Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Blok Koleksi Tahura WAR Pesawaran, Potensi Wisata Edukasi yang Kini Terbengkalai
20 November 2020 13:25 WIB
![Memasuki kawasan blok koleksi Tahura Wan Abdul Rachman Pesawaran, Kamis (19/11) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1605853161/bxdi5xgaecczqkrpprnd.jpg)
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Pesawaran - Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR) memiliki potensi wisata edukasi yang cukup menarik dengan koleksi pohon-pohon besar, yaitu Blok Koleksi, Jumat (20/11).
ADVERTISEMENT
Blok Koleksi Tahura Wan Abdul Rachman ini berada di atas desa penyangga yakni Desa Cilimus, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran.
Sebagai informasi, penataan dan pengelolaan Tahura WAR dibagi mejadi beberapa zona atau blok, yang disesuaikan dengan keadaan dan pertimbangan pengelolaan kawasan. Pembagian blok ini tertuang dalam PermenLHK Nomor : P.76/MENLHK-SETJEN 2015 dan dilakukan Tahura WAR pada tahun 2017, berdasarkan keadaan dan rencana pengelolaan ke depan.
Tahura WAR memiliki tujuh blok pengelolaan yaitu, blok perlindungan, blok pemanfaatan, blok koleksi tumbuhan dan satwa, blok tradisional, blok rehabilitasi, blok religi budaya atau sejarah, dan blok khusus. Untuk blok koleksi di Tahura WAR memiliki luas sekitar 5 hektar. Sedangkan blok koleksi tumbuhan dan/atau satwa sendiri adalah bagian dari Tahura yang ditetapkan sebagai areal untuk koleksi tumbuhan dan/atau satwa.
ADVERTISEMENT
Konon, Blok koleksi Tahura WAR ini pernah dikelola pada masa Joop Ave sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VI pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Kabarnya, pada masanya dulu orang menyebut tempat ini dengan nama Taman Tin (Tin adalah nama istri presiden Soeharto). Di tempat tersebut masih terdapat jembatan yang sudah termakan usia, serta bekas pintu gerbang masuk yang tersisa puingnya saja.
Kepala UPTD KPHK Tahura WAR Eny Puspasari mengatakan, mengatakan blok koleksi memiliki potensi baik wisata maupun sarana edukasi. "Ini salah satu potensi di Tahura, yang dulu pernah terkelola, dan sekarang kondisinya seperti ini, terbengkalai. Jika dikelola dengan baik blok koleksi ini bisa menjadi sarana ekowisata, edukasi, penelitian dan budidaya," ujar Eni.
ADVERTISEMENT
Berbagai jenis tumbuhan kayu asli kehutanan seperti bayur, bungur, hingga tanaman agroforestri seperti lada juga ada di sini. Namun untuk rincinya, Eny mengatakan belum melakukan indentifikasi ulang flora dan satwa yang ada. "Untuk spesifikasinya belum kita identifikasi lagi, nanti kita akan libatkan Unila dan Itera untuk mengidentifikasi tumbuhan dan satwanya," jelas Eny.
Eny berharap, blok koleksi Tahura WAR dapat kembali dihidupkan sebagai sarana ekowisata. "Mudah-mudahan dapat kembali dihidupkan, dengan lokasi yang cukup strategis dan mudah diakses dari jalan utama. Terlebih lagi blok koleksi ini bisa terkoneksi dengan wisata pantai yang ada di Kabupaten Pesawaran," pungkasnya.
Proyeksi lainnya, jika dikelola dengan baik, blok koleksi ini dapat juga menjadi sarana olahraga minat khusus seperti hiking, camping, dan kegiatan lainnya yang bernuansa forest healing. (*)
ADVERTISEMENT