Konten Media Partner

Banjir di Desa Mekar Jaya, Lampung Timur, Aktivitas Terhenti dan Air Tercemar

25 Januari 2025 19:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir menggenangi sekolah di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. | Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Banjir menggenangi sekolah di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. | Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Timur - Hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah Lampung pada Jumat (17/1) lalu menyebabkan banjir di sejumlah daerah, termasuk di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. Hingga saat ini, banjir di wilayah tersebut belum menunjukkan tanda-tanda surut. Berdasarkan video yang diterima Lampung Geh, terlihat air masih menggenangi bangunan sekolah di Desa Mekar Jaya. Gede, salah satu warga setempat, menjelaskan bahwa banjir sudah berlangsung sejak Jumat (17/1). "Debit air saat ini masih tetap, belum surut. Katanya di wilayah luar sudah surut, tapi di sini belum," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Banjir menggenangi sekolah di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. | Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Banjir menggenangi sekolah di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. | Foto: Istimewa
Gede juga menambahkan, tingginya curah hujan di wilayah lain menyebabkan volume air di Desa Mekar Jaya meningkat dan menghambat surutnya banjir. "Karena curah hujan di wilayah luar, air jadi bertambah di sini, makanya gak kunjung surut," tambahnya. Menurutnya, ketinggian air di beberapa titik mencapai 4 meter. "Banjir ini sudah terjadi hampir 10 hari. Ketinggian air di titik terdalam sekitar 4 meter, sedangkan di titik terendah sekitar 30 cm. Di jalan utama, ketinggiannya sepinggang orang dewasa," jelas Gede. Akibat banjir, seluruh aktivitas masyarakat terganggu, termasuk kegiatan belajar mengajar yang terpaksa diliburkan. "Semua aktivitas libur total. Sekolah diliburkan karena pihak sekolah khawatir terjadi sesuatu pada anak-anak, apalagi kemarin ada informasi tentang buaya yang masuk," ungkapnya. Gede juga menjelaskan bahwa banjir ini dipengaruhi oleh lokasi desa yang berdekatan dengan Sungai Way Sekampung, sekitar 5 kilometer dari permukiman. Selain itu, tanggul yang belum tersambung dan minimnya upaya normalisasi sungai turut menjadi penyebab. "Karena kami dekat Sungai Way Sekampung, dan ada tanggul yang belum tersambung. Normalisasi sungai juga perlu dilakukan untuk mencegah banjir," katanya. Banjir ini juga menyebabkan air menjadi tercemar, sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih, terutama untuk kebutuhan minum. "Airnya tercemar, jadi kami kesulitan mendapatkan air minum," ujarnya. Gede berharap pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kondisi ini. "Harapannya, semoga pemerintah memberikan perhatian khusus. Desa kami memang sering banjir setiap tahun, tapi banjir sebesar ini terakhir terjadi 8 tahun lalu," pungkasnya. (Put/Dwk)
ADVERTISEMENT