Konten dari Pengguna

Teknik Mencuci Dry Cleaning Telah Dikenal Sejak Tahun 79

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
30 Juli 2018 12:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dahulu salah satu bahan yang digunakan untuk mencuci didapatkan dari urin
ADVERTISEMENT
Selain teknik mencuci biasa, kita juga sering mendengar teknik mencuci yang disebut dengan dry cleaning. Teknik ini banyak digunakan untuk pakaian atau kain-kain yang mudah rusak bila terkena air, seperti wol, kulit, maupun sutra. Untuk menjaga serat kain tetap utuh, teknik dry cleaning memanfaatkan cairan lain selain air dalam proses pencucian. Cara ini mungkin terdengar lebih modern dibanding metode pencucian pada umumnya yang sudah pasti menggunakan air. Akan tetapi sesungguhnya cara ini sudah diterapkan justru sejak zaman kuno. Fakta ini dikemukakan oleh Drycleaning & Laundry Institute berdasarkan rekaman mengenai reruntuhan Pompeii sekitar tahun 79. Pada masa itu banyak pakaian yang terbuat dari wool, yang diketahui mudah menyusut dalam air. Pencuci kain profesional pada masanya, menggunakan larutan seperti ammonia yang didapat dari urin, alkali, dan tanah liat jenis tertentu yang ampuh menyerap kotoran, keringat, bahkan noda lemak. Sumber awal juga menyebut, cerita di balik keberadaan dry cleaning saat ini dimulai dari seorang pelayan yang menumpahkan minyak tanah di taplak meja yang berlemak. Minyak tanah tersebut kemudian dengan cepat menguap dan tanpa disadari membuat area dimana minyak tersebut ditumpahkan menjadi lebih bersih. Setelah kejadian tersebut, orang-orang selanjutnya membuat berbagai eksperimen untuk menentukan larutan jenis apa yang paling baik dalam membersihkan noda lemak. Zat-zat yang diuji coba misalnya alcohol turpetin, minyak tanah, cairan berbahan dasar minyak bumi, bensin, serta minyak kamper.
ADVERTISEMENT
Sementara dry cleaning pertama kali dikomersilkan pada tahun 1825 di Paris. Seperti yang kita kenal, fashion menjadi salah satu bagian terpenting bagi masyarakat Paris. Di masa itu, pakaian direndam di dalam tong-tong yang diisi oleh terpentin untuk selanjutnya dicuci di mesin cuci yang telah ditambahkan bahan tertentu. Pakaian kemudian dikeringkan di udara terbuka sehingga terpentin dapat menguap.
Sumber gambar: unsplash.com/LaurenRoberts