’ yang dianggap sebagai bagian tubuh yang memiliki estimasi terbaik suhu inti tubuh manusia. Situs tubuh yang biasa menjadi tempat mengukur suhu tubuh adalah ketiak, mulut, rektum, dan telinga. Situs tubuh lainnya adalah dahi dengan menggunakan tipe thermometer radiasi infrared –meskipun begitu, ‘pengecekan suhu’ di dahi sudah dilakukan sejak dahulu kala dengan cara menyentuh dahi dengan telapak/punggung tangan−
Ilustrasi cek suhu tubuh | Image by Hatice EROL from Pixabay
Bagaimana dengan pengukuran suhu tubuh yang dilakukan di pergelangan tangan?
ADVERTISEMENT
Pengecekan suhu melalui suhu pergelangan tangan di masa pandemi ini sedang dipertimbangkan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Ge Chen dkk –terbit di medRxiv, preprint dan belum peer-reviewed− menelaah keakuratan dan keuntungan pengukuran suhu pergelangan tangan. Studi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan standarisasi penggunaan dan kerja praktis pengukuran suhu terutama di masa pandemic COVID-19.
Studi Ge Chen dkk dilakukan dengan mengumpulkan data suhu dari 528 partisipan, dimana 261 partisipan adalah kelompok partisipan dalam ruangan (pasien UGD) dan 267 partisipan dari luar ruangan (keluarga pasien yang mengunjungi rumah sakit dengan berjalan kaki, sepeda, dan mobil). Setiap partisipan akan diukur suhu pergelangan tangan dan dahi menggunakan non-contact infrared thermometer (NCIT), dan suhu telinga menggunakan infrared tympanic thermometers (IRTT) sebanyak dua kali.
ADVERTISEMENT
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa pengukuran suhu pergelangan tangan lebih stabil dibandingkan suhu dahi pada kelompok partisipan dari luar ruangan dalam keadaan yang berbeda. Untuk kelompok partisipan dalam ruangan, pengukuran suhu pergelangan tangan dan dahi sama-sama menunjukkan hasil dan kepekaan yang baik.
Keuntungan pengukuran suhu pergelangan tangan
Pengukuran suhu tubuh paling standar dalam praktek klinis adalah suhu rektal (anus), namun tidak praktis jika diterapkan di masa pandemi seperti saat ini. Tipe termometer yang sering digunakan saat pandemic adalah tipe IRTT dan NCIT. Namun, IRTT (pengukur suhu telinga) menghasilkan cukup banyak sampah dari penutup plastic termometer sekali pakai.
Pengecekan suhu dahi menggunakan NCIT adalah metode yang paling sering digunakan di masa pandemi. Namun menurut Go Chen dkk, suhu dahi dipengaruhi oleh kondisi fisiologis dan lingkungan seseorang. Berdasarkan data mereka, dari 528 partisipan terdapat 23 partisipan yang suhu dahinya ‘rendah’. Menurut mereka, hal ini disebabkan karena kondisi saat pengukuran sangat dingin, mencapai 7°C.
ADVERTISEMENT
Go Chen dkk juga menuliskan bahwa kondisi lingkungan pada musim dingin menjadi salah satu alasan alternative pengukuran suhu pergelangan tangan dilakukan. Pengukuran suhu pergelangan tangan dilakukan pada 10 cm di atas sisi telapak tangan. Bagian pergelangan ini pada musim dingin biasanya selalu tertutup pakaian sehingga dapat mengurangi efek suhu dingin lingkungan.
Berpotensi untuk deteksi dini
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stephen G. Holt, terbit Januari 2020, menganalisis penggunaan wearable device untuk mengukur suhu kulit di pergelangan tangan −sebuah perangkat pengukur suhu yang dapat dikenakan, seperti jam tangan−
Hasilnya, perangkat tersebut mampu mengidentifikasi banyak pasien yang membutuhkan pengobatan untuk infeksi –meningkatkan suhu tubuh−. Studi tersebut juga menunjukkan perangkat tersebut bernilai dalam mendeteksi infeksi dan berpotensi sebagai perangkat pemantauan dan deteksi dini.
ADVERTISEMENT
Studi lebih lanjut sangat diperlukan untuk validitas dan akurasi suhu pergelangan tangan.
Sumber lain:
https://doi.org/10.1080/10739140903149061
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7284737/