Konten Media Partner

Anak Jadi Korban Perkosa, Psikolog Lampung Beberkan Peran Keluarga Mencegahnya

26 Januari 2024 18:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
anakOcta Reni Setiawati, Psikolog Lampung, saat diwawancarai di kampus Malahayati. | Foto: Eka Febriani/ Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
anakOcta Reni Setiawati, Psikolog Lampung, saat diwawancarai di kampus Malahayati. | Foto: Eka Febriani/ Lampung Geh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Bandar Lampung - Peran keluarga dalam pencegahan terjadinya kekerasan seksual pada anak ternyata sangat penting.
ADVERTISEMENT
Selama bulan Januari 2024, Lampung Geh mencatat terdapat 6 kasus kekerasan seksual di Lampung. Jumlah ini bukan akumulasi dari keseluruhan, namun dari laporan tim redaksi.
Catatan tersebut sejak 2 Januari hingga hari ini, yang tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Dari seluruh kasus, yang menjadi korban rata-rata usia nya 17 tahun ke bawah.
Octa Reni Setiawati salah satu Psikolog di Lampung ikut menyoroti maraknya anak menjadi korban kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan.
Menurutnya, kekerasan seksual yang dialami korban akan menimbulkan trauma yang serius.
"Trauma merupakan respons tubuh yang terjadi jika seseorang mengalami kejadian yang tidak diinginkan, salah satu contohnya kekerasan seksual," kata Octa.
Kaprodi Psikologi Universitas Malahayati ini juga mengungkapkan, jika pemaksaan yang terjadi memunculkan perasaan takut hingga cemas berlebih.
ADVERTISEMENT
"Seorang anak yang mengalami korban kekerasan seksual, yang pasti terjadi pemaksaan ini akan mengalami trauma-trauma seperti mudah terkejut, takut, serta rasa cemas yang berlebih," ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, trauma ini juga akan menyebabkan perubahan perilaku, seperti rasa malas untuk beraktivitas, tidur yang terganggu, mengkhawatirkan masa depan.
"Bahkan bisa sampai melukai diri sendiri," imbuhnya.
Octa Reni menyampaikan, peran keluarga dalam upaya pencegahan kekerasan seksual sangat penting. berikut beberapa hal yang perlu dilakukan anggota keluarga untuk mencegah anak menjadi korban kekerasan seksual.

1. Beri Sex Education Sejak Dini

"Pertama, memastikan kondisi anak dengan memberikan sex education sejak dini, dalam lingkungan keluarga tidak boleh tabu dalam membincang seksual," kata Octa.
Menurutnya, hal tersebut harus dimulai dari sekarang dengan bahasa yang sesuai dengan usia anak.
ADVERTISEMENT

2. Ruang Keluarga Sebagai Ruang Komunikasi

"Kedua, menjadikan ruang keluarga sebagai ruang komunikasi, sebab yang sering terjadi pada anak, yaitu rendahnya kesempatan dialog bersama keluarga," jelasnya.
Terbatasnya komunikasi antara anak dengan orang tua menjadi salah satu hambatan saling berbagi.
"Sehingga anak tidak bisa sharing apa yang mereka alami," imbuhnya.

3. Jangan Ancam Anak

"Ketiga, sebagai orang tua jangan dibiasakan untuk mengancam anak," ujarnya.
Octa menyebut, jika kebiasaan yang dilakukan orang tua dengan mengancam anak bisa berdampak luas.
"Karena hal inilah yang akan membuat anak tidak berani untuk speak up," pungkasnya.
Octa juga berpesan, orang sekitar termasuk keluarga harus memperhatikan perubahan-perubahan perilaku dari anak yang diduga menjadi korban kekerasan seksual. (Cha/Ansa)