Konten dari Pengguna

Tikus bagi penelitian: Antara “rat” dan “mice”

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
21 September 2017 11:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Identik secara genetis, tapi.......
Sebagian besar “rat” dan “mice” yang digunakan dalam uji coba medis inbrida, sehingga selain perbedaan jenis kelamin, mereka hampir identik secara genetis. Berdasarkan National Human Genome Research Institute, hal ini dapat membantu membuat hasil uji coba medis lebih seragam. Sebagai persyaratan minimum, tikus yang digunakan dalam percobaan harus berasal dari spesies yang sama.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, saat membicarakan ilmua pengetahuan, “rat” mungkin lebih baik daripada “mice”. Bukan hanya karena “rat” lebih besar tapi juga National Institute of Health melaporkan bahwa mereka adalah subyek yang lebih baik untuk mempelajari penyakit kardiovaskular. Fisiologi keseluruhan “rat” lebih mirip dengan manusia daripada fisiologi “mice”. Satu hal yang mungkin menjadi kelemahan bagi “rat” yaitu tidak mudah dikendalikan atau tidak mudah dibiakkan seperti “mice”. Sejauh yang diketahui dunia ilmiah sekarang dan telah dikenal bertahun-tahun, “mice” adalah pengganti manusia yang paling efisien dan akurat bila eksperimennya tidak menuntut etika.
Sumber gambar: https://sites.psu.edu/