Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
7.000 Hektare TNBBS Rusak Akibat Perambah, Gubernur Lampung Akan Tindak Tegas
28 April 2025 19:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Barat - Sebanyak 7.000 hektare kawasan konservasi hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang berada di Kabupaten Lampung Barat mengalami kerusakan akibat para perambah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang diterima Lampung Geh, 7.000 hektar yang dirusak perambah tersebut berada di dua kecamatan yakni Kecamatan Suoh dan Kecamatan Bandar Negri Suoh.
Di mana, di lokasi tersebut terdapat 4.517 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan dilindungi.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal mengatakan pemerintah provinsi akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam penanganan TNBBS terutama di Suoh.
"Kita baru mendengarkan data secara lengkap permasalahan, kami juga mendengar masukan dari masyarakat. Mereka paham konflik manusia dengan hewan itu salah satunya karena perambah besar besaran dalam belakangan ini," katanya.
Mirza melanjutkan, sebelumnya pemerintah telah melakukan reboisasi dan merehabilitasi hutan lindung. Namun, kembali rusak akibat perambah.
"Di daerah sini hampir 7000 hektare, tadi melihat datanya, sempat melakukan reboisasi merehabilitasi dan sudah sempat hijau lagi 2011. Tapi kemudian di rambah lagi, ini yang kita upayakan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemerintah telah mengidentifikasi para perambah di Suoh, Lampung Barat. Hasilnya, terdapat perambah yang berasal dari luar (daerah lain).
"Para perambah ini kami identifikasi ada yang masyarakat sini, ada yang lain, kita sosialisasi dulu, yang penting tidak menambah lagi kalo bisa mereka ikut merabilitasi," ucapnya.
Mirza menegaskan pihaknya akan mensosialisasikan untuk menertibkan para perambah di hutan TNBBS. Namun, apabila sosialisasi tidak diindahkan maka akan dilakukan tindakan tegas.
"Tahapannya banyak, sosialisasi dulu, kita harus mikirin ini kan masyarakat kita semua, kita ingin ada pendekatan yang baik, masyarakat dukung," ungkapnya.
"Ada yang mereka masuk ratusan tahun ada juga yang perambah datang dan merambah. Kadang orangnya nggak di sini, jadi kita pilih mana yang kita lakukan pendekatan duluan,bersosialisasi duluan. Kalo dia cuman perambah dan orangnya bukan di sini kita tindak," pungkasnya. (Yul/Put)
ADVERTISEMENT