Konten dari Pengguna

Tikus bagi penelitian: Dapat mereplikasi gejala kondisi manusia

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
21 September 2017 10:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada kemiripan antara manusia dan tikus
Penelitian di laboratorium seringkali melibatkan tikus sebagai objek pengkajian, contohnya dalam menemukan obat bagi manusia. Kenapa harus tikus ya? Apa kita punya persamaan dengan tikus? Apa manusia dan tikus sebenarnya bersaudara?
ADVERTISEMENT
Tikus dijadikan sebagai model dalam pengujian medis karena karakteristik genetik, biologis dan perilaku mereka sangat mirip dengan manusia, dan banyak gejala kondisi manusia dapat direplikasi pada tikus. Menurut Jenny Haliski, perwakilan dari National Institutes of Health (NIH) Laboratorium Kesejahteraan Hewan Laboratorium tikus merupakan mamalia yang memiliki banyak proses dengan manusia dan sesuai untuk digunakan menjawab banyak pertanyaan penelitian. Selama dua dekade terakhir, kemiripan itu semakin kuat. Bahkan para ilmuwan sekarang membiakkan tikus yang diubah secara genetis. Jenis tikus yang disebut sebagai "tikus transgenik" ini membawa gen yang serupa dengan penyakit manusia. Foundation for Biomedical Research menyebut, beberapa gen dari tikus juga dapat dimatikan atau dibuat tidak aktif, serta menciptakan "tikus knockout" yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efek bahan kimia penyebab kanker (karsinogen) dan menilai keamanan obat.
Sumber gambar: https://www.theguardian.com
ADVERTISEMENT