Konten Media Partner

Bina Kerukunan Umat Beragama, Itera Bangun Rumah Ibadah Multi Agama

7 April 2021 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Itera Ofyar Z Tamin saat menunjukkan desain bangunan RIMA Itera, Rabu (7/4) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Itera Ofyar Z Tamin saat menunjukkan desain bangunan RIMA Itera, Rabu (7/4) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan - Ciptakan kerukunan beragama di lingkungan kampus, Institut Teknologi Sumatera (Itera) memulai pembangunan Rumah Ibadah Multi Agama (RIMA), Rabu (7/4).
ADVERTISEMENT
Pembangunan RIMA ditandai dengan peletakan batu pertama (ground breaking) oleh Rektor Itera Ofyar Z Tamin serta Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Lampung Nuanda Naim.
Badan Pengelola Rumah Ibadah Multi Agama Itera, yakni Firda Cahya Alam menuturkan bahwasannya Rektor senantiasa menyemangati agar seluruh civitas akademika Itera menjaga kerukunan umat beragama mulai dari lingkungan kampus.
"RIMA ini sebagai wujud simbolik kerukunan umat beargama di kampus Itera. Maka, bangunan ini adalah milik bersama, semoga proses pembangunannya dapat terlaksana dengan lancar dan dapat segera digunakan bersama," tuturnya.
Ground breaking pembangunan RIMA Itera oleh Rektor Ofyar Z Tamin didampingi Kakanwil Kemenag provinsi Lampung Juanda Naim, Rabu (7/4) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Dalam pelaksanaannya, pembangunan RIMA Itera ditargetkan selesai dalam waktu 180 hari, atau harus bisa selesai di bulan Juni 2021. RIMA Itera juga diharapkan sudah siap saat penyambutan mahasiswa baru mendatang.
ADVERTISEMENT
Kakanwil Kemenag Provinsi Lampung Juanda Naim mengapresiasi apa yang telah dilaksanakan oleh kampus Itera. Dalam usianya yang masih tergolong muda, Itera telah mampu mencipta inovasi dalam berbagai bidang, termasuk di bisa keagamaan.
"Sepengetahuan saya, ini baru yang pertama kali saya temui di lingkungan kampus. Secara umur, Itera masih tergolong muda, namun inovasinya luar biasa, karena saya rasa di universitas lain belum ada yang memperhatikan tentang kerukunan antar umat beragama yang dimulai dari civitas akademika," jelasnya.
Ke depan, dengan senang hati Kemenag Provinsi Lampung bersedia terlibat dalam kegiatan keagamaan yang ada di Itera. Melalui pembina yang ada, Kemenag akan terlibat langsung dalam kegiatan pembinaan-pembinaan masing-masing pemeluk agama yang ada di Itera.
Kakanwil Kemenag provinsi Lampung Juanda Naim saat diwawancarai awak media, Rabu (7/4) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
"Harapannya, apa yang dilakukan oleh Itera dapat menjadi inspirasi bagi universitas lainya dalam pembinaan kerukunan umat beragama mulai dari lingkungan kampus. RIMA Itera merupakan simbol toleransi keurukunan umat agama, tidak ada sekat, semua bebas melaksanakan ibadah tanpa saling mengganggu. Agama adalah urusan hati dan keyakinan, maka apa yang dilaksanakan adalah apa yang diyakini dalam hati," ungkap Juanda Naim.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Rektor Itera Ofyar Z Tamin mengatakan, dalam menciptakan lulusan yang unggul, Itera tidak hanya membekali dengan kemampuan akademik atau hardskil. Namun, dalam waktu yang cukup singkat, yakni delapan semester, Itera dituntut harus mampu membekali lulusannya dengan softskill, salah satunya tentang kerukunan umat beragama sejak hidup di lingkungan kampus.
Desain bentuk bangunan Rumah Ibadah Multi Agama Itera, Rabu (7/4) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
"Lulusan Itera harus mempunyai hardskill dan softskill agar dapat beradaptasi dengan lingkungan yang terus berkembang. Salah satu program yang dilakukan Itera adalah melalui program asrama. Misal ada empat orang mahasiswa dalam satu ruang kamar, maka akan terdiri dari beda jurusan, beda asal daerah, beda golongan UKT, beda agama, beda suku, dan hal ini adalah salah satu cara melatih kehidupan kerukunan beragama," ungkap Rektor.
ADVERTISEMENT
Rektor juga menjelaskan tata letak bangunan RIMA Itera yang nantinya akan menjadi tempat berkegiatan mahasiswa dari masing-masing pemeluk agama. Ruangan atau bangunan di tengah, adalah tempat tanpa atribut keagamaan yang bisa digunakan oleh mahasiswa dari semua pemeluk agama. Sementara itu, ada enam bangunan lainnya yang akan menjadi tempat bagi mahasiswa dari enam pemeluk agama, yakni Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu, dan Konghucu.
"Dengan demikian, lulusan Itera akan memiliki keinginan dan menyadari keberagaman karena sudah dibekali sejak duduk di bangku kuliah. Lulusan Itera akan menjunjung tinggi rasa toleransi, tenggang rasa, saling menghormati dan menjaga kerukunan hidup antar umat beragama," pungkasnya. (*)