news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

2 Lansia di Lampung Meninggal Usai Vaksin Sinovac, Ini Penjelasan Puskesmas

Konten Media Partner
16 November 2021 20:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vaksin. | Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin. | Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Diduga setelah melakukan vaksinasi, 2 lansia di Kaliawi, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Kedua lansia yang dikabarkan usai menerima suntikan Vaksin Sinovac ini bernama Idris (65) dan Yatima (69).
Berdasarkan keterangan keluarga korban, keduanya memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Almarhum Idris memiliki riwayat penyakit diabetes. Sedangkan, Almarhumah Yatima dikatakan memiliki penyertaan darah tinggi dan gula darah.
Anak dari Almarhum Idris, Agung Satria, mengatakan kondisi sang Ayah sehat sebelum melakukan vaksinasi. "Kalau bapak memang sudah lama mengidam penyakit gula, sudah dari 2005. Cuma memang almarhum tetap rutin berolahraga, makan pun terkontrol semua," katanya.
Menurut Agung, kondisi ayahnya memburuk ketika menjelang malam. Bahkan, sebelumnya almarhum meyakinkan keluarga bahwa ia baik-baik saja.
"Keadaan ayah terus memburuk, akhirnya kami memutuskan membawa ayah ke rumah sakit. Pas sampai rumah sakit, keadaannya  seperti sudah hilang setengah kesadaran. Sempat dirawat 6 hari, meninggal Jumat (12/11) malam," kata Agung.
ADVERTISEMENT
Kemudian, adik dari Yatimah, Herman, mengatakan kakaknya mengunjungi tempat pelaksanaan vaksinasi dan mendaftarkan diri untuk bisa mendapatkan vaksin COVID-19. Sesaat dilakukan pemeriksaan awal, ia pun telah menyampaikan bahwa gula darahnya tengah naik.
Bukan dilarang vaksin, vaksinator tersebut malah meminta almarhumah Yatimah untuk meminum segelas air putih lebih dahulu. Supaya keluhan Yatimah tersebut dapat sedikit teratasi.
"Tapi ternyata ketika dia divaksin, justru gula darahnya naik. Pertama dia menyampaikan itu gula darahnya di level 300, pulang ke rumah setelah divaksin kita cek lagi pakai alat sendiri ternyata naik jadi 500," terangnya.
Dua hari pasca menerima vaksin, Herman menyebut kondisi kesehatan korban semakin lemah. Selanjutnya, dibawa ke praktik dokter Spesialis.
"Kakak saya tidak bisa makan, buka mata susah, luar biasa lemasnya. Akhirnya kita bawa ke dokter spesialis, sebelum masuk rumah sakit," jelas Herman.
Kepala Puskesmas Palapa Dokter Saradiah. | Foto: ist
Sementara itu, Kepala Puskesmas Palapa Dokter Saradiah, mengklaim pelaksanaan vaksinasi pihaknya sudah sesuai prosedur dan aturan.
ADVERTISEMENT
"Kami telah menanyakan apakah terhadap keduanya ada komorbid (penyakit bawaan), terhadap ibu Yatima telah ditensi yakni 130/80. Terhadap Pak Idris juga sama, kami tanyakan dan dilakukan tes yang sama dan dinyatakan aman untuk disuntik vaksin," kata Saradiah.
Saradiah juga mengatakan, keduanya dilarikan ke rumah sakit pada hari yang berbeda, setelah dikatakan kondisinya memburuk.
"Ibu Yatima masuk pada tanggal 6 November 2021 di RS Advent dan Pak Idris masuk RS Graha Husada dihari berikutnya, kami juga mendapatkan notifikasi dari kedua RS tersebut bahwa hasil antigen dan Rapid dinyatakan positif COVID-19," pungkasnya. (*)