Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
38 Saksi Diperiksa, Kasus Dugaan Korupsi Kontainer Sampah Bakal Ada Tersangka
6 Agustus 2023 19:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandar Lampung telah memeriksa sebanyak 38 orang saksi dalam mengusut adanya dugaan korupsi pengadaan kontainer sampah di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandar Lampung C
ADVERTISEMENT
Kasi Intel Kejari Bandar Lampung, Rio Irawan P Halim mengatakan, 38 orang saksi yang diperiksa tersebut berasal dari pegawai di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandar Lampung, hingga pejabat pelaksanaan kegiatan pengadaan kontainer sampah.
"Kami telah memeriksa 38 orang saksi, itu ada dari unsur DLH, pejabat pelaksanaan kegiatan tersebut, saksi ahli dari BPKP dan dari penyedianya," kata Kasi Intel Kejari Bandar Lampung, Rio Irawan P Halim dalam keterangannya, Minggu (6/8).
Dijelaskan Rio, saat ini pihaknya masih menunggu surat perintah penunjukan saksi ahli dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sehingga penetapan tersangka akan segera dilakukan.
"Kalau sudah keluar itu, kami akan meminta keterangan saksi ahli dan ekspose penetapan tersangkanya. Saat ini, tahapannya lagi mempersiapkan saksi ahli," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, proses penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan kontainer sampah ini tak ada kendala.
"Hanya saja kemarin itu sedang menunggu audit dari BPKP dan sudah di audit untuk kerugian negara, diketahui jumlahnya itu sekitar Rp400 juta," ungkapnya.
Rio menerangkan, modus yang digunakan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan kontainer sampah di DLH Kota Bandar Lampung itu tidak sesuai spesifikasi.
"Di situ terdapat selisih kerugian negara," terangnya.
Tim penyidik Kejaksaan Negeri Bandar Lampung juga menyatakan sebelumnya telah melakukan pengecekan terhadap keberadaan kontainer di beberapa TPS (tempat pembuangan sementara) dan TPA (tempat pembuangan akhir) Bakung guna mendapatkan fakta di lapangan tentang kondisi dan jumlah kontainer. (Lih/Put)