Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Asosiasi Petani Organik Lampung Gelar Sarasehan Hadapi Tantangan Perubahan Iklim
31 Januari 2025 21:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Asosiasi Petani Organik Lampung (APOL) menggelar sarasehan bertajuk “Petani Organik Lampung Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim” di Balai Pertemuan Asilo Hermelink, Bandar Lampung, pada Kamis (30/1).
ADVERTISEMENT
Sarasehan perdana ini diikuti oleh 68 peserta yang terdiri dari petani organik, pelaku bisnis produk organik, perwakilan pemerintah, serta akademisi yang memiliki perhatian terhadap isu pertanian organik di Lampung.
Pendiri Asosiasi Petani Organik Lampung (APOL) Siska, menekankan bahwa perubahan iklim berdampak signifikan terhadap sektor pertanian, khususnya pada petani organik.
“Perubahan iklim yang tengah kita alami ini memberikan dampak besar pada hasil panen dan kehidupan petani. Dampaknya tidak hanya terbatas pada penghidupan rumah tangga petani, namun juga pada ketahanan pangan di komunitas secara lebih luas,” kata Siska.
Ia juga menambahkan bahwa selain perubahan pola cuaca yang tidak menentu, sistem pasar dan guncangan yang seringkali terjadi juga mempengaruhi perencanaan usaha dan keuntungan petani.
ADVERTISEMENT
Meskipun dihadapkan pada tantangan besar ini, Siska menegaskan peran petani yang tetap vital dalam menyediakan pangan bagi masyarakat.
Menurutnya, sarasehan ini bertujuan untuk mendorong terciptanya ekosistem pertanian yang sehat, mandiri, dan berkelanjutan di Lampung.
“Kami berharap sarasehan ini bisa menjadi momentum untuk membangun ekosistem pertanian organik yang lebih solid, tidak hanya dalam hal penyediaan pangan, tetapi juga dalam upaya pemulihan dan perawatan lingkungan,” ungkapnya.
Dalam sesi diskusi para peserta sepakat akan pentingnya kebijakan yang mengorkestrasi dukungan kelembagaan pemerintah dalam mengembangkan ekosistem pertanian organik, baik di sektor hulu maupun hilir.
Forum ini juga menggarisbawahi perlunya komunikasi yang lebih intensif antara pemerintah dan pelaku usaha tani organik untuk menciptakan kolaborasi yang lebih produktif.
ADVERTISEMENT
Siska menjelaskan bahwa, APOL mengusulkan beberapa langkah bagi pemerintah, di antaranya untuk memberikan dukungan nyata dalam bentuk kebijakan dan program yang mendukung pertanian organik dan berkelanjutan.
“Kami juga meminta agar pemerintah daerah dapat memberikan penyuluhan dan pendampingan yang lebih intens terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian, serta mempermudah akses petani terhadap teknologi pertanian organik yang sesuai dengan kondisi iklim yang terus berubah,” jelasnya.
Selain itu, APOL juga mendorong pemerintah untuk memberikan kemudahan akses terhadap modal dan pembiayaan yang dapat mendukung pengembangan pertanian organik.
Hal ini dianggap penting untuk memperkuat sektor pertanian organik dan mendorong produksi pangan yang ramah lingkungan.
Kegiatan sarasehan ini ditutup dengan pembacaan deklarasi yang disepakati bersama oleh seluruh peserta, yang berisi komitmen para petani organik Lampung untuk menghadapi perubahan iklim dengan mengembangkan praktik pertanian yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dalam deklarasi tersebut, peserta menyatakan:
1. Kami, petani organik Lampung, dengan ini menyatakan sikap dan komitmen kami terhadap perubahan iklim yang semakin mengancam keberlanjutan pertanian dan kehidupan kami.
2. Kami menyadari bahwa praktik pertanian organik yang kami anut merupakan bagian penting dari solusi terhadap krisis iklim ini.
Pernyataan sikap lebih lanjut menyebutkan bahwa para petani berkomitmen untuk terus mengembangkan praktik pertanian organik yang ramah lingkungan, menggunakan bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah, serta melestarikan keanekaragaman hayati untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
“Kami juga berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi perubahan iklim dengan melaksanakan pertanian yang dapat mengurangi dampak pemanasan global, serta meningkatkan ketahanan pangan secara berkelanjutan,” tambah Siska.
Melalui kegiatan ini, APOL berharap dapat memperkuat jejaring dan kolaborasi antara petani organik, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Dengan dukungan bersama, diharapkan pertanian organik di Lampung dapat terus berkembang dan menjadi solusi untuk ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan. (Cha/Put)