Konten Media Partner

AHN Bersama DRL Berikan Penyuluhan untuk Kelompok Tani di Pesawaran, Lampung

1 September 2024 9:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AHN dan DRL saat berikan penyuluhan kepada kelompok tani di Pesawaran, Lampung. | Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
AHN dan DRL saat berikan penyuluhan kepada kelompok tani di Pesawaran, Lampung. | Foto: Ist
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Bandar Lampung - Atap Hijau Nusantara (AHN) bersama Dewan Rakyat Lampung (DRL) berikan penyuluhan kepada kelompok tani terkait Ekologi Tanah dan air, berlangsung di Desa Bogorejo, Pesawaran, Sabtu (31/8).
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, Direktur Atap Hijau Penta Peturun mengatakan penyuluhan ini diadakan guna melatih petani membuat pupuk organik dan membentuk Penyuluhan Pertanian Lahan secara mandiri di bawah lembaga Atap Hijau Nusantara (PPL-AHN).
"Kami berharap, kawan-kawan petani tidak lagi ketergantungan pada pupuk kimia. Jadi, sudah bisa membuat pupuk secara mandiri, baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair," jelasnya.
Pengetahuan dan pembelajaran keterampilan pengolahan pupuk organik ini guna menghasilkan pupuk yang ramah lingkungan.
"Untuk mencapai petani pintar dan sejahtera," ujarnya.
Selanjutnya, Dicko Kurniawan selaku Sekjend DRL menerangkan kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada petani tentang pentingnya ilmu penanganan lahan.
"Pertemuan ini dihadiri sebanyak 30 orang yang sebagian besar menggantungkan hidup dari bertani dan bercocok tanam di ladang dan kawasan hutan," terangnya.
ADVERTISEMENT
Pada pelatihan ini juga menghadirkan penyuluh pertanian Joko Pitoyo selaku pembina PPL-AHN menjelaskan terkait tanah, biopori, dan mempraktikkan pembuatan pupuk organik.
"Pengembangan Mikroba dan gelombang quantum tergabung dalam resep Bio Astral. Hal ini, bagian untuk memperbaiki bumi tetep hijau, petani, menjadi sejahtera," jelas Joko.
Selanjutnya, Joko juga menambahkan efek samping dari pemberian pupuk kimia bukan hanya kepada tanaman tetapi juga pada tanah dan manusia yang mengkonsumsi hasil tanam tersebut.
"Untuk itu, Atap Hijau Nusantara mengajak petani menggalakkan pertanian organik mengharamkan pupuk kimia," pungkasnya. (Put/Ansa)